Denominasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diagram populasi beragama mayoritas di setiap negara
Denominasi per tahun 2020
Katolik
  
16,88%
Protestan
  
11,41%
Ortodoks
  
3,7%
Denominasi Kristen lainnya
  
0,4%
Islam Sunni
  
22,39%
Islam Syiah
  
2,48%
Tidak beragama
  
15,58%
Waisnawa
  
10,24%
Saiwa
  
4,03%
Sakta
  
0,48%
Tradisi Hindu lainnya
  
0,39%
Buddhisme
  
6,62%
kepercayaan tradisional
  
5,61%
Agama lain
  
0,79%

Denominasi atau mazhab merupakan suatu kelompok di bawah agama tertentu yang mempraktikkan tradisi yang serupa tetapi juga berbeda dengan kelompok-kelompok lain di bawah naungan agama yang sama. Istilah ini utamanya mengacu pada denominasi Kristen (misalnya Ortodoks, Katolik, dan berbagai jenis Protestantisme), tetapi juga digunakan untuk menggambarkan gerakan keagamaan Yahudi (misalnya Yahudi Karait, Ortodoks, Konservatif, Reformasi, dan Rekonstruksionis), serta mungkin saja merujuk pada berbagai jenis kelompok dalam Islam, seperti cabang (Sunni dan Syiah),[1][2] sekte,[3] mazhab fikih,[4] mazhab teologi,[5] dan gerakan keagamaan.[6][7]

Denominasi agama terbesar di dunia adalah Islam Sunni.[8][9][10][11]

Kekristenan[sunting | sunting sumber]

Denominasi Kristen adalah istilah umum yang merujuk pada institusi-institusi keagamaan yang menggunakan nama agama "Kristen" dan memiliki ciri khas masing-masing, seperti dalam hal nama, struktur, kepemimpinan, dan doktrin. Badan-badan tersebut mungkin saja menggunakan istilah alternatif untuk menggambarkan kelompok mereka, seperti gereja atau persekutuan. Perpecahan antara satu kelompok dan kelompok lainnya biasanya disebabkan karena perbedaan doktrin dan otoritas gereja, terutama mengenai isu-isu seperti perbedaan penafsiran Alkitab, perdebatan atas pengakuan kekuasaan suksesi apostolik, perbedaan pandangan eskatologi, dan perdebatan atas keutamaan Paus. Pengelompokan denominasi yang memiliki kepercayaan, praktik, dan ikatan sejarah yang serupa secara umum dikenal sebagai cabang Kekristenan.

Hinduisme[sunting | sunting sumber]

Perbedaan penyembahan dewa utama atau kepercayaan filosofis dalam agama Hindu umumnya memunculkan kelompok-kelompok semacam denominasi, yang biasanya juga memiliki praktik-praktik kebudayaan dan keagamaan yang berbeda. Denominasi utama yang dikenal luas adalah seperti Saiwa, Sakta, Waisnawa dan Smarta.

Islam[sunting | sunting sumber]

Sepanjang sejarah, Islam terbagi menjadi tiga cabang besar, yaitu cabang Sunni, Khawarij, dan Syiah. Saat ini, Islam Sunni mencakup sekitar 90% populasi umat Muslim dunia, Syiah sekitar 10%,[12] sementara mazhab Ibadi dari Khawarij hanya mencakup kurang dari 0,15%.

Banyak sekte Syiah yang telah punah dewasa ini. Sekte besar Muslim berdoktrin Imamah yang masih bertahan ialah Usuli (mencakup hampir 8,5%), Ismailiyah Nizari (mencakup hampir 1%), Alevi (mencakup antara 0,5%[13] sampai dengan 1%[14]). Kelompok-kelompok Islam lainnya mencakup Syiah Zaydiyah di Yaman yang populasinya mencakup hampir 0,5% populasi Muslim dunia, Mustali Ismailiyah (mencakup hampir 0,1%,[15] pengikut mazhab Taiyabi dari cabang ini tinggal di negara bagian Gujarat di India dan kota Karachi di Pakistan. Terdapat pula umat diaspora yang signifikan di Eropa, Amerika Utara, Timur Jauh, dan Afrika Timur).

