Asy-Syekh Saad

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Asy-Syekh Saad
الشيخ سعد
Desa
Gambar desa asy-Syekh Saad tahun 1886
Gambar desa asy-Syekh Saad tahun 1886
Grid position247/249 PAL
Negara Suriah
KegubernuranKegubernuran Daraa
DistrikDistrik Izra
NahiyahNawa
Populasi
 (Sensus 2004)[1]
 • Total3.373
Zona waktuUTC+2 (Waktu Eropa Timur)
 • Musim panas (DST)UTC+3 (Waktu Musim Panas Eropa Timur)

Asy-Syekh Saad (bahasa Arab: الشيخ سعد ash-Syekh Saʿad; juga Diromanisasi Sheikh Saad), secara historis juga disebut Karnaim dan Dair Ayyub ("Biara Ayub"), adalah sebuah desa di Suriah selatan, secara administratif bagian dari Kegubernuran Daraa, yang terletak di barat laut Daraa, perbatasan Yordania-Suriah. Daerah terdekat termasuk Nawa, Jasim dan al-Harrah di utara, Izra dan asy-Syekh Maskin di timur, Tafas dan Da'el di tenggara, dan Adwan dan Tasil di barat dan Jalin di barat daya. Menurut Biro Pusat Statistik Suriah, asy-Syekh Saad memiliki populasi 3.373 pada sensus 2004.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Zaman Perunggu[sunting | sunting sumber]

Sebuah prasasti di Mesir dibuat untuk memperingati kampanye Firaun Ramses II, secara lokal dihormati di sebuah masjid sebagai "Batu Ayub".[2][3][4] Monolit basal berukuran 7 kali 4 kaki (2.1 m × 1.2 m) terbelah oleh retakan horizontal.[5]

Zaman Besi[sunting | sunting sumber]

Awalnya kota ini dikenal sebagai Karnaim.[6] Selama pemerintahan bangsa Aram dan bangsa Asyur, dan kota Ashteroth yang berdekatan kehilangan keunggulannya, Karnaim menganeksasi namanya menjadi ibu kota tanah Basan dengan nama Ashteroth-Karnaim.[6]

Periode Helenistik[sunting | sunting sumber]

Selama periode Helenistik, kota ini disebut sebagai Karnein,[6] yaitu sebuah tempat yang dianggap suci oleh penduduk setempat. Pada zaman Yudas Makabe (sekitar 165 SM) melakukan ekspedisi militer melawan wilayah tersebut dan daerah suci tersebut dibakar habis.[7]

Periode Romawi Akhir-Bizantium Awal[sunting | sunting sumber]

Periode ini disebutkan oleh beberapa cendekiawan dan peziarah Kristen, termasuk Eusebius, Egeria dan Hieronimus sebagai kota Ayub.[8]

Periode Perang Salib/Dinasti Ayyubiyah[sunting | sunting sumber]

Selama Perang Salib, kota ini adalah bagian dari Kepangeranan Galilea. Pada tahun 1129 kota ini diserahkan oleh William I dari Bures sebagai Pangeran Galilea, ke Makam Bunda Maria dari Lembah Yosafat.[9] Pemindahan ini dicatat dalam dokumen Baudouin II pada tahun 1130 dan Paus Anastasius IV pada tahun 1154. Pada Juni 1187, sebelum Pertempuran Hittin, Salahuddin Ayyubi memilih untuk mengumpulkan pasukan di kota sebelum memulai kampanyenya.

Desa ini dikunjungi oleh ahli geografi Suriah Yaqut al-Hamawi pada awal abad ke-13, selama pemerintahan Ayyubiyah. Pada saat itu, desa ini dinamakan Dair Ayyub ("biara Ayub"). Dia mencatat bahwa desa itu adalah sebuah desa "dari Hauran, di Provinsi Damaskus. Di sinilah Ayub tinggal dan Allah mengujinya. Ternyata di sana ada mata air dikarenakan Ayub memukul dengan kakinya lalu air pun menyembur keluar. Makam Ayub juga berada di sini.[10]

Periode Utsmaniyah[sunting | sunting sumber]

Kota ini kemudian dikenal dengan nama seorang pria Muslim bernama Syekh Saad. Menurut tradisi, Syekh Saad adalah penduduk asli asal Sudan yang membawa banyak budak Afrika untuk bekerja di kota. Syekh Saad kemudian mendirikan "biara" Muslim untuk budak kulit hitam dan kemudian memberi mereka kemerdekaan.[5] Persaingan telah terjadi antara fellahin lokal yang menganggap Ayub sebagai pelindung kota mereka dan keturunan budak Afrika menganggap Syekh Saad adalah penyelamat mereka. Orang Afrika juga menetap di Jalin.

