Gutasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gutasi dapat diamati sebagai titik-titik air di tepi daun.

Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun .[1] Istilah gutasi pertama kali dipakai oleh Burgerstein.[1] Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai sehingga penyerapan air tinggi namun laju penguapan/ transpirasi rendah maupun ketika penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara.[1][2] Proses gutasi terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda.[2] Gutasi dapat diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur.[1]

Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan transpirasi.[1] Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi.[1] Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai embun.[1]

Padahal, gutasi dan embun adalah dua proses yang berbeda. Embun merupakan hasil kondensasi udara sebagai akibat dari persinggungan suatu permukaan ke permukaan yang lebih dingin. Pada fenomena embun, air yang menutupi hampir semua permukaan daun atau organ lain. Sedangkan gutasi merupakan proses akibat dari absorbsi air yang tinggi akibat tekanan akar yang tinggi, kemudian kelebihan air dikeluarkan melalui stomata ujung daun(hidatoda). Sehingga, air hanya berada di ujung-ujung daun.[3]

Mekanisme[sunting | sunting sumber]

Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi akibat adanya tekanan positif akar.[1] Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus menyerap air dan mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang dilepaskan keluar.[4] Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin dan tanah yang kering menghambat terjadinya gutasi.[1] Kekurangan mineral juga diketahui memengaruhi proses gutasi.[1]

Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus bernama hidatoda.[1] Hidatoda sering kali disebut sebagai stomata air.[1] Hidatoda terletak di ujung dan sepanjang tepi daun.[1] Oleh karena itulah, titik-titik air akan terlihat di ujung dan tepi daun.[1]

Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun terjadi juga pada pagi hari.[1] Laju gutasi paling tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia nymphefolia.[5] Menurut hasil laporan tumbuhan kuping gajah(Colocasia) dapat menghasilkan air gutasi sebanyak setengah cangkir selama semalam.[6] Gutasi paling banyak terjadi pada tumbuhan air, herba, dan rumput-rumputan.[5] Contohnya pada tumbuhan nasturtium, kentang, kubis, tomat dan arben.[6]

Kualitas air hasil gutasi[sunting | sunting sumber]

Titik-titik air yang keluar dari jaringan daun melalui proses gutasi bukanlah air murni.[1] Berbagai senyawa diketahui terlarut di dalamnya.[1] Beberapa senyawa yang ditemukan terlarut dalam titik-titik air tersebut adalah enzim, gula, asam amino, vitamin, serta mineral seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.[1]

Perbedaan gutasi dan transpirasi[sunting | sunting sumber]

Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:[4]

Faktor Pembeda Gutasi Transpirasi
Bentuk air yang dilepaskan Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk titik-titik air (cair) Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk uap air
Kualitas air yang dilepaskan Air mengandung senyawa-senyawa terlarut dan garam mineral Air murni
Mekanisme Air dilepaskan melalui struktur hidatoda menuju ujung pembuluh daun Air dilepaskan melalui stomata, kutikula, dan/atau lentisel
Regulasi aktivitas Pembukaan hidatoda tidak dapat diregulasi Transpirasi melalui stomata diatur oleh sel penjaga
Waktu terjadi Pada malam atau pagi hari Pada saat ada sinar matahari (melalui stomata) dan sepanjang hari (melalui kutikula atau lentisel)

Efek gutasi bagi tanaman[sunting | sunting sumber]

Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.[1] Namun kadang kala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada daun.[1] Hal ini diakibatkan oleh penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi daun telah menguap.[1] Kondisi tersebut membuat patogen seperti bakteri dan fungi dapat menyerang jaringan daun.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v (Inggris) Rajan, SS (1999), Introductory Modern Biology, Anmol Publications PVT. LTD., hlm. 162, ISBN 9788126102594  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan) (Gutasi adalah... lihat di Penelusuran Buku Google)
  2. ^ a b (Inggris) "Plant Physiology". Biology Questions and Answers. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-16. Diakses tanggal 08-07-2011. 
  3. ^ Sutarmi, Siti (1983). Botani Umum 2. Bandung: Angkasa Bandung. hlm. 115–116. ISBN 979 404 218 8. 
  4. ^ a b (Inggris) Rao, DK; Kaur, JJ (2006), Biology 10, Delhi: Ratna Sagar, hlm. 66, ISBN 9788183323789  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan) (Perbedaan transpirasi dan gutasi lihat di Penelusuran Buku Google)
  5. ^ a b (Inggris) Soni, NK (2010), Fundamentals Of Botany Volume 2, Tata McGraw-Hill Education, hlm. 147, ISBN 9780070681774  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan) (Hidatoda sering ditemukan pada... lihat di Penelusuran Buku Google)
  6. ^ a b Sutarmi, Siti (1983). Botani Umum 2. Bandung: Angkasa Bandung. hlm. 115. ISBN 979 404 218 8.