Kabupaten Tasikmalaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tasikmalaya
Sukapura
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮒᮞᮤᮊᮬᮜᮚ
Bendera Tasikmalaya
Lambang resmi Tasikmalaya
Julukan: 
  • Beieren van Java
  • Mutiara dari Priangan Timur
Motto: 
Sukapura ngadaun ngora
(Sunda) Sukapura kelak maju ekonominya
Peta
Peta
Kabupaten Tasikmalaya di Jawa
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya
Peta
Kabupaten Tasikmalaya di Indonesia
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya (Indonesia)
Koordinat: 7°21′57″S 108°06′07″E / 7.3658°S 108.1019°E / -7.3658; 108.1019
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Hari jadi26 Juli 1632 (umur 391)
Ibu kotaKecamatan Singaparna
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 39
  • Desa: 348
Pemerintahan
 • BupatiAde Sugianto
 • Wakil BupatiCecep Nurul Yakin
Luas
 • Total2.712,52 km2 (104,731 sq mi)
Populasi
 (2013)
 • Total1.876.544
 • Kepadatan619/km2 (1,600/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 97,43% Islam
  • 0,15% Buddha
  • 0,05% Hindu
  • 0,05% Lainnya[1]
 • BahasaIndonesia
Sunda Tasikmalaya
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3206
Kode area telepon0265
Pelat kendaraan
  • Z xxxx N*/O*/P*/Q*/R*/S*
  • Z xxxx H*/I*/J*/K*/L*/M* [a]
Kode Kemendagri32.06
APBDRp 2.330.268.301.640 (2017)[2]
DAURp 1.600.871.185.752 (2017)[2]
Situs webwww.tasikmalayakab.go.id


Tasikmalaya (Sunda: ᮒᮞᮤᮊᮬᮜᮚ) adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Singaparna. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka dan Kota Tasikmalaya di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran di sebelah timur, dan Kabupaten Garut di sebelah barat.

Terletak di tenggara daerah Parahyangan, Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan memiliki peran penting di wilayah Parahyangan Timur. Sebagian besar wilayah kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama sektor pertanian dan kehutanan, sementara petani merupakan pekerjaan yang dilakukan mayoritas penduduk.[3]

Tasikmalaya terkenal akan produksi kerajinan dan salak,[4] sementara tutug oncom adalah makanan khas dari daerah ini. Tasikmalaya juga dikenal sebagai pusat keagamaan yang besar di Jawa Barat, dimana kabupaten ini memiliki lebih dari 1.344 pesantren yang tersebar di seluruh penjuru wilayahnya.[5]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Toponomi[sunting | sunting sumber]

Pemandangan Perbukitan Sepuluh Ribu berupa tumpukan perbukitan dari aktivitas vulkanis Gunung Galunggung

Pada awalnya, nama yang digunakan untuk menyebut daerah Tasikmalaya saat ini adalah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawang-Galunggung, dimana nama ini merujuk kepada Kerajaan Galunggung yang pernah berdiri di wilayah kabupaten ini.[6] Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya mulai muncul setelah Gunung Galunggung meletus di tahun 1822 sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi seperti Tasik (danau, laut) dan Malaya dari (ma)layah yang bermakna ngalayah (bertebaran).[7] Jadi Tasikmalaya berarti danau yang bertebaran atau danau di gugusan bukit. Namun secara pengertian Bahasa Sunda, Tasikmalaya juga mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir bertebaran di mana-mana.[8][9]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Titik ekstrem Kabupaten Tasikmalaya
Barat 7°21′42″S 107°54′16″E / 7.36167°S 107.90444°E / -7.36167; 107.90444 Kawungsari, Salawu, Tasikmalaya
Selatan 7°49′1.6″S 108°20′26.6″E / 7.817111°S 108.340722°E / -7.817111; 108.340722 Kalapagenep, Cikalong, Tasikmalaya
Timur 7°29′19.2″S 108°26′32.9″E / 7.488667°S 108.442472°E / -7.488667; 108.442472 Citalahab, Karang Jaya, Tasikmalaya
Utara 7°2′20.3″S 108°7′54.4″E / 7.038972°S 108.131778°E / -7.038972; 108.131778 Nanggewer, Pagerageung, Tasikmalaya
Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut di mana pegunungan Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.[10] Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter.[11]

