Alfonso VI dari Kastilia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Alfonso VI
Sebuah lukisan Alfonso VI abad ke-12 di Katedral Santiago de Compostela.
Kaisar Hispania
Berkuasa1077–1109
Penobatan1077
PendahuluFernando I
PenerusUrraca dan Alfonso I
Raja León
Berkuasa1065–1072
1072–1109
PendahuluFenando I
Sancho II
PenerusSancho II
Urraca
Raja Kastilia
Berkuasa1072–1109
PendahuluSancho II
PenerusUrraca
Raja Galisia dan Portugal
Berkuasa1071–1072 (rekan-pemimpin Sancho)
1072–1109
PendahuluGarcía II
Sancho II
PenerusSancho II
Urraca
Informasi pribadi
Kelahiranseb. Juni 1040
Compostela
Kematian29 Juni/1 Juli, 1109 (usia 69)
Toledo
Pemakaman
Sahagún, León, kapel San Mancio di pemakaman Santos Facundo y Primitivo
WangsaWangsa Jiménez
AyahFernando I
IbuSancha dari León
PasanganAgnés dari Aquitaine
Constance dari Bourgogne
3 lainnya...
AnakUrraca
Sancho Alfónsez
Infanta Sancha
Elvira, Ratu Sisilia
Elvira, Comtesse Toulouse
Teresa dari Portugal

Alfonso VI (seb. Juni 1040 – 29 Juni/1 Juli 1109), disebut si Pemberani (El Bravo) atau si Gagah Perkasa, merupakan seorang Raja León dari tahun 1065, Raja Kastilia dan Raja Galisia secara de facto dari tahun 1072.[1] Setelah penaklukkan Toledo pada tahun 1085 ia juga memproklamirkan victoriosissimo rege in Toleto, et in Hispania et Gallecia (raja penguasa Toledo, Spanyol dan Galisia).[2]

Keluarga[sunting | sunting sumber]

Alfonso merupakan putra kedua Fernando I dan Sancha dari León, putri Alfonso yang Mulia dan saudari Bermudo III dari León. Setelah kekalahan dan kematian Bermudo di dalam suatu pertempuran, Fernando dimahkotai sebagai Raja León dan Kastilia dan menyebut dirinya sendiri Kaisar Hispania.

Aksesi[sunting | sunting sumber]

Situasi politik di Iberia utara pada sek. tahun 1065:
  Domein Garcia II (Galisia)
  Badajoz berupeti kepada Garcia
  Seville berupeti kepada Garcia
  Domein Alfonso VI (León)
  Toledo berupeti kepada Alfonso
  Domein Sancho II (Kastilia)
  Zaragoza berupeti kepada Sancho

Ketika kerajaan dibagi setelah kematian ayahandanya, Alfonso mendapat León. Kastilia diberikan kepada kakandanya Sancho dan Galisia diberikan kepada adiknya García dan suadari-saudarinya Urraca dan Elvira masing-masing diberikan kota-kota Zamora dan Toro. Masing-masing saudara juga ditugaskan melingkupi pengaruh di antara negara-negara Taifa. Alfonso tampaknya telah mengambil langkah pertama di dalam melanggar divisi ini. Pada tahun 1068 ia menyerang klien Galisia Taifa dari Badajoz dan memeras upeti. Sebagai tanggapannya, Sancho menyerang dan mengalahkan Afonso di Llantada namun tiga tahun kemudian, pada tahun 1071, mereka bersekongkol melawan García. Sancho berbaris melewati León Alfonso untuk menaklukkan wilayah-wilayah utara García pada saat Alfonso berada di bagian selatan wilayah Galisia untuk menerbitkan piagam. García melarikan diri ke Seville, dan saudara-saudara yang tersisa kemudian bermusuhan. Pertempuran ini memuncak di dalam Pertempuran Golpejera pada awal bulan Januari 1072. Sancho menang dan Alfonso terpaksa mengungsi ke Taifa dari Toledo. Kemudian pada tahun itu ketika Sancho sedang melakukan pertahanan terakhir, mengepung adiknya Urraca di Zamora pada bulan Oktober, ia tewas terbunuh. Hal tersebut membuka jalan Alfonso untuk kembali menuntut mahkota Sancho. García yang dibujuk untuk kembali dari pengasingan, dipenjarakan oleh Alfonso seumur hidup dan menjadikannya sebagai penguasa tertinggi dari wilayah-wilayah ayahandanya yang disatukan kembali. Atas pengakuan dan perannya sebagai raja Kristen terkemuka di semenanjung, pada tahun 1077 Alfonso memproklamirkan dirinya sendiri "Kaisar Hispania".