Di bawah Suriah Utsmaniyah, kota ini menjadi ibu kota Hauran Sanjak untuk beberapa waktu dan juga sebagai kediaman gubernur setempat atau biasa disebut Mutasarrıf.[11] Pada tahun 1596 asy-Syekh Saad muncul dalam daftar pajak Utsmaniyah sebagai Sayh Sa'd, berada di nahiya Jawlan Sarqi di Qada Hauran. Tempat tersebut memiliki populasi 3 rumah tangga dan 1 belum menikah dan semuanya Muslim. Penduduk desa membayar tarif pajak tetap sebesar 25% untuk terigu, jali, tanaman musim panas dan beras dengan total 2.100 akçe.[12]

Gottlieb Schumacher mensurvei kota tersebut pada tahun 1884 dan mencatat bahwa kota tersebut adalah "tempat yang tampak menyedihkan, berisi sekitar 60 gubuk yang dibangun dari batu dan lumpur dan banyak dari mereka yang sekarang jatuh ke dalam kehancuran. Kota tersebut memiliki populasi sekitar 220 jiwa secara keseluruhan termasuk orang kulit hitam."[5] Dalam upaya untuk membawa Hauran di bawah sentralisasi lebih lanjut, pada tahun 1892 pemerintah Utsmaniyah Damaskus mendesak penyelesaian pendaftaran tanah di asy-Syekh Sa'ad — yang juga masih ibu kota regional — serta kota-kota besar lainnya di daerah tersebut.[13]

Pada tahun 1918, menjelang akhir Pemberontakan Arab selama Perang Dunia I, Asy-Syekh Saad ditangkap oleh Tentara Sharifian yang dipimpin oleh T. E. Lawrence. Kota tersebut berfungsi sebagai titik peluncuran mereka untuk pertempuran berikutnya di Tafas, di mana orang-orang Arab mengalahkan tentara Utsmaniyah.[14]

Asosiasi dengan Ayub[sunting | sunting sumber]

Rumah dan makam Ayub[sunting | sunting sumber]

Kota ini dikaitkan dengan Ayub setidaknya sejak abad ke-4 M. Karnein disebutkan dalam Onomasticon Eusebius sebagai kota Bashan yang dikatakan sebagai lokasi rumah Ayub. Egeria sang peziarah menceritakan bahwa sebuah gereja dibangun di atas tempat itu pada bulan Maret atau Februari 384 M, dan bahwa tempat itu dikenal sebagai "kota Ayub", atau "civitas Ayub." Menurut catatan Egeria, tubuh Ayub dibaringkan di peti mati batu di bawah altar.[8]

"Tempat Mandi Ayub"[sunting | sunting sumber]

Menurut tradisi, Hammam Ayyub adalah air sebuah mancur di kota tempat Ayub menyucikan dirinya ketika menderita kusta dan konon memiliki kekuatan penyembuhan.[5]

"Batu Ayub"[sunting | sunting sumber]

Artefak suci lainnya di kota ini adalah "Batu Ayub," yang dikenal dalam cerita rakyat setempat sebagai tempat ia duduk ketika menderita penyakit dan ditempatkan di dalam masjid yang didedikasikan untuk Nabi Ayub.[5] Batu ini telah diidentifikasi sebagai prasasti Mesir yang didedikasikan untuk Ramses II.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b General Census of Population and Housing 2004. Syria Central Bureau of Statistics (CBS). Daraa Governorate. (dalam bahasa Arab)
  2. ^ Deutscher Verein zur Erforschung Palästinas (1878). Zeitschrift des Deutschen Palästina-Vereins. Getty Research Institute. Leipzig, O. Harrassowitz [etc.] 
  3. ^ Hanauer, J. E. (James Edward); Pickthall, Marmaduke William (1907). Folk-lore of the Holy Land. Moslem, Christian and Jewish. Harvard University. London, Duckworth & co. 
  4. ^ Deutscher Verein zur Erforschung Palästinas (1878). Zeitschrift des Deutschen Palästina-Vereins. Getty Research Institute. Leipzig, O. Harrassowitz [etc.] 
  5. ^ a b c d e Schumacher, Gottlieb; Oliphant, Laurence; Le Strange, G. (Guy) (1889). Across the Jordan; being an exploration and survey of part of Hauran and Jaulan; (dalam bahasa Inggris). Robarts - University of Toronto. London, Watt. 
  6. ^ a b c Negev; Gibson, 2005, p. 277.
  7. ^ Josephus, Jewish Antiquities, xii.viii.§4
  8. ^ a b Pringle, Denys (1993). The Churches of the Crusader Kingdom of Jerusalem: A Corpus: Volume 2, L-Z (excluding Tyre) (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-39037-8. 
  9. ^ Röhricht, 1893, RHH, hlm. 32-33 No. 131; dikutip di Pringle, 1998, hlm. 239
  10. ^ Le Strange, G. (Guy) (1890). Palestine under the Moslems; a description of Syria and the Holy Land from A.D. 650 to 1500. Translated from the works of the mediaeval Arab geographers (dalam bahasa Inggris). Robarts - University of Toronto. London A.P. Watt. 
  11. ^ Schumacher, 2010, p. 10.
  12. ^ Hütteroth and Abdulfattah, 1977, hlm. 198
  13. ^ Rogan, Eugene L. (2002-04-11). Frontiers of the State in the Late Ottoman Empire: Transjordan, 1850-1921 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-89223-0. 
  14. ^ Schneider, 2011, hlm. 294.