Cincin planet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bulan Prometheus dan Pandora 'menggembala' Cincin F Saturn.

Cincin planet adalah cincin yang terdiri dari debu kosmik dan partikel kecil lain yang mengorbit suatu planet dalam daerah berbentuk piringan pipih. Cincin planet yang paling spektakuler adalah yang ada di sekitar planet Saturnus, tetapi tiga raksasa gas lain dalam tata surya (Jupiter, Uranus dan Neptunus) memiliki sistem cincin mereka sendiri.

Laporan terbaru[1][2][3] menyarankan bahwa bulan Saturnus Rhea mungkin mempunyai cincinnya sendiri yang tipis, yang menjadikannya satu-satunya bulan yang diketahui memiliki sistem cincin.

Ringkasan[sunting | sunting sumber]

Ada tiga cara terbentuknya cincin-cincin planet (cincin-cincin di sekitar planet) yang telah diajukan: dari material piringan protoplanet yang tadinya berada di dalam batas Roche planet itu dan oleh karenanya tidak mengelompok untuk membentuk bulan; dari reruntuhan bulan yang hancur oleh tabrakan besar; atau dari pecahan-pecahan bulan yang hancur akibat tekanan pasang-surut saat ia lewat di dalam batas Roche planet itu. Kebanyakan cincin diperkirakan tidak stabil dan hilang terhambur dalam hitungan ratusan juta tahun, tetapi tampaknya cincin-cincn Saturnus mungkin cukup tua, berasal dari masa permulaan Tata Surya.[4]

Komposisi partikel cincin beragam; mungkin silikatatau debu es. Batu-batu besar mungkin juga ada, pada tahun 2007 efek pasang-surut dari delapan 'bulan kecil' hanya yang ukurannya beberapa ratus meter yang terdeteksi dalam cincin Saturnus.

Beberapa cincin memiliki "bulan-bulan" gembala, bulan-bulan kecil yang mengorbit dekat tepi luar cincin itu atau dalam celah pada cincin itu. Gravitasi bulan gembala fungsinya menjaga bentuk yang tajam dari cincin itu; material yang berpindah lebih dekat ke orbit bulan gembala itu bisa terlempar balik ke cincin itu, keluar dari sistem, dan bisa pula terkumpul ke bulan itu sendiri.

Beberapa bulan kecil Jupiter terdalam, yaitu Metis dan Adrastea, berada dalam sistem cincin Jupiter sekaligus dalam batas Roche Jupiter.[5] Mungkin bahwa cincin-cincin ini terdiri atas material yang tertarik dari dua bulan ini oleh gaya pasang-surut Jupiter, mungkin difasilitasi oleh tubrukan material cincin pada permukaan mereka.

Cincin neptunus sangat tidak biasa karena pertama mereka tampaknya terdiri atas busur-busur (lingkaran) yang tidak penuh dilihat dari pengamatan di Bumi, tetapi gambar-gambar Voyager 2 menunjukkan mereka merupakan cincin sempurna dengan bongkahan-bongkahan yang terang.[6] Dianggap[7] bahwa pengaruh gravitasi bulan penggembala Galatea dan mungkin bulan-bulan penggembala lain yang belum ditemukan bertanggungjawab atas adanya bongkahan ini.

Pluto tidak diketahui memiliki sistem cincin. Namun, beberapa astronom bepikir bahwa wahana New Horizons mungkin akan menemukan sistem cincin saat ia mengunjungi Pluto tahun 2015.[8]

Juga diprediksikan bahwa Fobos, bulannya Mars, akan pecah dan membentuk cincin planet dalam sekitar 50 juta tahun karena orbitnya yang rendah.[9][10]

Setelah tabrakan dengan Theia dan sebelum pengumpulan menjadi Bulan, diperkirakan dulu Bumi punya sistem cincin.

Perbandingan visual[sunting | sunting sumber]

Gambar Galileo dari cincin utama Jupiter.
Mosaik Cassini dari cincin-cincin Saturnus.
Gambar Voyager 2 dari cincin Uranus.
Sepasang gambar Voyager 2 dari cincin Neptunus.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ http://www.nasa.gov/mission_pages/cassini/media/rhea20080306.html NASA - Saturn's Moon Rhea Also May Have Rings
  2. ^ Jones, G. H. (2008-03-07). "The Dust Halo of Saturn's Largest Icy Moon, Rhea". Science. AAAS. 319 (5868): 1380–1384. doi:10.1126/science.1151524. PMID 18323452. 
  3. ^ Lakdawalla, E. (2008-03-06). "A Ringed Moon of Saturn? Cassini Discovers Possible Rings at Rhea". The Planetary Society web site. Planetary Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-10. Diakses tanggal 2008-03-09.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  4. ^ "Saturn's Rings May Be Old Timers". NASA (News Release 2007-149). December 12, 2007. Diakses tanggal 2008-04-11. 
  5. ^ Gunter Faure, Teresa M. Mensing (2007). Introduction to Planetary Science: The Geological Perspective. Springer. ISBN 978-1402052330. 
  6. ^ Miner, Ellis D., Wessen, Randii R., Cuzzi, Jeffrey N. (2007). "Present knowledge of the Neptune ring system". Planetary Ring System. Springer Praxis Books. ISBN 978-0-387-34177-4. 
  7. ^ Salo, Heikki (1998). "Neptune's Partial Rings: Action of Galatea on Self-Gravitating Arc Particles". Science. 282: 1102–1104. doi:10.1126/science.282.5391.1102. PMID 9804544. 
  8. ^ Steffl, Andrew J. "First Constraints on Rings in the Pluto System". astro-ph/0608036. 
  9. ^ Holsapple, K. A. (2001). "Equilibrium Configurations of Solid Cohesionless Bodies". Icarus. 154 (2): 432–448. doi:10.1006/icar.2001.6683. Diakses tanggal 2007-12-13. 
  10. ^ Gürtler, J. & Dorschner, J: "Das Sonnensystem", Barth (1993), ISBN 3-335-00281-4

Pranala luar[sunting | sunting sumber]