Bahasa di Asia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa di Asia

Bahasa di Asia memiliki beberapa keragaman. Bahasa yang saat ini dipergunakan di seluruh daratan Asia, berasal dari rumpun bahasa yang berbeda dan beberapa isolat yang tidak berhubungan satu sama lain. Rumpun bahasa yang paling utama antara lain Austroasiatik, Austronesia, Kaukasia, Dravida, Indo-Eropa, Afroasiatik, Turki, Sino-Tibet, dan Kra–Dai. Sebagian besar dari keseluruhan rumpun bahasa ini, tetapi tidak seluruhnya, memiliki sejarah panjang sebagai bahasa tertulis.

Rumpun bahasa[sunting | sunting sumber]

Penyebaran etnolinguistik di Asia Tengah/Barat Daya dari famili Altai, Kaukasia, Afroasiatik (Hamito-Semit) dan Indo-Eropa .

Rumpun utama bahasa di Asia bila dilihat dari jumlah penggunanya ada pada bahasa Indo-Eropa, Indo-Arya, dan bahasa Dravida di Asia Selatan serta Sino-Tibet di Asia Timur. Adapun beberapa rumpun bahasa lain dominan secara regional.

Sino-Tibet[sunting | sunting sumber]

Rumpun Sino-Tibet merupakan bahasa-bahasa termasuk di dalamnya bahasa Tionghoa, Tibet, Burma, Karen, Boro. Selain itu masih banyak bahasa lain di dataran tinggi Tibet, Cina bagian selatan, Burma, dan timur laut India.

Indo-Eropa[sunting | sunting sumber]

Bahasa Indo-Eropa utamanya diwakili oleh cabang bahasa Indo-Iran . Rumpun bahasa ini termasuk kedua bahasa yang sering digunakan India (termasuk bahasa Hindi, Urdu, Bengali, Odia, Assam, Punjabi, Sindhi, Kashmiri, Marathi, Gujarati, Sinhala dan bahasa lain yang digunakan utamanya di wilayah Asia Selatan) dan Iran (bahasa Persia, Kurdi, Pashto, Balochi dan bahasa lainnya dipakai utamanya di negara wilayah Anatolia, Mesopotamia, Asia Tengah, Kaukasus dan sebagian wilayah Asia Selatan). Selain itu, cabang bahasa Indo-Eropa lainnya yang dipakai di Asia termasuk cabang Slavia, yang meliputi bahasa Rusia di Siberia ; Yunani di wilayah Laut Hitam ; dan Armenia ; serta bahasa yang telah punah seperti Het dari Anatolia dan Tocharian dari (Cina) Turkestan.

Rumpun Altai[sunting | sunting sumber]

Beberapa rumpun bahasa yang lebih sedikit, tetapi cukup penting dan telah dibedakan secara tersendiri dimasukkan ke rumpun bahasa Altai. Bahasa ini memiliki lokasi penyebaran di wilayah Asia tengah dan utara dan telah lama dihubungkan dalam rumpun Altai secara hipotetis, kontroversial, dan tidak dapat dibuktikan. Bahasa ini termasuk bahasa Turki, Mongolic, Tungus (termasuk Manchu ), Koreanik, dan bahasa Japonik. Akan tetapi belakangan ini, rumpun dianggap juga sebagai Sprachbund oleh mayoritas ahli.

Mon–Khmer[sunting | sunting sumber]

Mon–Khmer (juga diakui sebagai bahasa Austroasiatik) merupakan salah satu rumpun bahasa di Asia Selatan dan Tenggara. Dua bahasa yang telah diberi status sebagai bahasa Mon-Khmer ini adalah bahasa Vietnam dan Khmer (Kamboja).

Kra–Dai[sunting | sunting sumber]

Bahasa Kra–Dai (juga diakui sebagai Tai-Kadai) saat ini menyebar di wilayah Cina bagian selatan, timur laut India, dan Asia Tenggara. Bahasa Thai (Siam) dan Lao merupakan bahasa Kra-Dai yang telah diberi status sebagai bahasa resmi.

Austronesia[sunting | sunting sumber]

Bahasa Austronesia ini tersebar luas di keseluruhan wilayah Asia Tenggara Maritim, termasuk bahasa yang paling utama seperti bahasa Fiji, Bikol, Cebu, Tagalog ( Filipina. Bahasa Jawa, Sunda, dan Madura di negara Indonesia juga termasuk dalam rumpun bahasa ini.

Dravida[sunting | sunting sumber]

Bahasa Dravida di wilayah Asia bagian selatan (India) dan sebagian Sri Lanka di antaranya Tamil, Kannada, Telugu, dan Malayalam. Bahasa Gondi merupakan salah satu bahasa Dravida yang lebih jarang digunakan, yakni di wilayah India bagian tengah. Selain itu terdapat pula bahasa Brahui yang merupakan cabang rumpun Dravida di Pakistan.

