Autoionisasi molekuler

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Autoionisasi molekuler (atau ionisasi mandiri) adalah reaksi antara molekul zat yang sama untuk menghasilkan ion. Jika cairan murni terdisosiasi parsial menjadi ion, ia disebut mengalamai ionisasi mandiri (self-ionizing).[1]:163 Bilangan oksidasi pada semua atom dalam reaksi semacam ini tetap tidak berubah. Autoionisasi semacam ini dapat bersifat protik (transfer H+), atau non-protik. Beberapa contohnya sebagai berikut:

Contoh[sunting | sunting sumber]

Pelarut protik[sunting | sunting sumber]

Pelarut protik sering mengalami autoionisasi

2 H2O is in equilibrium with H3O+ + OH Ionisasi mandiri air merupakan yang telah dipelajari dengan baik, karena implikasinya pada kimia asam-basa larutan berair.
3 HF is in equilibrium with H2F+ + HF2[1]:221 Di sini, transfer proton antara dua HF bergabung dengan homoasosiasiF dan HF ketiga membentuk HF2.

Pelarut non-protik[sunting | sunting sumber]

2 PF5 is in equilibrium with PF6 + PF+4
2 N2O4 is in equilibrium with NO+ + NO3[1]:217
2 BrF3 is in equilibrium with BrF+2 + BrF4[1]:224

Kimia koordinasi[sunting | sunting sumber]

Autoionisasi tidak terbatas pada cairan atau padatan sederhana. Larutan kompleks logam menunjukkan sifat ini juga. Misalnya, senyawa dari jenis FeX2(terpiridin) adalah tidak stabil terhadap autoionisasi [Fe(terpiridin)2]2+[FeX4]2−.[2]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Housecroft C.E.; Sharpe A.G. (2005). Inorganic Chemistry (edisi ke-2nd). Pearson. ISBN 0130-39913-2. 
  2. ^ Kamata, K.; Suzuki, A.; Nakai, Y.; Nakazawa, H., "Catalytic Hydrosilylation of Alkenes by Iron Complexes Containing Terpyridine Derivatives as Ancillary Ligands", Organometallics 2012, 31, 3825-3828. doi:10.1021/om300279t