Reputasi[sunting | sunting sumber]

Alfonso VI berperan sebagai seorang raja yang berminat tinggi di dalam hukum dan ketertiban. Ia adalah seorang pemimpin negara selama Reconquista yang dianggap oleh bangsa Arab sebagai musuh yang sangat hebat dan cerdik, tetapi juga sebagai orang yang menepati janjinya. Sebuah legenda Muslim menceritakan bagaimana ia merespons tantangan selama permainan catur yang diadakan oleh Ibn Ammar, favorit Al Mutamid, Raja Sevilla. Mereka bermain catur di atas meja yang sangat indah dan dengan satu set buah catur milik Ibn Ammar. Meja dan buah catur akan menjadi milik Alfonso jika ia menang. Jika Ibn Ammar menang, maka ia bisa mengajukan sebuah permohonan. Ibn Ammar yang memenangkan permainan catur tersebut dan meminta bahwa bangsa Kristen harus mengampuni Sevilla. Alfonso menepati janjinya.

Apapan kebenaran yang ada dibalik kisah tersebut mencerminkan suatu hubungan dan interaksi di antara umat Kristen dan Muslim selama Reconquista, Alfonso mempersonifikasikan pengaruh yang kemudian membentuk karakter dan peradaban Iberia.

Alfonso menunjukkan minat yang lebih besar dibandingkan para pendahulunya di dalam meningkatkan hubungan di antara Iberia dan seluruh Kristen di Eropa. Praktik-praktik pernikahan bangsawan Iberia yang mencari pasangan sampai ke semenanjung dan Gascogne, tetapi Alfonso memiliki istri-istri yang berasal dari Prancis dan Italia, dan mengatur pernikahan putri-putrinya dengan pangeran-pangeran Prancis dan raja-raja Italia. Pernikahan keduanya direncanakan melalui pengaruh ordo Biara Kluni, Prancis, dan Alfonso konon memperkenalkan mereka ke Iberia, membangun Sahagun untuk mereka dan memilih Kluni Prancis, Bernard, sebagai Keuskupan Agung Toledo setelah penaklukkannya pada tahun 1085. Ia juga menarik kerajaannya lebih dekat dengan kepausan, suatu langkah yang mendorong tentara perang salib Prancis membantunya menaklukkan kembali semenanjung dari kendali Muslim, dan atas keputusan Alfonso pula yang mendirikan tempat misa Romawi untuk menggantikan tempat ritus lama Santo Isidore - Ritus Mozarabik.

Tanda tangan Alfonso VI diatas piagam yang berasal dari tahun 1097.

Disisi lain ia toleran terhadap bangsa Arab yang tinggal di Iberia. Ia melindungi Muslim di antara rakyatnya dan menerbitkan koin dengan huruf Arab. Ia juga memiliki seorang gundik yang merupakan seorang Putri Muslim yang mengungsi ke negaranya Zaida dari Sevilla.[3]

