Citilink

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Citilink Indonesia
IATA ICAO Kode panggil
QG CTV SUPERGREEN
Didirikan6 Januari 2001
Mulai beroperasi16 Juli 2009
Penghubung
Penghubung sekunder
Program penumpang setiaSupergreen GarudaMiles
Lounge bandaraCitilink Lounge[1]
Armada58
Tujuan51[2]
Perusahaan indukGaruda Indonesia (98,65%)
Aerowisata (1,35%)
Kantor pusatKompleks Garuda City Centre
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Kota Tangerang, Banten
Tokoh utamaDewa Kadek Rai[3]
(Direktur Utama)
Prasetio[4]
(Komisaris Utama)
PendapatanKenaikan US$ 433,100 juta (2021)[5]
Laba operasiPenurunan US$ -348,191 juta (2022)[5]
Laba bersihPenurunan US$ -356,302 juta (2021)[5]
Total asetPenurunan US$ 2,116 milyar (2021)[5]
Total ekuitasPenurunan US$ -645.259 juta (2021)[5]
KaryawanKenaikan 2.072 (2021)[5]
Situs webwww.citilink.co.id

PT Citilink Indonesia adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah dan anak perusahaan Garuda Indonesia. Perusahaan ini berdiri tahun 2001 sebagai Unit Bisnis Strategis (SBU) dan difungsikan sebagai salah satu alternatif penerbangan bertarif rendah di Indonesia. Sejak tanggal 30 Juli 2012 Citilink secara resmi beroperasi sebagai entitas bisnis yang terpisah dari Garuda Indonesia setelah mendapatkan Air Operator Certificate (AOC). Citilink beroperasi dengan 17 pesawat dengan logo, tanda panggil dan seragam baru.[6] Bandara penghubung utama maskapai ini adalah Bandar Udara Internasional Juanda di Surabaya.[7]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah Citilink Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada Tahun 2001 Garuda Indonesia mendirikan Citilink sebagai Maskapai berbiaya murah dan Citilink mulai beroperasi pertama kali pada 16 Juli menggunakan 2 Pesawat bertipe Fokker F28 yang ditransfer dari armada Utama Garuda Indonesia. Rute awal maskapai ini adalah dari Surabaya di pulau Jawa ke destinasi yang tidak dilayani oleh Maskapai utama seperti: Yogyakarta (juga di Jawa); Balikpapan di pulau Kalimantan dan Tarakan, di Provinsi Kalimantan Utara, dan Makassar di pulau Sulawesi. Pada akhir tahun 2001 Garuda kembali mentransfer lima armada Fokker-28 untuk memperkuat armada Citilink. Di tahun 2004 Citilink telah melayani sepuluh Destinasi dan saat itu juga Garuda mulai mengganti Fokker 28 Citilink dengan Boeing 737-300. Di Tahun 2008 Garuda Indonesia memberhentikan sementara operasional Citilink, dan beroperasi kembali Pada Januari tahun 2009 setelah semua pesawat Fokker F28 digantikan dengan pesawat yang lebih modern. Pada bulan Juli 2010 operasional Citilink dilakukan oleh dua Boeing 737-300 dan Boeing 737-400.

Berdiri sendiri dan rencana peremajaan armada[sunting | sunting sumber]

Pada Mei 2011 Garuda indonesia mengumumkan rencana spin-off Citilink. Rencana bisnis baru ini adalah agar Citilink menjadi entitas bisnis terpisah pada kuartal pertama 2012 dengan perombakan merek secara penuh untuk maskapai, termasuk desain livery baru; situs web baru; desain interior kabin dan seragam awak kabin yang baru; serta juga strategi periklanan dan pemasaran baru.[8] Bagian utuh dari rencana ini adalah Citilink membeli 25 pesawat Airbus A320 terbaru dan memanfaatkan pesawat ini untuk berkembang menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah regional yang signifikan dengan antisipasi perkiraan pada tahun 2015, Citilink akan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 30 persen kepada Garuda Indonesia.[9][10]

Setelah memperoleh Air Operator Certificate pada Agustus 2012, Citilink berhasil mengangkut sebanyak 8 juta penumpang hingga akhir tahun 2013 dan beroperasi dengan load factor sebesar 85 persen dan tingkat kedatangan tepat waktu sebanyak 87 persen.[11] Pada Mei 2015 Citilink memiliki armada yang terdiri dari 4 Unit Boeing 737-300, 4 Unit Boeing 737-500 dan 34 Unit Airbus A320

