Lompat ke isi

Alkitab bahasa Armenia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Falentinus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:

[[Berkas:Page_from_Armenian_bible_illuminated_by_T'oros_Roslin,_1256.jpg|ka|jmpl|279x279px|Alkitab Armenia berhiasan gambar dari tahun 1256]]

'''Alkitab bahasa Armenia '''pertama kali dibuat dengan penerjemahkan yang dilakukan oleh '''Santo Mesrob''' pada awal abad ke-5. Monumen pertama dari sastra Armenia adalah versi  [[Alkitab]] ini. Menurut Moses dari Chorene, Isaac membuat terjemahan Alkitab dari teks [[bahasa Suryani]] sekitar tahun 411. Pekerjaan ini dianggap kurang sempurna, karena segera setelah itu John dari Egheghiatz dan Yusuf dari Baghin dikirim ke [[Edessa]] untuk menerjemahkan Alkitab. Mereka melakukan perjalanan sampai sejauh [[Konstantinopel]], dan membawa pulang salinan otentik teks [[bahasa Yunani]]. Dengan bantuan salinan-salinan lain yang diperoleh dari [[Aleksandria]], Alkitab diterjemahkan lagi dari bahasa Yunani, menurut teks [[Septuaginta]] dan karya [[Origenes]], ''[[Heksapla]]''. Versi ini, yang sampai sekarang digunakan di dalam Gereja Armenia, selesai sekitar tahun 434.

CNN Indonesia
Find it on Play StoreGETX
Teknologi

MASUK DAFTAR
Home
Nasional
Politik Hukum & Kriminal Peristiwa
Internasional
Asean Asia Pasifik Timur Tengah Eropa Amerika
Ekonomi
Keuangan Energi Bisnis Makro
Olahraga
Sepakbola Moto GP F1 Raket
Teknologi
Teknologi Informasi Sains Telekomunikasi Otomotif
Hiburan
Film Musik Seleb Seni Budaya Music At Newsroom
Gaya Hidup
Health Food Travel Trends
Fokus
Kolom
Aku & Jakarta
Music at Newsroom
Terpopuler
Infografis
Foto
Video
TV
Indeks
Download Apps
Ikuti Kami

Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Fokus Kolom Terpopuler Infografis Foto Video Indeks


Home Teknologi Sains
Ahli Menduga Manusia Purba Masih Hidup di Flores
CNN Indonesia
Senin, 25 Apr 2022 15:07 WIB

18
JAM

18
MINIT

12
SAAT
Ilustrasi manusia purba hidup di Flores. (Foto: CNN)


Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang peneliti meyakini salah satu spesies manusia purba masih hidup di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Keyakinan ini muncul usai penelitian pada 2003 ketika arkeolog mencari bukti migrasi manusia modern dari Asia ke Australia menemukan kerangka yang cukup lengkap dari spesies manusia yang punah di pulau Flores Indonesia.

Spesies tersebut kemudian dikenal sebagai Homo floresiensis yang juga disebut Hobbit. Spesies ini awalnya diperkirakan bertahan hingga 12 ribu tahun lalu. Namun, analisis lebih lanjut mengoreksi perkiraan tersebut menjadi 50 ribu tahun.



Lihat Juga :

Temuan Tulang Ikan Raksasa di Sulsel, Ahli Sebut Bangkai Bukan Fosil
Meski demikian, profesor antropolog dari Universitas Alberta, Gregory Forth meyakini spesies manusia purba tersebut masih hidup hingga saat ini, atau setidaknya hingga beberapa waktu lalu.

Dalam sebuah opini, dilansir The Scientist, Forth berpendapat ahli paleontologi dan ilmuwan lain telah mengabaikan pengetahuan dan catatan kaum Pribumi tentang "manusia kera" yang tinggal di hutan Flores.

"Tujuan saya menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik - yaitu, yang paling rasional dan paling didukung secara empiris - dari kisah-kisah Lio tentang makhluk-makhluk itu," tulis Forth dalam artikel tersebut.

"Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata, yang semuanya saya ajak bicara langsung. Dan saya menyimpulkan cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini," tambahnya.

Lihat Juga :

Ilmuwan Ungkap Nama Manusia Sebelum Homo Sapiens
Kemudian Forth menjelaskan cerita rakyat orang-orang Lio yang mendiami pulau itu berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Forth menyamakannya dengan Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang diperoleh.

"Seperti yang diungkapkan oleh penelitian lapangan saya, perubahan yang diceritakan seperti itu mencerminkan pengamatan lokal tentang persamaan dan perbedaan antara spesies leluhur dan keturunannya yang berbeda," katanya, seperti dikutip IFL Science.

Masyarakat Lio mengidentifikasi makhluk-makhluk ini sebagai hewan, tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit yang dimiliki manusia. Namun, mereka juga memiliki kesamaan dengan manusia.

