Dayak Besar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo tahun 1862, Distrik Dayak Besar no. XX

Groote Dajak atau Dayak Besar adalah sebuah distrik di dalam wilayah Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo.

Perkembangan selanjutnya Distrik ini ditingkatkan menjadi Afdeeling pada tahun 1869, Distrik Dayak Besar menjadi Afdeeling Groote Dajak atau Afdeeling Dayak Besar yang beribu kota di Penglok atau Pangkoh dimuara sungai Parambingin dan Kahayan.[1][2][3]

Perkembangan selanjutnya tahun 1898, Afdeeling Dayak Kecil dan Afdeeling Dayak Besar kemudian digabung membentuk Afdeeling Dajaklandeen (artinya: Divisi Tanah Dayak) yang beribu kota di Kwala Kapoeas (Kuala Kapuas) menurut Staatblad tahun 1898 no.178.

Secara historis nama lawas untuk distrik Dayak Besar pada masa pemerintahan Kesultanan Banjar disebut Biaju Besar.[4]

Wilayah[sunting | sunting sumber]

Groote Dajak (Dayak Besar) terbagi lagi dalam onderdistrik-onderdistrik (setingkat kecamatan):

Sejarah Serah Terima Wilayah dan Pemekaran Wilayah[sunting | sunting sumber]

Kontrak Perjanjian Karang Intan I Tahun 1817[sunting | sunting sumber]

CONTRACT MET DE SULTAN BANDJERMASIN, 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 Hijriyah); Besluit tanggal 29 April 1818, No. 4., bahwa Paduka Sri Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh menyerahkan wilayah Distrik Dayak Besar beserta sebagian besar wilayah Kalimantan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[5]

CONTRACT MET DE SULTAN BANDJERMASIN,
d.d. 1 Januari 1817
Bt. 29 April 1818, No. 4

Perkara lima.

Kontrak Perjanjian Karang Intan II Tahun 1826[sunting | sunting sumber]

CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN, 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 ke-sepuluh, bahwa Paduka Sri Sultan Adam al-Wâthiq billâh menegaskan kembali penyerahan wilayah Distrik Dayak Besar beserta sebagian besar wilayah Kalimantan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[5]

Perkara 4:

Staatsblad van Nederlandisch Indië Tahun 1849[sunting | sunting sumber]

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah de groot en kleine Daijak-rivier (sungai Dayak Besar dan sungai Dayak Kecil) ini menjadi bagian dari zuid-ooster-afdeeling van Borneo berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, ke delapan.[6]

Tahun 1849 Tanah Dayak (Dayak Besar-Kecil) dibagi 3 wilayah kepala suku:

  • Tahun 1849, Toemenggoeng Djaija kepala suku dari Pulau Petak Ulu (Dayak Kecil), hoofd van Poeloe Petak-0eloe.[7]
  • Tahun 1849, Raden Djaija kepala suku dari Pulau Petak Ilir (Dayak Kecil), hoofd van Poeloe Petak-Ielier.[7]
  • Tahun 1849, Raden Singa Pattie kepala suku dari Kahayan (Dayak Besar), hoofd van Kahajan.[7]

Tahun 1861[sunting | sunting sumber]

Tahun 1861 Afdeeling groot en kleine Daijak (Dayak Besar-Kecil) dibagi beberapa wilayah kepala suku:

  • Tahun 1861, Toemenggoeng Djaija kepala suku Dayak petama dari Pulau Petak dan Pulau Telo, eerste daijaksch-hoofd van Poeloe Petak en Poelo Teloe.[8]
  • Tahun 1861, Raden Singa Pattie, kepala pertama dari Kahayan Hilir, eerste hoofd van Beneden-Kahajan
  • Tahun 1861, Demang Soera, kepala suku dari Kahayan Tengah (hoofd van Midden-Kahajan).
  • Tahun 1861, Toemenggoeng Toendan, kepala suku dari Kahayan Hulu (hoofd van Boven-Kahajan)
  • Tahun 1861, Patih Singa Aroem, kepala suku dari Daijak-Roengan (hoofd van Dayak Rungan)
  • Tahun 1861, Toemenggoeng Singa Nagara, kepala suku dari Kapuas Tengah (hoofd van de midden Kapoeas).
  • Tahun 1861, Toemenggoeng Hoendjoen, kepala suku dari Kahayan Hulu (hoofd der boven-Kapoeas).
  • Tahun 1861, Patih Singa Djaja, kepala suku dari Sirat (hoofd van Sirat).

Tahun 1869[sunting | sunting sumber]

Tahun 1869 Afdeeling Dayak Besar dibagi 7 wilayah kepala suku:[1][9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i "Landsdrukkerij". Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 43. Batavia: Lands Drukkery. 1870. hlm. 179. 
  2. ^ Harmsen, Leendert Karel (1875). Bahoewa ini ilmoe boemi ija-itoe pada menjatakan perihal tanah kepoelauwan hindija di sabelah Timor jang di bawah perentah goewernemen Holanda. Ogilvie. hlm. 61. 
  3. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. 
  4. ^ Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh (dalam bahasa Melayu). Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.  ISBN 983-62-1240-X
  5. ^ a b Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 228. 
  6. ^ Staatsblad van Nederlandisch Indië. Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie. 27 Agustus 1849. hlm. 2. 
  7. ^ a b c Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1849). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 22. Lands Drukkery. hlm. 84. 
  8. ^ Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1861). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 34. Lands Drukkery. hlm. 132. 
  9. ^ "Landsdrukkerij". Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 44. Batavia: Lands Drukkery. 1871. hlm. 196.