Alfonso pernah mengepung Kota Zaragoza yang merupakan wilayah kekuasaan muslim Andalusia. Namun ia beserta lebih dari 60.000 pasukannya menyudahi pengepungan tersebut, saat pasukan muslim yang dipimpin oleh Yusuf bin Tasyifin dengan jumlah pasukan 30.000 orang tiba di daerah Sevilla, yakni Zallaqah. Alfonso dan pasukannya bergegas menuju tempat dimana pasukan Yusuf bin Tasyifin berada. Ia mengirim surat agar pasukan muslimin menyerah. Surat tersebut dibalas oleh Yusuf bin Tasyifin tanpa rasa takut. Yusuf menulis, “Alfonso engkau berdoa supaya bisa bertemu kami. Engkau juga berharap memiliki kapal-kapal yang dengannya engkau menyeberangi lautan dan bertemu kami. Sekarang di tempat ini Allah telah mempertemukan kita. Engkau pasti akan melihat akibat dari doamu itu”. Tidak hanya itu, Yusuf bin Tasyifin juga menawarkan tiga pilihan kepada Alfonso, yakni : 1. Masuk Islam yang akan membuatnya dilindungi dan dibela seperti Muslim lain, 2. Membayar jizyah yang tidak seberapa, atau 3. Perang. Dan Alfonso tentu saja memilih perang. Akhirnya pada 22 Oktober 1086 M meletuslah perang yang dikenal sebagai Perang Zallaqah. Dan dimenangkan oleh pasukan Muslim. Alfonso dan pasukan Kastilia yang dipimpin Alfonso akhirnya mundur.[4]

Pernikahan & Keturunan[sunting | sunting sumber]

Alfonso menikah setidaknya selama lima kali dan memiliki dua orang gundik.[5][6][7][8] Ia diduga juga dijodohkan dengan putri Raja William I dari Inggris, tetapi namanya tidak diketahui.[9]

