Gunung Cakrabuana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Cakrabuana
Titik tertinggi
Ketinggian1.721 mdpl
Koordinat7°2'7"S 108°7'51"E 
Geografi
LetakKabupaten Garut (Malangbong), Kabupaten Tasikmalaya (Pagerageung), dan Kabupaten Majalengka (Lemah Sugih), Jawa Barat, Indonesia

Gunung Cakrabuana (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ, Latin: Gunung Cakrabuwana) adalah gunung di Jawa Barat dengan ketinggian 1721 mdpl dan koordinat 7°2'7"S 108°7'51"E. Menjadi tapal batas antara 3 kabupaten yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka.[1]

Hidrologi DAS[sunting | sunting sumber]

Gunung Cakrabuana juga menjadi batas alami antara DAS Cimanuk di sebelah utara serta DAS Citanduy di sebelah selatan lereng gunung. Dengan kata lain, puncak beserta punggung-punggung Gunung Cakrabuana merupakan batas hidrologi (drainage divide) bagi dua daerah aliran sungai yang berlawanan arah yaitu utara dan selatan. DAS Cimanuk mengalirkan alirannya menuju pesisir utara dan bermuara di Laut Jawa sementara DAS Citanduy mengalirkan alirannya menuju pesisir selatan pulau Jawa dan bermuara di perairan samudera Hindia. Aliran permukaan pada lereng utara gunung Cakrabuana bergabung bersama aliran hulu Cimanuk dari arah selatan hingga bermuara pada waduk Jatigede. Sedangkan aliran permukaan pada lereng selatan gunung Cakrabuana yang merupakan bagian dari hulu DAS Citanduy ini mengalirkan alirannya menuju lembah di daerah Sukaresik, Tasikmalaya.[2]

Usulan Taman Hutan Raya[sunting | sunting sumber]

Kawasan Gunung Cakrabuana telah diusulkan agar status Hutan Produksi Terbatas yang dikelola Perhutani menjadi Taman hutan raya (Tahura) oleh masyarakat di lima kabupaten yang berada di sekitar kawasan tersebut, yakni Kabupaten Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Majalengka dan Ciamis yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat riset (penelitian), rekreasi, konservasi, dan pengembangan budaya.

Terdapat sejumlah tanaman endemik di Gunung Cakrabuana, salah satunya aren. Bahkan ada satu desa di kaki gunung yang bisa menghasilkan 1,5 ton gula merah per hari.[3]

Jalur pendakian[sunting | sunting sumber]

Pendakian Gunung Cakrabuana yang berdiri kokoh membelah 4 kabupaten di Jawa Barat, yakni jalur Bunar Kecamatan Pageurageung Tasikmalaya.[4] Jalur Sukanyiru Kecamatan Wado, Sumedang. Jalur Cakrawati Lemah Putih, Kecamatan Lemahsugih, Majalengka, dan melalui barat Kecamatan Malangbong, Garut.[5]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Gunung Cakrabuana dalam Tatar Sunda Galuh Priangan[sunting | sunting sumber]

Putra Dari Prabu Siliwangi.Pangeran Walangsungsang Di Usia Remaja.Keluar Dari Keraton Pajajaran.Kala Itu Pada Suatu Malam ia Mimpi Bertemu Dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam Mimpinya Beliau Diperintahkan Agar Mencari Ilmu Agama Islam Yang Dapat Menyelamatkan Umat Manusia Di Dunia Dan Akhirat.Hal Yang Sama Juga Dialami Oleh Adiknya Nyimas Rarasantang.Kemudian Satu Persatu Mereka Keluar Dari Keraton Pakuan Pajajaran Untuk Berguru Dan Mengembara Menelusuri Memasuki Hutan Keluar Hutan Belantara.Naik Gunung Turun Gunung. Walangsungsang Terus Menerus Berjalan Tak Mengenal Lelah Menuju Ke Arah Timur.Yang Dituju Adalah Gunung Gunung Di Timur Priyangan.Di Antaranya: Gunung Cangak.Cakrabuana Gunung Merapi.Rajadesa Ciamis Gunung Dihyang.Dieng Gunung Ciremai Gunung Sembung /Gunung Jati. Walangsungsang.Dalam Hikayah Pengembaraan Mencar Ilmu Kewiraan Mau Pun Ilmu Kebatinan Kehidupan.Beliau Tiba Di Wilayah Gunung Cangak.Di Sana Lama Mempelajari Ilmu. Peristiwa Istimewa Mujasmedi Bertafakur Mahabah Dan Mencapai Kema'ripatan. Ditempat Itulah,Beliau Pernah Tersesat Di Sana.Maka Beliau Membuat Peta Dengan Simbol Tanda Goresan-Goresan Kuat Di Atas Batu.Orang Mengatakan Kalau Walangsungsang Ketika Itu Membuat Goresan-Goresan Menyerupai Cakra (Petilasan Batu Cakra) Maka Sejak Saat Itu.Walangsungsang Dijuluki Pangeran Cakrabuana Bahkan Gunung Itu Pun Di keramatkan Sebagai Gunung Cakrabuana Sampai Sekarang. Di Wilayah Teja (Lemahsugih) Ada Bekas Tempat Persemayaman Tokoh Terkenal Julukan Ki Jago. Di Lereng Timur Ada Candi Batu Lawang.Bekas Para Pendeta Agama Hindu Bersemayam Hyang. Sejarah Penting Pada Masa Perjalanan Peradaban Sunda.Merupakan Tapal Batas Antara Kerajaan Galuh Dan Kerajaan Pakuan Pajajaran.Ini Terlihat Pada Situs Tugu Batu Jejer Gunung Cakrabuana.

