Sampar ruminansia kecil: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32: Baris 32:
Pada umumnya, masa inkubasi PPR adalah 4–6 hari, tetapi dapat berkisar antara 3–10 hari.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}} Untuk keperluan perdagangan, WOAH menetapkan masa inkubasi PPR selama 21 hari.<ref>{{Citation| last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia| year=2022| url=https://www.woah.org/en/what-we-do/standards/codes-and-manuals/terrestrial-code-online-access/?id=169&L=1&htmfile=chapitre_ppr.htm| title=Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus| series=Terrestrial Animal Health Code| publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)| ref={{sfnRef|WOAH Code|2022}}}}</ref>
Pada umumnya, masa inkubasi PPR adalah 4–6 hari, tetapi dapat berkisar antara 3–10 hari.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}} Untuk keperluan perdagangan, WOAH menetapkan masa inkubasi PPR selama 21 hari.<ref>{{Citation| last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia| year=2022| url=https://www.woah.org/en/what-we-do/standards/codes-and-manuals/terrestrial-code-online-access/?id=169&L=1&htmfile=chapitre_ppr.htm| title=Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus| series=Terrestrial Animal Health Code| publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)| ref={{sfnRef|WOAH Code|2022}}}}</ref>


Tanda klinis PPR bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus perakut, hewan mengalami demam tinggi dan kematian. Pada bentuk akut, hewan terinfeksi akan demam selama 3–5 hari serta mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kesadaran. Muncul cairan dari hidung dan mulut yang bersifat [[Cairan serosa|serosa]] dan lama-kelamaan menjadi [[Cairan mukopurulen|mukopurulen]]. Leleran ini dapat keluar selama dua pekan hingga menutupi hidung. Sekitar empat hari sejak demam, gusi akan menjadi [[hiperemi]] dan akan muncul erosi dangkal pada jaringan mulut yang biasanya tertutup bintik abu-abu kecil yang berbau busuk dan menjadi [[nekrosis]]. Hewan juga mengalami [[hipersalivasi]].{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}}{{sfn|Spickler|2019|p=2}}
Tanda klinis PPR bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus perakut, hewan mengalami demam tinggi dan kematian. Pada bentuk akut, hewan terinfeksi akan demam selama 3–5 hari serta mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kesadaran. Muncul cairan dari hidung dan mulut yang bersifat [[Cairan serosa|serosa]] dan lama-kelamaan menjadi [[Cairan mukopurulen|mukopurulen]]. Leleran ini dapat keluar selama dua pekan hingga menutupi hidung. Sekitar empat hari sejak demam, gusi akan menjadi [[hiperemi]] dan akan muncul erosi dangkal di bagian mulut yang biasanya tertutup bintik abu-abu kecil yang berbau busuk dan menjadi [[nekrosis]]. Hewan juga mengalami [[hipersalivasi]]. [[Pneumonia]] dapat terjadi, dan batuk, ronki pleura, serta pernapasan perut dapat teramati. Selain itu, banyak hewan juga menunjukkan Diare berat yang terkadang berbau busuk dan bercampur darah.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}}{{sfn|Spickler|2019|p=2}}

Pada kasus berat, [[tingkat serangan|tingkat morbiditas]] dapat mencapai 100% dengan [[tingkat kematian kasus]] yang tinggi. Namun, angka kesakitan dan angka kematian bisa jauh lebih rendah pada wabah yang ringan.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}}


== Penyebaran penyakit ==
== Penyebaran penyakit ==

Revisi per 30 Maret 2023 08.47

Penyakit sampar ruminansia kecil
Seekor domba dengan PPR; terdapat eksudat mukopurulen yang menyumbat lubang hidungnya.
Informasi umum
Nama lainPeste des petits ruminants, ovine rinderpest, goat plague
SpesialisasiKedokteran hewan
PenderitaDomba dan kambing
PenyebabSmall ruminant morbillivirus
Aspek klinis
Gejala dan tandaDemam, leleran mata dan hidung, stomatitis, pneumonia, dan diare

Penyakit sampar ruminansia kecil (bahasa Prancis: peste des petits ruminants; disingkat PPR) adalah penyakit menular akibat infeksi Small ruminant morbillivirus yang terutama menyerang domba dan kambing. Selain kedua hewan ini, PPR juga dilaporkan menyerang beberapa kerabat domba dan kambing yang liar, serta unta. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) memasukkan PPR dalam daftar penyakit yang kasusnya wajib dilaporkan oleh negara-negara di dunia. Bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), WOAH menargetkan penyakit ini diberantas dari muka Bumi pada tahun 2030.[1]

Tanda klinis

Pada umumnya, masa inkubasi PPR adalah 4–6 hari, tetapi dapat berkisar antara 3–10 hari.[2] Untuk keperluan perdagangan, WOAH menetapkan masa inkubasi PPR selama 21 hari.[3]

Tanda klinis PPR bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus perakut, hewan mengalami demam tinggi dan kematian. Pada bentuk akut, hewan terinfeksi akan demam selama 3–5 hari serta mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kesadaran. Muncul cairan dari hidung dan mulut yang bersifat serosa dan lama-kelamaan menjadi mukopurulen. Leleran ini dapat keluar selama dua pekan hingga menutupi hidung. Sekitar empat hari sejak demam, gusi akan menjadi hiperemi dan akan muncul erosi dangkal di bagian mulut yang biasanya tertutup bintik abu-abu kecil yang berbau busuk dan menjadi nekrosis. Hewan juga mengalami hipersalivasi. Pneumonia dapat terjadi, dan batuk, ronki pleura, serta pernapasan perut dapat teramati. Selain itu, banyak hewan juga menunjukkan Diare berat yang terkadang berbau busuk dan bercampur darah.[2][4]

Pada kasus berat, tingkat morbiditas dapat mencapai 100% dengan tingkat kematian kasus yang tinggi. Namun, angka kesakitan dan angka kematian bisa jauh lebih rendah pada wabah yang ringan.[2]

Penyebaran penyakit

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Pantai Gading pada tahun 1942 dan kini telah menyebar ke berbagai belahan Afrika dan Asia, termasuk sejumlah negara Eropa. Negara-negara Asia dan Eropa yang melaporkan kasus pertama PPR di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir yaitu Georgia dan Mongolia (2016),[5][6] Bulgaria (2018),[7] serta Thailand (2021).[8]

Referensi

  1. ^ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia. "Peste des Petits Ruminants". Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  2. ^ a b c WOAH Manual 2022, hlm. 2.
  3. ^ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2022), Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus, Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health (WOAH) 
  4. ^ Spickler 2019, hlm. 2.
  5. ^ "WAHIS: EVENT 1911". World Organization for Animal Health. 2016. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  6. ^ "WAHIS: EVENT 2025". World Organization for Animal Health. 2016. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  7. ^ "WAHIS: EVENT 2941". World Organization for Animal Health. 2018. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  8. ^ "WAHIS: EVENT 3543". World Organization for Animal Health. 2021. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 

Pranala luar