Afro-Asia[sunting | sunting sumber]

Bahasa Afroasiatik (dalam temuan yang lebih tua disebut sebagai Hamito-Semit) di Asia diwakili oleh bahasa Semit. Bahasa Semit ini digunakan di wilayah Asia Barat, dan termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab, Ibrani dan Aram, selain bahasa yang telah punah seperti bahasa Akkadia .

Siberia[sunting | sunting sumber]

Di samping rumpun bahasa Altai yang telah disebutkan di atas (yang mana Tungusik telah masuk ke dalam rumpun kecil Siberia), terdapat beberapa rumpun bahasa kecil dan terisolasi yang dipakai di wilayah Asia bagian utara. Bahasa ini termasuk bahasa Ural di Siberia barat (lebih dikenal sebagai bahasa Hungaria dan Finlandia di Eropa), bahasa Yeniseian ( dihubungkan dengan bahasa Turki dan bahasa Athabaskan di Amerika Utara), Yukaghir, Nivkh dari Sakhalin, Ainu di Jepang utara, Chukotko-Kamchatkan di Siberia ujung timur, dan—hanya sedikit— bahasa Eskimo–Aleut . Beberapa ahli bahasa telah membuat catatan bahwa bahasa Korea memiliki lebih banyak kesamaan dengan bahasa Paleosiberia dibandingkan dengan bahasa Altai . Bahasa Ruan-ruan dari wilayah Mongolia yang telah punah tidak diklasifikasikan lagi. Bahasa ini tidak menunjukkan hubungan genetik dengan rumpun bahasa lain yang diketahui.

Kaukasia[sunting | sunting sumber]

Rumpun kecil bahasa ini digunakan pada tiga bahasa : Bahasa Kartvelian, misalnya bahasa Georgia ; Kaukasia Timur Laut (bahasa Dagestan), misalnya Chechnya ; dan Kaukasia Barat Laut, misalnya Sirkasia . Dua bahasa yang terakhir disebutkan ini masih memiliki kemungkinan hubungan bahasa. Bahasa Hurro-Urartian yang telah punah mungkin juga memiliki hubungan dengan keduanya.

Rumpun bahasa kecil Asia Selatan[sunting | sunting sumber]

Walaupun bahasa di Asia didominasi oleh rumpun bahasa tertentu, terdapat beberapa rumpun bahasa kecil dan terisolasi di Asia Selatan & Asia Tenggara. Bahasa ini diurutkan dari barat ke timur:

  • bahasa yang punah dari Hilal Subur misalnya Sumeria dan Elamite
  • bahasa yang punah di Asia Selatan: bahasa Harappa yang tidak terklasifikasi
  • rumpun bahasa kecil dan terisolasi dari subbenua India : Burushaski, Kusunda, dan Nihali . Bahasa Wedda di Sri Lanka kemungkinan merupakan bahasa terisolasi yang sudah tercampur dengan bahasa Sinhala .
  • dua rumpun bahasa Andaman: Andaman Besar dan Ongan ; Suku Sentinel belum ada dokumentasi hingga saat ini, oleh karenanya tidak diklasifikasikan.
  • bahasa yang tidak diklasifikasikan di Asia Tenggara: Kenaboi.
  • Bahasa terisolat dan rumpun bahasa independen di Arunachal : Digaro, Hruso (termasuk bahasa Miji [1] ), Midzu, Puroik, Siangik, dan Kho-Bwa
  • Hmong–Mien (Miao–Yao) menyebar di Asia Tenggara dan Tiongkok selatan
  • beberapa rumpun "Papua": bahasa Halmahera, Timor Timur, dan Tambora dari Sumbawa yang telah punah. Banyak rumpun bahasa tambahan yang diucapkan di pulau Papua di wilayah Indonesia, tetapi bahasa ini berada di luar dari cakupan bahasa-bahasa Asia.

Kreol dan pidgin[sunting | sunting sumber]

Bahasa eponim pidgin ("bisnis") berkembang seiring dengan berlanjutnya akses jual-beli Eropa di Cina. Dari sekian banyak bahasa kreol yang berkembang di dunia, bahasa terbanyak yang digunakan saat ini adalah bahasa Chavacano, kreol berbasis Spanyol dari Filipina.

Bahasa isyarat[sunting | sunting sumber]

Beberapa bahasa isyarat juga digunakan di seluruh wilayah Asia. Bahasa ini termasuk rumpun bahasa isyarat Jepang, bahasa isyarat Cina, bahasa isyarat Indo-Pakistan, serta sejumlah kecil bahasa isyarat asli di negara-negara seperti Nepal, Thailand, dan Vietnam . Kebanyakan bahasa isyarat resmi ini adalah bagian dari rumpun bahasa isyarat Prancis .

Bahasa resmi[sunting | sunting sumber]

Benua Asia dan Eropa adalah benua di mana mayoritas negara di dalamnya menggunakan bahasa asli sebagai bahasa resmi mereka, meskipun bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa internasional.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

  • Pendidikan di Asia
  • Bahasa Asia
  • Bahasa Asia Timur
  • Bahasa Asia Selatan
  • Daftar bahasa yang telah punah di Asia

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Blench, Roger. 2015. The Mijiic languages: distribution, dialects, wordlist and classification. m.s.