"Untuk Lio, penampilan manusia kera sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya manusiawi membuat makhluk itu menjadi anomali dan karenanya bermasalah dan mengganggu," tulis Forth.

Lihat Juga :

Simpanse Savana Disebut 'Role Model' Teori Evolusi Manusia
Untuk saat ini, waktu paling dekat yang dapat kita tentukan untuk menentukan tanggal H. floresiensis masih hidup adalah 50 ribu tahun yang lalu. Namun Forth mendesak para peneliti lain agar pengetahuan Pribumi harus dimasukkan saat menyelidiki evolusi hominin.

"Naluri awal kami, saya kira, adalah menganggap manusia kera yang masih ada di Flores sebagai sepenuhnya imajiner. Tapi, dengan menganggap serius apa yang dikatakan orang Lio, saya tidak menemukan alasan yang baik untuk berpikir begitu," tutur Forth.

"Apa yang mereka katakan tentang makhluk itu, ditambah dengan bukti lain, sepenuhnya konsisten dengan spesies hominin yang masih hidup, atau spesies yang hanya punah dalam 100 tahun terakhir," imbuhnya.

(lom/mik)



Saksikan Video di Bawah Ini:
VIDEO: Fosil Manusia Usia 800 Tahun Ditemukan di Peru



0 KOMENTAR


ARTIKEL TERKAIT

TOPIK TERKAIT
Selengkapnya
BACA JUGA
LIHAT SEMUA

LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA
DRIVE PITLIHAT SEMUA
VIDEO: Mengencani Toyota GR Yaris

Teknologi
VIDEO: Morgan Plus Four, Mobil Bergaya Klasik Rasa Kekinian

Teknologi
VIDEO: Jajal Lexus ES 300h, Tunggangan Mewah Para Sultan

Teknologi
VIDEO: Mengencani Toyota GR Yaris

Teknologi
VIDEO: Morgan Plus Four, Mobil Bergaya Klasik Rasa Kekinian

Teknologi
1
2
3
TERPOPULER
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI UNTUK ANDA
TERBARU
LAINNYA DARI DETIKNETWORK

NasionalTeknologiInternasionalHiburanEkonomiGaya HidupOlahragaDownload Appsberbuatbaik.id
© 2022 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2022 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.

Tentang Kami | Redaksi | Pedoman Media Siber | Disclaimer






Baca artikel CNN Indonesia "Ahli Menduga Manusia Purba Masih Hidup di Flores" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220425132625-199-789308/ahli-menduga-manusia-purba-masih-hidup-di-flores.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/


== Kalimat pertama ==
== Kalimat pertama ==

Revisi per 26 April 2022 02.45


CNN Indonesia Find it on Play StoreGETX Teknologi

MASUK DAFTAR Home Nasional Politik Hukum & Kriminal Peristiwa Internasional Asean Asia Pasifik Timur Tengah Eropa Amerika Ekonomi Keuangan Energi Bisnis Makro Olahraga Sepakbola Moto GP F1 Raket Teknologi Teknologi Informasi Sains Telekomunikasi Otomotif Hiburan Film Musik Seleb Seni Budaya Music At Newsroom Gaya Hidup Health Food Travel Trends Fokus Kolom Aku & Jakarta Music at Newsroom Terpopuler Infografis Foto Video TV Indeks Download Apps Ikuti Kami

Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Fokus Kolom Terpopuler Infografis Foto Video Indeks


Home Teknologi Sains Ahli Menduga Manusia Purba Masih Hidup di Flores CNN Indonesia Senin, 25 Apr 2022 15:07 WIB

18 JAM

18 MINIT

12 SAAT Ilustrasi manusia purba hidup di Flores. (Foto: CNN)


Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang peneliti meyakini salah satu spesies manusia purba masih hidup di Flores, Nusa Tenggara Timur. Keyakinan ini muncul usai penelitian pada 2003 ketika arkeolog mencari bukti migrasi manusia modern dari Asia ke Australia menemukan kerangka yang cukup lengkap dari spesies manusia yang punah di pulau Flores Indonesia.

Spesies tersebut kemudian dikenal sebagai Homo floresiensis yang juga disebut Hobbit. Spesies ini awalnya diperkirakan bertahan hingga 12 ribu tahun lalu. Namun, analisis lebih lanjut mengoreksi perkiraan tersebut menjadi 50 ribu tahun.


Lihat Juga :

Temuan Tulang Ikan Raksasa di Sulsel, Ahli Sebut Bangkai Bukan Fosil Meski demikian, profesor antropolog dari Universitas Alberta, Gregory Forth meyakini spesies manusia purba tersebut masih hidup hingga saat ini, atau setidaknya hingga beberapa waktu lalu.