Pada akhir tahun 2019, Citilink menerima pengiriman 2 unit Airbus A330-900 yang awalnya dipesan oleh WOW Air namun diambil oleh Citilink, disebabkan oleh WOW Air yang bangkrut pada 28 maret 2019[12]. Pesawat ini akan digunakan pada penerbangan ke negara-negara seperti Jerman, Jepang dan Arab Saudi.[13]

Seragam Pramugari Citilink[sunting | sunting sumber]

Seragam pramugari Citilink merupakan hasil dari kontes desain untuk Citilink yang dilakukan tahun 2011. Seragam didominasi dengan warna hijau dengan sedikit corak putih, di mana hijau adalah warna dasar maskapai dengan harapan memberikan tampilan cerdas, modern sekaligus mencolok, sehingga kru Citilink akan mudah dikenali di bandara. Kontes Desain Seragam Awak Kabin ini merupakan salah satu dari program peremajaan merek Citilink.[14][15]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Berikut daftar bandar udara dan negara tujuan Citilink :[16][17][18]

Negara Kota Bandara Catatan Referensi
 Australia Perth Bandar Udara Perth
 Indonesia Ambon Bandar Udara Pattimura
Bajawa Bandar Udara Soa
Balikpapan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Bandung Bandar Udara Internasional Kertajati
Banjarbaru Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor
Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim Penghubung [19]
Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
Berau Bandar Udara Kalimarau
Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai [20][21]
Ende Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman
Jakarta Bandar Udara Halim Perdanakusuma Penghubung [22]
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Penghubung [23][19][24][25]
Jambi Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin
Jayapura Bandar Udara Sentani
Kendari Bandar Udara Haluoleo
Kupang Bandar Udara El Tari
Labuan Bajo Bandar Udara Komodo
Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Penghubung
Mamuju Bandar Udara Tampa Padang
Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi [26]
Mataram Bandar Udara Internasional Lombok
Malang Bandar Udara Abdul Rachman Saleh [22]
Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu Penghubung [26]
Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau [26]
Palangkaraya Bandar Udara Tjilik Riwut
Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Palu Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie
Pangkal Pinang Bandar Udara Depati Amir
Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II [27]
Pontianak Bandar Udara Supadio [19]
Samarinda Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Semarang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Siborong-Borong Bandar Udara Sisingamangaraja XII
Solo Bandar Udara Internasional Adisumarmo [28]
Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda Penghubung [19][22][29][30]
Tanjung Pandan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin
Tanjung Pinang Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah
Waingapu Bandar Udara Mau Hau
Yogyakarta Bandar Udara Adisutjipto
Bandar Udara Internasional Yogyakarta [22][31]
 Malaysia Kuala Lumpur Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur [18][23][20][24][27][29]
Penang Bandar Udara Internasional Penang [17][32]
 Papua Nugini Port Moresby Bandar Udara Internasional Port Moresby
 Singapura Singapura Bandar Udara Changi
 Timor Leste Dili Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato [21]
 China Guiyang Bandar Udara Internasional Longdongbao Guiyang [26]
Kunming Bandar Udara Internasional Changshui Kunming [26][28]

Armada[sunting | sunting sumber]

Pesawat Citilink dengan Nomor Penerbangan QG432 sedang take off dari Bandung menuju Balikpapan.
Armada Citilink
Pesawat Beroperasi Dalam Pemesanan Penumpang Catatan
Airbus A320-200 39 180
Airbus A320neo 10 25 180
Airbus A330-900 2 365 Transferred to Garuda Indonesia.
ATR 72-600 7 11 70 Ditransfer dari Garuda Indonesia
Boeing 737-500 1 Cargo (Ditransfer Dari Merpati Cargo/Garuda Indonesia)
Total 59 38
Registrasi Citilink[33]
Pesawat Registrasi
Airbus A320-200 PK-GQA, PK-GQC, PK-GQD, PK-GQE, PK-GQF, PK-GQG, PK-GQH, PK-GQI, PK-GQJ, PK-GQK, PK-GQL, PK-GQM, PK-GQN, PK-GQO, PK-PQP, PK-GQQ, PK-GQR, PK-GQS, PK-GQT, PK-GQU, PK-CUA, PK-GLE, PK-GLG, PK-GLI, PK-GLK, PK-GLL, PK-GLM, PK-GLN, PK-GLO, PK-GLP, PK-GLQ, PK-GLR, PK-GLS, PK-GLT, PK-GLU, PK-GLV, PK-GLW, PK-GLX, PK-GLY, PK-GLZ
Airbus A320neo PK-GTA, PK-GTC, PK-GTD, PK-GTE, PK-GTF, PK-GTG, PK-GTH, PK-GTI, PK-GTJ, PK-GTK
Airbus A330-900 PK-GYA, PK-GYC
ATR 72-600 PK-GJP, PK-GJQ, PK-GJR, PK-GJS, PK-GJT, PK-GJU, PK-GJV

