Glukagon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Glukagon adalah antagonis dari insulin, yang disekresikan pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya peran glukagon yaitu menaikkan kadar gula di dalam darah. Glukagon diproduksi di sel alfa dari pankreas. Glukagon dihasilkan dari proglukagon, disandi oleh gen GCG.

Pankreas melepaskan glukagon ketika jumlah glukosa dalam aliran darah terlalu rendah. Glukagon menyebabkan hati melakukan glikogenolisis: mengubah glikogen yang disimpan menjadi glukosa, yang kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah.[1] Kadar glukosa darah yang tinggi, di sisi lain, merangsang pelepasan insulin. Insulin memungkinkan glukosa untuk diambil dan digunakan oleh jaringan yang bergantung pada insulin. Dengan demikian, glukagon dan insulin adalah bagian dari sistem umpan balik yang menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Glukagon meningkatkan pengeluaran energi dan meningkat pada kondisi stres.[2] Glukagon termasuk dalam keluarga hormon sekretin.

Struktur[sunting | sunting sumber]

Struktur primer dari glukagon terdiri dari 29 asam amino dan mempunyai massa molekul 3483 Da. Urutan tersebut yaitu: His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.

Regulasi[sunting | sunting sumber]

1. Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglisemia atau jika konsentrasi asam amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein. Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Aksi dari neurotransmiter sistem saraf autonom seperti asetilkolin dan adrenalin juga menstimulasi pengeluaran hormon glukagon.

2. Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi hiperglisemia atau jika konsentrasi gula darah naik. Hormon lain yang berperan sebagai antagonis glukagon yaitu: GHIH, GLP-1, GABA, sekretin.

Efek[sunting | sunting sumber]

Glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni:

  1. Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi pada jaringan lemak
  2. Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi pada otot
  3. Glukoneogenesis dan glikogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi pada hati
  4. NaCl-, kalsium-, dan magnesium. Ini terjadi pada Henle tubulus ginjal.

Ikatan glukagon pada reseptornya akan meningkatkan konsentrasi cAMP, suat kurir kedua di dalam sel. Di adiposit atau sel lemak, adrenalin atau noradrenalin juga menstimulasi lipolisis lewat reseptor ß3. Pada individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau diabetes melitus, jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan hormon adrenalin dan juga hormon kortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan reseptor ß3 lebih banyak pada permukaan sel, begitu pula dengan reseptor untuk hormon kortisol.

Klinik[sunting | sunting sumber]

Kelebihan hormon glukagon bisa disebabkan walaupun sangat jarang oleh tumor dari sel pankreas. Gambaran gangguan adalah tingginya tingkat glukosa dalam darah dan dapat menimbulkan diabetes mellitus akibat kekurangan insulin.


  1. ^ Ramnanan, C. J.; Edgerton, D. S.; Kraft, G.; Cherrington, A. D. (2011-10). "Physiologic action of glucagon on liver glucose metabolism". Diabetes, Obesity & Metabolism. 13 Suppl 1: 118–125. doi:10.1111/j.1463-1326.2011.01454.x. ISSN 1463-1326. PMC 5371022alt=Dapat diakses gratis. PMID 21824265. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-07. Diakses tanggal 2022-04-23. 
  2. ^ Jones, B. J.; Tan, T.; Bloom, S. R. (2012-03). "Minireview: Glucagon in stress and energy homeostasis". Endocrinology. 153 (3): 1049–1054. doi:10.1210/en.2011-1979. ISSN 1945-7170. PMC 3281544alt=Dapat diakses gratis. PMID 22294753. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-22. Diakses tanggal 2022-04-23.