Di sisi lain, sekte-sekte Muslim baru seperti Muslim Afrika-Amerika, Muslim Ahmadiyah[16] (mencakup hampir sekitar 1%[17]), Muslim nondenominasi, Muslim Qurani, dan Muslim Wahabi (mencakup hampir sekitar 0,5%[18] dari total populasi Muslim dunia) berkembang secara mandiri di kemudian hari.

Sebuah survei oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa sekitar 25% Muslim di seluruh dunia mengaku sebagai Muslim nondenominasi.[19]

Yudaisme[sunting | sunting sumber]

Gerakan keagamaan Yahudi, terkadang disebut "denominasi" atau "cabang", merupakan kelompok-kelompok keagamaan yang berkembang di kalangan orang Yahudi sejak zaman kuno. Pembagian umat Yahudi saat ini mencakup kelompok-kelompok utama seperti Yahudi Ortodoks, Reformasi, dan Konservatif, serta beberapa gerakan kecil di luar kelompok utama. Struktur tiga denominasi tersebut paling sering digunakan di Amerika Serikat, sedangkan pembagian umat Yahudi yang sering digunakan di di Israel yakni Ortodoks religius dan nonreligius (sekuler).

Gerakan-gerakan tersebut dapat dibedakan berdasarkan perbedaan pandangan mereka atas berbagai isu keagamaan, yang meliputi tingkat ketaatan, metodologi dalam menafsirkan dan memahami hukum Yahudi, pandangan akan penulisan Alkitab, kritik teks, dan sifat atau peran mesias (atau zaman mesianik). Di antara gerakan-gerakan tersebut, terdapat beberapa perbedaan yang mencolok dalam liturgi mereka, terutama tentang bahasa yang digunakan di tempat kebaktian tersebut dilakukan, seperti gerakan yang lebih tradisional lebih menekankan bahasa Ibrani. Perpecahan teologis yang paling besar terjadi antara Yahudi Ortodoks dan Yahudi non-Ortodoks yang menganut denominasi lain, sehingga gerakan non-Ortodoks terkadang disebut sebagai "denominasi liberal" atau "aliran progresif".

Multidenominasi[sunting | sunting sumber]

Istilah "multidenominasi" dapat menggambarkan (misalnya) acara keagamaan yang mencakup beberapa denominasi agama dari kelompok keagamaan yang terkadang tidak terkait. Banyak acara sipil yang menyertakan beberapa bagian ritual keagamaan yang dipimpin oleh perwakilan dari beberapa denominasi agama tertentu agar acara tersebut menjadi inklusif atau mewakili penduduk atau penonton yang diharapkan sebanyak mungkin. Misalnya, misa syukur hari Minggu di Campamento Esperanza (bahasa Indonesia: Kamp Harapan) di Chili yang dipimpin oleh seorang imam Katolik dan seorang pengkhotbah Injili selama kecelakaan pertambangan Copiapó Chili tahun 2010.[20][21]

Kapelan, yang berasal dari klerus tertahbis dari agama tertentu, sering ditugaskan di organisasi-organisasi sekuler tertentu untuk memberikan dukungan kerohanian kepada para anggota organisasi yang mungkin menganut salah satu dari banyak agama atau denominasi yang berbeda. Banyak dari para kapelan tersebut, terutama mereka yang bertugas di militer atau organisasi sekuler besar lainnya, yang secara khusus dilatih untuk melayani anggota dari berbagai agama yang berbeda, bahkan agama dengan ideologi yang bertentangan dengan keyakinan para kapelan itu sendiri.[22]