Tulisan di batu nisan Jimena Muñoz, gundik Alfonso dan nenek moyang keturunan pertama bangsawan Portugis
  • Pada tahun 1069, Alfonso menikahi Agnés dari Aquitaine, putri Guillaume VIII dari Aquitaine dan istri keduanya Mateoda. Mereka terakhir kali muncul bersama pada bulan Mei 1077, dan kemudian Alfonso tampil sendiri. Hal ini diperkirakan bahwa istrinya telah meninggal, meskipun Orderic Vitalis menyebutkan bahwa dari 'peninggalan' Alfonso tahun 1109 Agnés menikah lagi dengan Élie I dari Maine, yang menimbulkan beberapa spekulasi bahwa Alfonso dan Agnés telah bercerai karena hubungn kekerabatan yang terlalu dekat. Tampaknya Orderic memberikan nama janda ALfonso yang salah, Beatrice. Agnés dan Alfonso tidak memiliki keturunan.
    • Rupanya di antara pernikahan pertama dan keduanya, ia berhubungan dengan Jimena Muñoz, seorang selir "bangsawan tinggi" (nobilissima) "yang berasal dari royalti" (real generacion). Ia tampaknya telah dikesampingkan, dan diberikan sebuah wilayah di Ulver pada saat pernikahan kembali Alfonso. Dengannya Alfonso memiliki dua anak haram, Elvira dan Teresa.
  • Istri keduanya yang dinikahinya pada bulan Mei 1080 adalah Constance dari Bourgogne, putri Robert I dari Bourgogne. Pernikahan ini awalnya menghadapi oposisi kepausan, tampaknya karena hubungan kekerabatannya dengan Inés terlalu dekat. Masa jabatannya sebagai permaisuri membawa pengaruh Biara Kluni terhadap kerajaan. Ia meninggal pada bulan September atau Oktober, 1093, ibunda putri sulung Alfonso Urraca,[10] dan lima anak lainnya yang lahir mati.
    • Baik sebelum atau segera setelah kematian Constance ini, Alfonso berhubungan dengan gundik keduanya, Zaida dari Sevilla, yang disebutkan oleh sumber Muslim Iberia sebagai menantu Al Mutamid, raja Muslim Sevilla. Ia melarikan diri ketika Sevilla runtuh ke kerajaan Alfonso pada tahun 1091, dan segera menjadi kekasihnya, mereka memiliki seorang putra, Sancho, yang meskipun tidak sah, tidak lahir dari hubungan perzinahan, dan karenanya lahir setelah kematian Constance. Ia akan dijadikan ahli waris ayahandanya. Beberapa sumber modern menyebutkan bahwa Zaida dibaptis dengan nama Isabel, yang identik dengan istri Alfonso kemudian, Ratu Isabel (atau bahwa ia adalah ratu kedua yang bernama Isabel yang dinikahinya pada suksesi pertama). Zaida/Isabel meninggal ketika melahirkan, tetapi tanggalnya tidak diketahui, dan tidak jelas jika anak yang dilahirkan adalah Sancho, anak haram lainnya atau seorang putri yang tidak sah bernama Elvira (jika Zaida identik dengan Ratu Isabel).
  • Pada bulan April 1095, Alfonso menikahi Bertha. Para penulis sejarah menyebutkan ia berasal dari Toskana, Lombardia, atau dan ada juga yang menyebutkan bahwa ia berasal dari Prancis. Beberapa teori telah diajukan mengenai asal-asulnya. Berdasarkan pertimbangan politik, usulan-usulan membuat putrinya Guillaume I dari Bourgogne atau Amedeo II dari Savoia. Ia tidak memiliki keturunan dan meninggal pada akhir tahun 1099 (Alfonso pertama kali muncul tanpanya pada pertengahan bulan Januari 1100).
  • Beberapa bulan kemudian, pada bulan Mei 1100, Alfonso menikah lagi dengan Isabel, mereka memiliki dua orang putri, Sancha, (istri Rodrigo González de Lara), dan Elvira, (yang menikah dengan Roger II dari Sisilia). Sebuah prasasti di makam non-kontemporer menyatakan ia adalah putri dari "raja Louis dari Prancis", tetapi hal ini tidak mungkin secara kronologis. Dispekulasikan bahwa ia berasal dari Bourgogne, tetapi yang lainnya menyimpulkan bahwa Alfonso menikahi gundiknya, Zaida, yang telah dibaptis sebagai Isabel. (Di dalam sebuah novel, Reilly menyebutkan ada dua orang ratu yang bernama Isabel: pertama-tama Isabel (Bourgogne) Prancis, ibunda Sancha dan Elvira, dengan Alfonso hanya menikahi gundiknya Zaida (Isabel) kemudian, setelah kematian atau perceraian dari Isabel yang pertama). Alfonso sekali lagi menduda pada pertengahan tahun 1107.
  • Pada bulan Mei 1108, Alfonso menikah untuk yang terakhir kalinya dengan, Beatrice. Sebagai janda Alfonso, ia disebutkan kembali ke Prancis, tetapi tidak diketahui asal usulnya selain ia merupakan seorang wanita Orderic yang bernama "Agnes, putri Guillaume, Adipati Poitou", yang terdapat di randa Alfonso, (Agnetem, filiam Guillelmi, Pictavorum ducis, relictam Hildefonsi senioris, Galliciae regis), menikah lagi dengan Élie dari Maine. Jika hal tersebut benar, ia kemungkinan adalah putri Guillaume IX dari Aquitaine dan keponakan istri pertama Alfonso. Beatrice tidak memiliki keturunan dengan Alfonso.
Seorang wanita lainnya disinggung oleh sumber-sumber kemudian sebagai kekasih Alfonso. Sejarawan Abu Bakr Ibn al Sayraff menulis sebelum 1161, menyatakan bahwa Alfonso mengabaikan Kristen untuk Zoroastrianisme dan memiliki hubungan cinta dengan saudarinya Urraca, tetapi kemudian bertobat dan diampuni, berziarah ke tempat-tempat suci sebagai penebusan dosa. Hal ini telah diikuti oleh beberapa sejarawan kemudian namun yang lain menganggapnya sebagai propaganda atau kesalahpahaman.

