Dunia Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Negara Barat digambarkan dalam biru tua (Australia, Kanada, Eropa, Israel, Protestan, Katolik, Yahudi, Selandia Baru, Amerika Serikat) berdasarkan tulisan Clash of Civilizations oleh Samuel P. Huntington pada 1996. Warna pirus untuk negara Eropa ortodoks dan Amerika Latin.[1]

Dunia Barat (atau sering disebut Barat saja) merujuk kepada negara-negara yang berada di benua Eropa, Amerika, dan Australasia.[2] Dunia Barat dibedakan dari dunia Timur yang digunakan untuk merujuk kepada Timur Jauh. Meskipun begitu, pada umumnya kata ini lebih sering diasosiasikan terhadap negara-negara yang mempunyai mayoritas penduduk berkulit putih. Oleh karena itu, Israel, Australia, Turki dan Selandia Baru juga sering dianggap sebagai bagian dari dunia Barat. Meskipun secara geografis terletak di Barat, Amerika Latin biasanya tidak dianggap sebagai bagian dari dunia Barat, melainkan wilayah terpisah yang terkait dengan dunia Barat karena alasan budaya dan sejarah.

Bagi penduduk Timur yang masih menjunjung nilai-nilai tradisional dan tatakrama kebudayaan mereka, kehidupan di dunia Barat yang biasanya lebih terbuka kadang menyebabkan konotasi negatif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia Barat. Orang Timur yang telah menyerap sebagian dari gaya hidup Barat biasanya dikatakan sebagai kebarat-baratan oleh kalangan tersebut. Meskipun demikian, pengaruh negara-negara adidaya yang terletak di Barat seperti Amerika Serikat yang semakin besar terhadap dunia secara keseluruhan telah membuat kesenjangan antara Barat dan Timur semakin memudar.

Pokok pemikiran[sunting | sunting sumber]

Liberalisme sekuler[sunting | sunting sumber]

Liberalisme sekuler merupakan pemikiran yang utamanya dianut di dunia Barat pada era modern. Paham ini kemudian disebarluaskan oleh dunia Barat secara global hingga ke dunia Islam. Penganutan liberalisme sekuler disebabkan oleh tiga faktor penting, yaitu trauma sejarah dominasi Kristen masa Abad Pertengahan, permasalahan tekstual Alkitab dan permasalahan teologi Alkitab. Ketiga faktor tersebut menghasilkan trauma kepada agama. Trauma ini kemudian menghasilkan sikap berpikir liberal yang sekuler bagi pemikiran di dunia Barat pada era modern.[3]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The World of Civilizations". web.archive.org. 2007-03-12. Archived from the original on 2007-03-12. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  2. ^ Kurth, James (8 Oktober 2003). "Western Civilization, Our Tradition". Intercollegiate Studies Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30 Desember 2020. 
  3. ^ Husaini, Adian (2005). Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler Liberal. Jakarta: Gema Insani. hlm. 29–30. ISBN 978-602-250-517-4. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]