Organisasi militer yang tidak memiliki anggota dari beberapa denominasi yang lebih kecil dalam jumlah besar akan secara rutin mengadakan kebaktian multidenominasi, yang secara umum sering disebut kebaktian Minggu "Protestan", sehingga denominasi Protestan minoritas tidak merasa ditinggalkan atau tidak terlayani.[23][24]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Aaron W. Hughes (2013). Muslim Identities: An Introduction to Islam. Columbia University Press. hlm. 62. ISBN 9780231531924. 
  2. ^ Theodore Gabriel, Rabiha Hannan (2011). Islam and the Veil: Theoretical and Regional Contexts. Bloomsbury Publishing. hlm. 58. ISBN 9781441161376. 
  3. ^ Aaron W. Hughes (2013). Muslim Identities: An Introduction to Islam. Columbia University Press. hlm. 129. ISBN 9780231531924. 
  4. ^ Muzaffar Husain Syed, Syed Saud Akhtar, B D Usmani (2011). Concise History of Islam. Vij Books India. hlm. 73. ISBN 9789382573470. 
  5. ^ Ali Paya (2013). The Misty Land of Ideas and The Light of Dialogue: An Anthology of Comparative Philosophy: Western & Islamic. ICAS Press. hlm. 23. ISBN 9781904063575. 
  6. ^ Joseph Kostiner (2009). Conflict and Cooperation in the Gulf Region. Springer Science & Business Media. hlm. 212. ISBN 9783531913377. 
  7. ^ Muhammad Moj (2015). The Deoband Madrassah Movement: Countercultural Trends and Tendencies. Anthem Press. hlm. 13. ISBN 9781783084463. 
  8. ^ "Number of Muslims ahead of Catholics, says Vatican | Religion | The Guardian". amp.theguardian.com. Diakses tanggal 2021-08-26. 
  9. ^ Bialik, Carl (2008-04-09). "Muslims May Have Overtaken Catholics a While Ago". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 2021-08-26. 
  10. ^ CARL BIALIK (9 April 2008). "Muslims May Have Overtaken Catholics a While Ago". The Wall Street Journal. Diakses tanggal 5 September 2015. 
  11. ^ Connie R. Green, Sandra Brenneman Oldendorf, Religious Diversity and Children's Literature: Strategies and Resources, Information Age Publishing, 2011, p. 156.
  12. ^ "Mapping the Global Muslim Population". 7 October 2009. Diakses tanggal 10 December 2014. 
  13. ^ According to David Shankland, 15% of Turkey's population. in Structure and Function in Turkish Society. Isis Press, 2006, p. 81.
  14. ^ According to Krisztina Kehl-Bodrogi, Syncretistic Religious Communities in the Near East edited by her, B. Kellner-Heinkele, & A. Otter-Beaujean. Leiden: Brill, 1997.
  15. ^ "Tehelka - India's Independent Weekly News Magazine". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-11-10. 
  16. ^ Simon Ross Valentine (2008-10-06). Islam and the Ahmadiyya Jamaʻat: History, Belief, Practice. Columbia University Press. hlm. 61. ISBN 978-0-231-70094-8. 
  17. ^ Larry DeVries; Don Baker; Dan Overmyer (January 2011). Asian Religions in British Columbia. University of Columbia Press. ISBN 978-0-7748-1662-5. Diakses tanggal March 29, 2014. The community currently numbers around 15 million spread around the world 
  18. ^ Destined Encounters - Page 203, Sury Pullat - 2014
  19. ^ "Preface". 9 August 2012. 
  20. ^ Chile mine: Rescued men attend service of thanks, BBC News, 17 October 2010
  21. ^ Raphael, Angie (18 October 2010). "Freed miners return to Chile's Camp Hope". Herald Sun. Diakses tanggal 18 October 2010. 
  22. ^ Christmas in Prison - A Quiet One, Independent News, New Zealand, Press Release: Department Of Corrections, 13 December 2007
  23. ^ Obamas Make Rare Trip to Church While in Hawaii, ABC News (US), MARK NIESSE 26 December 2010
  24. ^ New chapel heralds more North Fort Hood construction Diarsipkan 2023-03-26 di Wayback Machine., First U.S. Army, Sgt. 1st Class Gail Braymen, 19 July 2010

Pranala luar[sunting | sunting sumber]