Manusia Piltdown

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Desember 2021 01.35 oleh Urang Kamang (bicara | kontrib) (Nofootnote, +foto)
Potret kelompok tengkorak Piltdown sedang diperiksa. Baris belakang (dari kiri): F. O. Barlow, G. Elliot Smith, Charles Dawson, Arthur Smith Woodward. Baris depan: A.S. Underwood, Arthur Keith, W. P. Pycraft, dan Ray Lankester. Perhatikan potret Charles Darwin di dinding. Lukisan oleh John Cooke, 1915.

Manusia Piltdown (Eoanthropus dawsoni) adalah sebuah penipuan yang mungkin dilakukan oleh Charles Dawson dan/atau orang-orang lainnya terhadap para paleontologis dari November 1912 hingga terbongkar pada tahun 1953.

Dawson mengeklaim bahwa dia telah menemukan sebuah tengkorak hominid di daerah penggalian Piltdown, dekat Uckfield di Sussex di Inggris, dan memberinya nama Latin seperti yang tertera di atas (artinya "Manusia Senja Dawson"). Penemuan ini dianggap oleh para palentologis Inggris sebagai suatu kunci pembukti hubungan antara kera dengan manusia, karena adanya kranium (bagian tulang yang membungkus otak) yang mirip milik manusia dan rahang berbentuk seperti rahang kera. Banyak yang meragukan penemuan ini hingga dikabarkan adanya penemuan kedua (Piltdown II) pada tahun 1915. Meskipun begitu, semakin sulit bagi para ahli untuk menemukan persamaan antara Manusia Piltdown dengan penemuan hominid (yang asli) lainnya dan Manusia Piltdown hampir bisa dikatakan telah diabaikan oleh para ahli pada sekitar akhir 1930-an. Setelah melalui tes penyerapan florin pada 1949 dan penanggalan ulang usia tanah di Piltdown, Manusia Piltdown akhirnya dinyatakan sebagai sebuah penipuan pada tanggal 21 November 1953.

Manusia Piltdown ternyata merupakan (secara harfiah) setengah-kera, setengah-manusia: ia terdiri dari tengkorak manusia zaman pertengahan, rahang bagian bawahnya berasal dari seekor orangutan dari Kalimantan (Indonesia) dan fosil giginya dari simpanse. Umurnya pun disamarkan dengan menodai tulang-tulangnya dengan larutan besi dan asam kromat.

Ada dua alasan mengapa penipuan ini bisa bertahan selama 40 tahun. Pertama, ia memuaskan keinginan orang-orang Eropa agar manusia terawal berasal dari Eurasia, dan kedua, orang Inggris juga menginginkan seorang "manusia pertama dari Inggris" setelah kabar ditemukannya manusia purba di Prancis dan Jerman (Manusia Neanderthal). Rasa cemburu inilah yang menyebabkan tengkorak dan rahang palsu tersebut disimpan dan dihindarkan dari mata publik.

Pranala luar