Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hubungan Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and South Korea

Indonesia

Korea Selatan
Moon Jae-in, Joko Widodo, 2017.

Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan adalah hubungan bilateral luar negeri antara Indonesia dengan Korea Selatan. Kedua negara memiliki visi, nilai, dan keinginan untuk berkontribusi pada komunitas internasional sebagai kekuatan menengah yang sama.[1][2] Kedua negara adalah anggota dari G-20 dan APEC. Indonesia dan Korea Selatan secara resmi membentuk hubungan diplomatik pada 17 September 1973. Korea Selatan memiliki kedutaan besar di Jakarta dan Indonesia memiliki kedutaan besar Seoul.

Menurut jajak pendapat BBC World Service Poll tahun 2014, 48% orang Indonesia menerima pengaruh Korea Selatan dengan positif, dan 27% melihatnya dengan negatif.[3]

Kerjasama Militer[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan perdagangan dan investasi yang cepat membuat kedua pemerintahan menyetujui persekutuan strategis pada tahun 2006.[2] Indonesia dan Korea Selatan berinvestasi dalam berbagai proyek pengembangan militer gabungan, termasuk Jet Tempur KFX/IFX.[4] Perusahaan Korea Selatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) sudah mencapai tahap akhir negosiasi kontrak untuk memasok Indonesia dengan tiga kapal selam Type-209. Ini akan menjadi transaksi pertahanan bilateral terbesar, dengan nilai US$1,1 miliar.[5]

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2012, tercatat kurang-lebih 38.000 penduduk Indonesia yang tinggal di Korea Selatan.[6]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia dengan menteri luar negeri Korea Selatan, Yun Byung-se(ko) di Bali, 14 Juni 2013.

Pada masa lampau, hubungan kedua negara hanya berkembang di area perdagangan dan investasi seperti sektor. Sekarang kerjasama keduanya sudah berkembang ke berbagai proyek raksasa dan industri canggih. Dengan nilai US$27 miliar dalam perdagangan bilateral, Korea Selatan menjadi rekan dagang terbesar Indonesia keempat pada tahun 2012. Korea Selatan juga menjadi penanam modal asing terbesar ketiga di Indonesia, dengan nilai $1,94 miliar investasi.[2]

Ada banyak perusahaan Korea Selatan yang menanam modal dan beroperasi di Indonesia seperti Miwon (Daesang Corporation), Lotte, Yong Ma, Hankook Tire, Samsung, LG, Kia Motors dan Hyundai. Pada tahun 2011, Hankook Tire mengumumkan investasinya sebesar US$353 juta untuk sebuah pabrik produksi yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.[7]

Budaya[sunting | sunting sumber]

Banyak band dan artis Korea Selatan tampil dan mengadakan tur di Indonesia, seperti SMTown Live World Tour III dan Music Bank World Live Tour, dan diterima dengan baik oleh para pendengar di Indonesia. Budaya pop Korea menginspirasi artis-artis Indonesia, seperti bintang I-pop S4, grup idola Indonesia yang dilatih di Korea, dan juga tampil di Korea Selatan.[2]

Kunjungan kenegaraan[sunting | sunting sumber]

Presiden Chun Doo Hwan mengunjungi Indonesia pada bulan Juli 1981, dan pada tahun berikutnya Presiden Soeharto mengunjungi Korea Selatan pada bulan Oktober 1982. Pada bulan November 1988 Presiden Roh Tae Woo mengunjungi Indonesia. Presiden Kim Young Sam, mengunjungi Indonesia pada bulan November 1994. Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid mengunjungi Korea Selatan dua kali pada tahun 2000, yakni pada bulan Februari dan Oktober, dan pada tahun yang sama Presiden Kim Dae Jung mengunjungi Indonesia pada bulan November 2000. Presiden Megawati Soekarnoputri mengunjungi Korea Selatan pada bulan Maret 2002.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Korea Selatan pada saat APEC Summit di bulan November 2005. Pada Desember 2006, Presiden Roh Moo Hyun mengunjungi Indonesia untuk menandatangani Persekutuan Strategis Bersama antara Indonesia dengan Korea Selatan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Korea Selatan sebagai tamu negara pada bulan Maret 2012 dan Presiden Lee Myung-bak pergi ke Indonesia untuk menghadiri Bali Democracy Forum di bulan November 2012.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Seulki Lee, Wibisono Notodirdjo, Sadika Hamid (23 Mei 2013). "Indonesia, S. Korea Lay Groundwork for Middle Power Partnership" [Indonesia, Korea Selatan Meletakkan Dasar untuk Persekutuan Kekuatan Menengah]. en.tempo.co (dalam bahasa bahasa Inggris). Tempo.co. Diakses tanggal 5 November 2015. 
  2. ^ a b c d Veeramalla Anjaiah (8 Maret 2013). "40 years of friendship: S. Korea, Indonesia embark on stronger strategic partnership" [40 tahun persahabatan: Korea Selatan, Indonesia memulai persekutuan strategis yang lebih kuat]. www.thejakartapost.com (dalam bahasa bahasa Inggris). The Jakarta Post. Diakses tanggal 5 November 2015. 
  3. ^ 2014 World Service Poll BBC
  4. ^ Abu Hanifah (12 Juli 2011). "Indonesia teams up with S. Korea to develop fighter jet" [Indonesia membentuk tim dengan Korea Selatan untuk mengembangkat jet tempur] (dalam bahasa bahasa Inggris). English.news.cn. Diakses tanggal 5 November 2015 – via Xinhuanet. 
  5. ^ "Junotane Korea - Foreign Affairs". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-09. Diakses tanggal 2015-11-05. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-27. Diakses tanggal 2015-11-05. 
  7. ^ Rangga D Fadillah. "Hankook announces US$353 million investment". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-24. Diakses tanggal 2015-11-05. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]