Hubungan Indonesia dengan Tunisia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hubungan Indonesia–Tunisia
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and Tunisia

Indonesia

Tunisia

Hubungan Indonesia dengan Tunisia sangat penting setelah Kebangkitan dunia Arab, seperti Tunisia melihat Indonesia sebagai contoh demokrasi di negara mayoritas Muslim, sementara Indonesia telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung transisi demokrasi di Tunisia melalui peningkatan kapasitas dan kemitraan untuk demokrasi.[1] Indonesia memuji Tunisia sebagai contoh sukses dari transisi demokrasi di Dunia Arab.[2] Hubungan diplomatik ini berawal dari tahun 1950-an ketika Indonesia mendukung kemerdekaan Tunisia dari Prancis. Indonesia memiliki kedutaan besar di Tunis, sementara Tunisia memiliki kedutaan besar di Jakarta. Kedua negara adalah anggota Organisasi Kerjasama Islam dan Gerakan Non-Blok.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hubungan antara Indonesia dan Tunisia telah didirikan awal bahkan sebelum Tunisia mencapai kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1956. Pejuang kemerdekaan Tunisia Habib Bourguiba mengunjungi Jakarta pada tahun 1951, diikuti dengan pembentukan kantor perwakilan kemerdekaan Tunisia di kota pada tahun 1952 untuk melobi negara-negara Asia dukungan untuk kemerdekaan Tunisia.[3]

Perdagangan dan perniagaan[sunting | sunting sumber]

Badan Pusat Statistik Indonesia melaporkan bahwa pada tahun 2011 volume perdagangan mencapai US$100 juta. Neraca perdagangan adalah condong ke Indonesia dengan ekspor Indonesia mencapai US$84.77 juta pada tahun 2010.[4] Indonesia mengekspor terutama terdiri dari minyak pelumas, alat musik, optik, karet, kertas, plastik, furnitur, sepatu, kopi dan rempah-rempah ke Tunisia, sementara negara Asia Tenggara mengimpor kurma, jeruk, pupuk, batu fosfat, kaca, plastik dan minyak zaitun dari negara Afrika Utara.

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Indonesia–Tunisia Capacity Building Partnership for Democracy". Institute for Peace and Democracy. May 10–16, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-19. Diakses tanggal April 18, 2014. 
  2. ^ "Editorial: Tunisia's shining example". The Jakarta Post. February 5, 2014. Diakses tanggal April 18, 2014. 
  3. ^ Gibbons, Zeynita (August 3, 2010). Radja, Aditia Maruli, ed. "Hubungan RI-Tunisia Makin Erat". ANTARA News (dalam bahasa Indonesian). Antara News. Diakses tanggal April 18, 2014. 
  4. ^ Wang Yuanyuan (July 18, 2012). "Tunisia seeks stronger ties with Indonesia". Xinhuanet.com. Diakses tanggal April 18, 2014. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]