Dalam sebuah opini, dilansir The Scientist, Forth berpendapat ahli paleontologi dan ilmuwan lain telah mengabaikan pengetahuan dan catatan kaum Pribumi tentang "manusia kera" yang tinggal di hutan Flores.

"Tujuan saya menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik - yaitu, yang paling rasional dan paling didukung secara empiris - dari kisah-kisah Lio tentang makhluk-makhluk itu," tulis Forth dalam artikel tersebut.

"Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata, yang semuanya saya ajak bicara langsung. Dan saya menyimpulkan cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini," tambahnya.

Lihat Juga :

Ilmuwan Ungkap Nama Manusia Sebelum Homo Sapiens Kemudian Forth menjelaskan cerita rakyat orang-orang Lio yang mendiami pulau itu berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Forth menyamakannya dengan Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang diperoleh.

"Seperti yang diungkapkan oleh penelitian lapangan saya, perubahan yang diceritakan seperti itu mencerminkan pengamatan lokal tentang persamaan dan perbedaan antara spesies leluhur dan keturunannya yang berbeda," katanya, seperti dikutip IFL Science.

Masyarakat Lio mengidentifikasi makhluk-makhluk ini sebagai hewan, tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit yang dimiliki manusia. Namun, mereka juga memiliki kesamaan dengan manusia.

"Untuk Lio, penampilan manusia kera sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya manusiawi membuat makhluk itu menjadi anomali dan karenanya bermasalah dan mengganggu," tulis Forth.

Lihat Juga :

Simpanse Savana Disebut 'Role Model' Teori Evolusi Manusia Untuk saat ini, waktu paling dekat yang dapat kita tentukan untuk menentukan tanggal H. floresiensis masih hidup adalah 50 ribu tahun yang lalu. Namun Forth mendesak para peneliti lain agar pengetahuan Pribumi harus dimasukkan saat menyelidiki evolusi hominin.

"Naluri awal kami, saya kira, adalah menganggap manusia kera yang masih ada di Flores sebagai sepenuhnya imajiner. Tapi, dengan menganggap serius apa yang dikatakan orang Lio, saya tidak menemukan alasan yang baik untuk berpikir begitu," tutur Forth.

"Apa yang mereka katakan tentang makhluk itu, ditambah dengan bukti lain, sepenuhnya konsisten dengan spesies hominin yang masih hidup, atau spesies yang hanya punah dalam 100 tahun terakhir," imbuhnya.

(lom/mik)


Saksikan Video di Bawah Ini: VIDEO: Fosil Manusia Usia 800 Tahun Ditemukan di Peru


0 KOMENTAR


ARTIKEL TERKAIT

TOPIK TERKAIT Selengkapnya BACA JUGA LIHAT SEMUA

LIVE REPORT LIHAT SELENGKAPNYA DRIVE PITLIHAT SEMUA VIDEO: Mengencani Toyota GR Yaris

Teknologi VIDEO: Morgan Plus Four, Mobil Bergaya Klasik Rasa Kekinian

Teknologi VIDEO: Jajal Lexus ES 300h, Tunggangan Mewah Para Sultan

Teknologi VIDEO: Mengencani Toyota GR Yaris

Teknologi VIDEO: Morgan Plus Four, Mobil Bergaya Klasik Rasa Kekinian

Teknologi 1 2 3 TERPOPULER SAAT INI BERITA UTAMA REKOMENDASI UNTUK ANDA TERBARU LAINNYA DARI DETIKNETWORK

NasionalTeknologiInternasionalHiburanEkonomiGaya HidupOlahragaDownload Appsberbuatbaik.id © 2022 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2022 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.

Tentang Kami | Redaksi | Pedoman Media Siber | Disclaimer




Baca artikel CNN Indonesia "Ahli Menduga Manusia Purba Masih Hidup di Flores" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220425132625-199-789308/ahli-menduga-manusia-purba-masih-hidup-di-flores.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Kalimat pertama

Codex Armenicus Rescriptus, suatu naskah perkamen yang berasal dari Biara Santa Katarina di Gunung Sinai, memuat suatu naskah bahasa Armenia (abad ke-6; masa keemasan sastra Armenia) berupa Homili mengenai Mazmur oleh Yohanes Krisostomos, yang kemudian ditindih oleh doa liturgis Melkite dalam bahasa Suryani (abad ke-10).

Kalimat pertama dalam bahasa Armenia yang ditulis oleh St. Mesrop setelah dia menciptakan huruf-huruf Armenia dikatakan adalah baris pembuka Kitab Amsal Salomo:[1]

Ճանաչել զիմաստութիւն եւ զխրատ, իմանալ զբանս հանճարոյ:

Čanačʿel zimastutʿiwn ew zxrat, imanal zbans hančaroy.

"Untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna."

— Kitab Amsal, 1:2.

Referensi

Pranala luar