Hubungan Indonesia dengan Spanyol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hubungan Indonesia–Spain
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and Spain

Indonesia

Spanyol

Hubungan Indonesia dengan Spanyol mengacu pada hubungan bilateral antara Indonesia dan Spanyol. Spanyol mengidentifikasi Indonesia sebagai sekutu alaminya dan telah menobatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas dalam hubungan luar negeri dengan kawasan Asia-Pasifik. Indonesia memiliki kedutaan besar di Madrid dan konsulat di Barcelona dan Las Palmas, sedangkan Spanyol memiliki kedutaan besar di Jakarta dan konsulat di Seminyak, Bali. Kerja sama tersebut telah meluas ke berbagai bidang, antara lain perdagangan, kebudayaan, pendidikan, dan teknologi pertahanan.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kontak awal antara kekaisaran Spanyol dan kerajaan-kerajaan awal di pulau-pulau timur Indonesia dilakukan pada abad ke-16, meskipun Portugis, Inggris dan Belanda yang menjalankan aturan kolonial mereka di kepulauan Indonesia.[2]

Selama masa penjelajahan di awal abad ke-16, Raja Charles I dari Spanyol mengutus Ferdinand Magellan untuk menemukan jalur barat untuk mencapai pulau rempah-rempah. Selama periode ini, Spanyol melawan dominasi Portugis di kepulauan timur Indonesia, dan sempat menguasai Sulawesi Utara dan Tidore di Maluku, sebelum kemudian didorong ke utara ke kepulauan Filipina oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1663. Akibatnya, berbeda dengan Portugis dan Belanda rekan-rekannya, pengaruh Spanyol di kepulauan Indonesia singkat dan sangat minim karena mereka menempatkan diri di Filipina sebagai gantinya.[3]

Hubungan diplomatik secara resmi dimulai pada tahun 1958, diikuti dengan pendirian kedutaan besar di ibu kota negara masing-masing. Pasca tsunami Samudra Hindia bulan Desember 2004 di Banda Aceh dipulau Sumatera, pasukan militer Spanyol bersama dengan bantuan internasional lainnya dan tim SAR internasional, terlibat dalam upaya bantuan bencana tsunami antara Aceh dan Pulau Nias.[4]

Kunjungan kenegaraan[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 5–8 Februari 2007, Permaisuri Spanyol Sofía mengunjungi Indonesia, dan memeriksa proyek bantuan Spanyol untuk rekonstruksi di Aceh dan Nias setelah kehancuran tsunami Samudra Hindia pada bulan Desember 2004, juga sebuah proyek pelestarian alam di Taman Nasional Gunung Leuser. Ratu mengunjungi Banda Aceh, Medan, Nias, dan Jakarta untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kunjungannya, permaisuri mengungkapkan kekaguman dan keterkejutannya atas seberapa baik Indonesia mengelola negaranya meskipun penduduknya sangat beragam.[5]

Kerja sama teknologi dan pertahanan[sunting | sunting sumber]

Kedutaan Besar Spanyol di Indonesia

Sejak 1980-an Spanyol dan Indonesia telah memulai kemitraan strategis dalam teknologi aeronautika, CASA Spanyol dan Dirgantara Indonesia merancang dan memproduksi bersama pesawat angkut sedang CN-235. Belakangan Spanyol mengembangkannya lebih jauh menjadi model C-295 dan menugaskan Indonesia untuk mengikuti pemroduksian dan sebagai distributor di kawasan Asia, sebelumnya Indonesia telah memesan sembilan C-295. Pada tahun 2013 Spanyol dan Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kerjasama pertahanan, yang meliputi pendidikan, perencanaan, inovasi, dukungan logistik dan akuisisi produk pertahanan.

Perdagangan dan investasi[sunting | sunting sumber]

Total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$1,92 miliar pada 2008, US$2,08 miliar pada 2009, dan US$2,18 miliar pada 2010. Neraca perdagangan sebagian besar berpihak pada Indonesia, dengan surplus dari periode 2005-2010, pada 2009 Indonesia tercatat Surplus US$1,58 miliar dan surplus US$1,62 miliar pada 2010. Spanyol menempati urutan ke-14 mitra ekspor Indonesia yang membeli batu bara, tembaga, minyak sawit, karet alam, dan elektronik. Di sisi lain, Spanyol menjual pesawat terbang, aluminium, kertas rokok, dan obat-obatan ke Indonesia.[6]

Investasi Spanyol di Indonesia dinilai belum mencapai potensi sebenarnya karena masih ada ruang untuk berkembang. Dalam kurun waktu lima tahun (2005-2010), nilai investasi Spanyol telah mencapai US$48,9 juta dalam 17 proyek, terutama pada sektor konstruksi, kimia dan farmasi, transportasi, logistik, penyimpanan dan komunikasi yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan Bali.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Spanyol Jadikan Indonesia Salah Satu Prioritas Hubungan di Asia". Ministry of Foreign Affair Republic of Indonesia. 3 November 2009. Diakses tanggal 13 June 2013. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Nailufar, Nibras Nada (ed.). "Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-10-26. 
  3. ^ Gischa, Serafica (ed.). "Perlawanan Kolonialisme dan Imperialisme: Maluku Angkat Senjata". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-10-26. 
  4. ^ Novan Iman Santosa (14 February 2013). "Spain, RI strengthen defense, relief ties". The Jakarta Post. Diakses tanggal 13 June 2013. 
  5. ^ "Kunjungan Ratu Sofia dari Spanyol" (dalam bahasa Indonesian). Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia. 7 February 2007. Diakses tanggal 13 June 2013. 
  6. ^ "Pengusaha Spanyol Ingin Tingkatkan Investasi di Indonesia". ANTARA News (dalam bahasa Indonesian). Antara News. Diakses tanggal 14 June 2013. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]