Pengembangan Armada[sunting | sunting sumber]

Pada 9 Agustus 2011, Garuda Indonesia memesan sebanyak 25 unit Airbus A320 dengan opsi tambahan sebanyak 25 pesawat, pemesanan ini menjadikan citilink sebagai pelanggan baru untuk jenis pesawat lorong tunggal Airbus.[34] pemesanan terdiri dari 15 unit Airbus A320 dan 10 Airbus A320neo, dengan lima pesawat diharapkan akan dikirimkan setiap tahun antara 2014 dan 2018.[35][36] Program revitalisasi armada ini dibutuhkan dana sekitar USD2.13 Miliar.

Pada Akhir tahun 2011, Garuda Indonesia mencari Armada A320 Bekas sebagai persiapan peluncuran Internasional Citilink yang diusulkan pada tahun 2012.[8]

Pada bulan Desember 2012, Citilink memesan 25 ATR 72-600 dengan opsi pesanan 25 unit tambahan.[37] Ini adalah pesanan langsung pertama Citilink ke sebuah pabrikan. Pesanan langsung untuk 25 A320neo tambahan diikuti pada Januari 2013, sehingga total pesanan menjadi 35.[38]

Armada A320 pertama Citilink, adalah sebuah pesawat bekas yang tiba pada akhir Juni 2011 dan mulai beroperasi pada 16 September 2011, menghubungkan Jakarta dengan Balikpapan, Banjarmasin dan Medan.

Layanan[sunting | sunting sumber]

Kabin[sunting | sunting sumber]

Kabin pesawat Citilink memiliki konfigurasi 180 kursi ekonomi. Pada bulan Juli 2018, Citilink memperkenalkan produk yang bernama "Green Zone",[39] yang dimana Kursi pada lima baris pertama serta baris pintu keluar darurat diberi tanda kursi Green Zone, sedangkan sisanya diberi tanda kursi reguler. Penumpang yang memesan kursi Green zone atau kursi regular akan dikenakan biaya tertentu. Pemesanan kursi sudah termasuk makanan ringan, minuman, dan asuransi.[40]