Sejarah Malangbong[sunting | sunting sumber]

Kota Malangbong Merupakan Sebuah Kota Kecil Di Garut Utara.Keadaan Cuaca Cenderung Dingin Berangin Kondisi Yang Sangat Khas Merupakan Fenomena Alam.Hal Ini Dapat Terjadi Karena Wilayah Malangbong Berada Di Ceruk Perbukitan Pegunungan Yang Membentang.Sedangkan Angin Yang Meniup Kencang Karena Adanya Celah Diantara Dua Gunung Di Gagian Selatan Menuju Wilayah Tasikmalaya Sekitarnya. Malangbong Merupakan Sebuah Hutan Belantara Ketika Jaman Penjajahan Belanda VOC.Dijadikan Daerah Transit Oleh Pasukan Mataram Untuk Melintas Menuju Markas Belanda Di Batavia.Ketika Itu Tempat Tersebut Dibuka Dijadikan Daerah Transit Untuk Menetap Sementara Waktu Sambil Mengumpulkan Kekuatan.Untuk Selanjutnya Menyerang Pemerintah Kolonial Belanda. Nama Malangbong Sendiri Dinamai Oleh Rd.Surayudha Yang Asal Katanya Adalah Pasir Malang Katembong Sehingga Akhirnya Menjadi Kata Malangbong. Rd.Surayudha Lahir Di BL Limbangan.Ia Merupakan Putra Dari Rd.Wira Redja Bupati Pamanukan Subang Keturunan Bupati Limbangan. Rd.Surayudha Merupakan Seorang Pahlawan Yang Menentang Belanda Bersama Dengan Pangeran Diponegoro. Camat Pertama Malangbong Adalah Putra Sulung Rd.Surayudha Yang Bernama Rd.Wira Bangsa Diangkat Oleh Pemerintah Kolonnial Belanda. Semenjak Jadi Kecamatan.Malangbong Manjadi Berkembang Dengan Adanya Pasar.Kantor Pemerintahan.Alun-Alun.Tempat Ibadah Dan Lain Lain. Malangbong Menjadi Daerah Perlintasan Tiga Kabupaten Yang Memiliki Potensi Sangat Besar Dan Potensial.Tentu Ini Menjadi Modal Besar Bagi Masyarakat Malangbong Untuk Lebih Maju Dan Pesat Di Segala Bidang Yang Tengah Digalakan Era Modern ini.

Dataran sekitar Malangbong dekat Garut, dengan latar belakang Gunung Cakrabuana
Dataran sekitar Malangbong dekat Garut, dengan latar belakang Gunung Cakrabuana

Benteng Pemberontakan DI/TII[sunting | sunting sumber]

Merupakan Kisah Gunung Pemberontak Era Gerombolan DI/TII (Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo). Musuh Bersenjata Paling Susah Dikalahkan Sampai Harus Pengejaran Pemburuan.Medannya Berupa Penyisiran Gunung Dan Lereng Hutan Cakrabuana. Pada Masa Perang Kemerdekaan Tempat Ini Adalah Jalur Utama Long March Divisi Siliwangi Menuju Yogya Dan Saat Kembali Dari Yogya.Dan Di Tempat Inilah Terjadi Pertempuran Antara Pasukan TNI Siliwangi Melawan Pemberontak DI/TII Yang Menewaskan Banyak Prajurit TNI Yang Baru Tiba Dari Yogya.Malangbong Merupakan Daerah Strategis Yang Dikuasai DI/TII Maka Gunung Cakrabuana Termasuk Ke Dalam Sasaran Operasi TNI Yang Bernama Pagar Betis Untuk Menumpas Pemberontak DI/TII. Saat Ini Gunung Cakrabuana Merupakan Tapal Batas Meliputi Lima Kabupaten Yaitu Kabupaten Garut (Malangbong), Kabupaten Tasikmalaya (Pagerageung) Kabupaten Majalengka (Lemahsugih). Kabupaten Sumedang (Wado) dan Kabupaten Ciamis.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-16. Diakses tanggal 2016-04-09. 
  2. ^ "Peta Interaktif". WebGIS MenLHK. Diakses tanggal 2023-11-11. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-29. Diakses tanggal 2016-04-09. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-22. Diakses tanggal 2016-04-09. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-11. Diakses tanggal 2016-04-09. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]