Alfonso dikalahkan pada tanggal 23 Oktober 1086 pada pertempuran Sagrajas, di tangan Yusuf ibn Tashfin, dan Abbad III al-Mu'tamid, dan mengalami cedera berat di kakinya. Namun ia pulih dan melanjutkan sebagai raja León dan Kastilia.[11]

Ahli waris Alfonso yang ditunjuk, putranya Sancho, dibunuh setelah dikepung di Pertempuran Uclés pada tahun 1108, menjadikan putri sulung Alfonso yang sah, janda Urraca sebagai ahli warisnya.[12] Di dalam rangka untuk memperkuat posisinya sebagai ahli warisnya, Alfonso memulai beberapa negosiasi untuk menikahkannya dengan sepupu keduanya, Alfonso I, tetapi ia meninggal sebelum pernikahan itu dapat dilangsungkan.

Silsilah[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Rege domno Adefonso, qui regebat Castella et Legione et tota Gallecia", Serrano, Luciano (1910). Becerro gótico de Cardeña (PDF). Valladolid: Cuesta. hlm. 18. 
  2. ^ Heráldica general y fuentes de las armas de España. (Spanyol)
  3. ^ Bernard F. Reilly, The Contest of Christian and Muslim Spain, 1031–1157, (Blackwell, 1995), 92.
  4. ^ Ahmmu Intisharat Al Muslim fi Ramadhan karya DR Iyadh Qunaibi. Juga Ditulis ulang oleh https://instagram.com/utsmaniyyahmedia?igshid=tajp7c4sun6j
  5. ^ José Maria Canal Sánchez-Pagín, "Jimena Muñoz, Amiga de Alfonso VI", Anuario de Estudios Medievales, 21:11–40 (1991).
  6. ^ Bernard F. Reilly, The Kingdom of León-Castilla under King Alfonso VI, 1065–1109 (Princeton University Press, 1988)
  7. ^ Jaime de Salazar y Acha, "Contribución al estudio del reinado de Alfonso VI de Castilla: algunas aclaraciones sobre su política matrimonial." Anales de la Real Academia Matritense de Heráldica y Genealogía, 2:299-336 (1992–1993).
  8. ^ Clemente Palencia, "Historia y Legendas de las Mujeres de Alfonso VI", in Estudios Sobre Alfonso VI y la Reconquista de Toledo, 281–90 (1988)
  9. ^ Douglas, David C. (1964) William the Conqueror: The Norman Impact upon England, Eyre & Spottiswood, London, pp. 393-395
  10. ^ Bernard F. Reilly, The Contest of Christian and Muslim Spain, 1031-1157, 92.
  11. ^ Bernard F. Reilly, The Contest of Christian and Muslim Spain, 1031-1157, 89.
  12. ^ Bernard F. Reilly, The Contest of Christian and Muslim Spain, 1031-1157, 97.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • This entry incorporates public domain text originally from the 1911 Encyclopædia Britannica.
  • The Kingdom of León-Castilla under King Alfonso VI, 1065-1109, by Bernard F. Reilly (Princeton University Press, 1988): full text online at LIBRO.
  • Portugal, A Country Study, by Louis R. Mortimer, ed. Washington, D.C.: Library of Congress, 1993.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Alfonso VI dari Kastilia
Lahir: seb. Juni 1040 Meninggal: Juni 29/1 Juli 1109
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Fernando I
Raja León
1065–1072
Diteruskan oleh:
Sancho II
Didahului oleh:
García II
Raja Galicia
1071–1072
bersama dengan Sancho II
Didahului oleh:
Sancho II
Raja León,
Raja Kastilia dan Raja Galisia

1072–1109
Diteruskan oleh:
Urraca
Didahului oleh:
Al-Qadir
Raja Toledo
1085–1109
Lowong
Terakhir dijabat oleh
Fernando I
Kaisar Hispania
1077–1109
Diteruskan oleh:
Urraca dan Alfonso I

Templat:Daftar Raja León Templat:Daftar Penguasa Kastilia