Wi-Fi On Board[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 16 Januari 2019, Citilink menjadi maskapai berbiaya rendah pertama di kawasan Asia Pasifik yang menawarkan Wi-Fi On Board di ketinggian 35.000 kaki di atas permukaan tanah secara gratis menggunakan sistem WiFi dari GX Aviation Systems. Penerbangan pertama dengan fitur konektivitas ini terdapat pada penerbangan QG684 dari Jakarta menuju Denpasar.[41]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Citilink Lounge – Citilink.co.id". 5 Februari 2022. 
  2. ^ "Citilink on ch-aviation.com". ch-aviation.com. Diakses tanggal 21 November 2023. 
  3. ^ Pradana, Rio Sandy; Saputra, Dany (18 Februari 2022). Saputra, Dany; Pradana, Rio Sandy, ed. "Citilink Rombak Jajaran Direksi, Ini Nama Dirut Baru". Bisnis.com. Bisnis Indonesia Group. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ "Komisaris & Direksi". PT Citilink Indonesia. Diakses tanggal 15 Juli 2023. 
  5. ^ a b c d e f "Laporan Tahunan 2021" (PDF). PT Citilink Indonesia. Diakses tanggal 15 Juli 2023. 
  6. ^ "July 30, 2012 - Citilink officially separates from Garuda today". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-09. Diakses tanggal 2012-08-04. 
  7. ^ "Directory: World Airlines". Flight International. 2007-04-03. hlm. 66. 
  8. ^ a b "Garuda announces new plans for Citilink ahead of spin-off". The Jakarta Post. 
  9. ^ "25 New Airbus 320s". Pikiran-Rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. Diakses tanggal 4 October 2014. 
  10. ^ "2015, Citilink Contribute 30% Garuda Indonesia's Revenue". Pikiran-Rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. Diakses tanggal 4 October 2014. 
  11. ^ Widya Victoria (January 15, 2014). "Citilink Terbangkan 8 Juta Penumpang Sejak 2012" [Citilink Flies 8 Million Passengers Since 2012]. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 9, 2018. Diakses tanggal January 15, 2014. 
  12. ^ Loh, Chris (05 Maret 2020). "What Led To WOW Air's Bankruptcy?". simpleflying.com. Diakses tanggal 08 Februari 2022. 
  13. ^ "Citilink to fly from Indonesia to Germany and Saudi Arabia". aerotime.aero. 2 July 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 2022-02-08. 
  14. ^ "Seragam Baru Awak Kabin Citilink". Berita Satu. Selasa, 8 November 2011 | 11:00 WIB. Diakses tanggal 13 Februari 2021. 
  15. ^ Sutriyanto, Eko (Selasa, 8 November 2011). Agustina, Dewi, ed. "Dinda Menangkan Desain Seragam Awak Kabin Citilink". Tribunnews.com. Diakses tanggal 13 februari 2021. 
  16. ^ "Route Map". Citilink. Diakses tanggal 16 August 2018. 
  17. ^ a b Ayisy Yusof (26 March 2018). "Citilink Indonesia's new Jakarta-Penang route sets off for Asean expansion". New Straits Times. Kuala Lumpur: Media Prima Berhad. Diakses tanggal 16 August 2018. 
  18. ^ a b Rita (19 December 2018). Nariswari, Rita, ed. "Citilink Buka Rute Banyuwangi-Kuala Lumpur untuk Tarik Wisman". Tempo.co. Diakses tanggal 19 December 2018. 
  19. ^ a b c d "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-21. Diakses tanggal 2020-04-18. 
  20. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-16. Diakses tanggal 2021-05-25. 
  21. ^ a b https://en.tempo.co/read/775767/citilink-opens-denpasar-dili-route
  22. ^ a b c d https://ap1.co.id/id/information/news/detail/hari-pertama-pengoperasian-penuh-yia-berjalan-lancar
  23. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama kuala
  24. ^ a b https://batampos.co.id/2019/02/28/citilink-buka-rute-jakarta-kuala-lumpur/
  25. ^ https://www.nst.com.my/business/2018/03/349532/citilink-indonesias-new-jakarta-penang-route-sets-asean-expansion
  26. ^ a b c d e Citilink adds new routes to China in Jan 2020
  27. ^ a b Liu, Jim. "Citilink files Pekanbaru – Kuala Lumpur schedule from late-Sep 2019". Routesonline. Diakses tanggal 5 September 2019. 
  28. ^ a b https://www.routesonline.com/news/38/airlineroute/285866/citilink-adds-solo-kunming-service-in-3q19/
  29. ^ a b https://travel.detik.com/travel-news/d-4407822/citilink-buka-rute-baru-surabaya-kuala-lumpur-pp
  30. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-02. Diakses tanggal 2021-05-25. 
  31. ^ https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/10/garuda-indonesia-citilink-to-move-all-yogyakarta-flights-to-new-international-airport.html
  32. ^ "Special Offer Surabaya Penang". Citilink.co.id. 23 October 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-02. Diakses tanggal 2021-05-25. 
  33. ^ "Please verify your request | Planespotters.net". www.planespotters.net. Diakses tanggal 2023-08-05. 
  34. ^ "Garuda Indonesia finalises order for 25 A320 Family aircraft" (Siaran pers). Airbus. 9 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 February 2013. Diakses tanggal 7 April 2013.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2013-02-04. Diakses tanggal 2022-05-19. 
  35. ^ "Garuda Teken Pembelian 25 Pesawat A320 Family". August 4, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-26. Diakses tanggal 2022-05-19. 
  36. ^ "Garuda Indonesia finalises order for 25 A320 Family aircraft Citilink A320neo – INTERNATIONAL AVIATION NEWS". Diarsipkan dari versi asli tanggal May 24, 2013. 
  37. ^ "Indonesia's Citilink Ordering 25 ATR 72-600s". Aviationweek.com. 2012-12-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-27. Diakses tanggal 2013-01-27. 
  38. ^ "Citilink orders 25 Airbus A320neo" (Siaran pers). Airbus. 25 January 2013. Diakses tanggal 2013-01-27.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2016-08-17. Diakses tanggal 2022-05-19. 
  39. ^ "Citilink introduces Green Zone facility". The Jakarta Post. 19 Juli 2018. Diakses tanggal 14 Juli 2022. 
  40. ^ "Green Zone & Regular Zone". Citilink.co.id. Diakses tanggal 14 Juli 2022. 
  41. ^ Zaenal Nur Arifin (16 Januari 2019). "Pengalaman Perdana Terus Terkoneksi Internet di Ketinggian 35.000 Kaki Rute Jakarta-Denpasar". Tribunnews.com. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]