Peta memperlihatkan letak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat

Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hujan deras.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Seperti halnya kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.[12] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.[13] Meskipun mendapatkan hujan deras,[12] Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 °C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 °C di daerah dataran tinggi.[13]

Letak[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.[10] Kabupaten Tasikmalaya ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah barat, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudra Hindia. Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 km, dan sekitar 56,25 km dari timur ke barat.[14]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Seorang ibu sedang menyusui anaknya di Tasik tahun 1902-an (foto dokumen oleh Carleton H Graves)
Sebuah foto tahun 1920-1935, menunjukan panorama Kabupaten Tasikmalaya–Neglasari, Kecamatan Salawu.

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap sah bila mendapat persetujuan Batara yang bertakhta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[15]

Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan–1920-1940.

Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[15]

Periode modern[sunting | sunting sumber]

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibu kota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus takhta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.[15]

Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.[15]

Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, Banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibu kota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.[15] Berdasarkan titimangsa dari Piagam Sultan Agung Mataram, Sukapura terbentuk pada 9 Muharram Taun Alip yang bersamaan dengan 16 Juli 1633 atau 20 April 1641.[16]

Setelah Pasundan diserahkan oleh Susuhunan Pakubuwana I kepada Kompeni, berdasarkan perjanjian 5 Oktober 1705, Kabupaten Sukapura berada dalam pengawasan Kepala Bupati (Opsigter-Regent) yang berkedudukan di Cirebon.[16]

Raden Tumenggung Wirahadiningrat, regent Manonjya (masa jabatan 1875-1901), berpakaian buru

Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibu kota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibu kota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibu kota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Alasan lain adalah sedang giatnya pembangunan Jalan Pos dan Jalan Kereta Api menuju Tasikmalaya, di samping banyaknya Orang Belanda yang membuka lahan perkebunan karet dan teh di Tasikmalaya Selatan.[16] Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibu kota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibu kota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.[15]

Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913, masa pemerintahan Bupati XIV Sukapura diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.[15][16]

Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara penahbisan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.[15]

Sejarah pemerintahan Bupati (1641-1937)[sunting | sunting sumber]

  • 1641-1674: Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
  • 1674: Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
  • 1674-1723: Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
  • 1723-1745: Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
  • 1745-1747: Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
  • 1747-1765: Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
  • 1765-1807: Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
  • 1807-1837: Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
  • 1837-1844: Raden Tumenggung Danudiningrat
  • 1844-1855: Raden Tumenggung Wiratanubaya
  • 1855-1875: Raden Tumenggung Wiraadegdana
  • 1875-1901: Raden Tumenggung Wirahadiningrat
  • 1901-1908: Raden Tumenggung Prawirahadingrat
  • 1908-1937: Raden Tumenggung Wiratanuningrat

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kediaman bupati Tasikmalaya (1925-1933)

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No. Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
1 Raden Anggadipa II
(Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
1807 1837 1
2 Raden Tumenggung Danudiningra 1837 1844 2
3 Raden Tumenggung Wiratanubaya 1844 1855 3
4 Raden Tumenggung Wiraadegdana 1855 1875 4
5 Raden Tumenggung Wirahadiningrat 1875 1901 5
6 Raden Tumenggung Prawirahadingrat 1901 1908 6
7 Raden Tumenggung Wiratanuningrat 1908 1937 7
8 Raden Tumenggung Wiradipoetra 1938 1944 8
9 Raden Tumenggung Aria Soenarya 1944 1947 9
10 R. Abas Wilagasomantri 1948 1951 10
11 R. Priatna Kusumah 1951 1957 11
12 R. Ipung Gandapraja 1957 1958 12
13 R. Memet Supartadirja 1958 1966 13
14 Kolonel Inf.
Husen Wangsaatmadja
Februari 1966 14 Februari 1974 14
15 Drs. H.
Kartiwa Suryasaputra
14 Februari 1974 5 Maret 1976 15
16 Kolonel Inf.
A. Benyamin
5 Maret 1976 5 Maret 1981 16
17 Kol. Inf. H.
Hudly Bambang Aruman
5 Maret 1981 5 Maret 1986 17
18 Kol. Inf. H.
Adang Roosman
SH
8 Maret 1986 8 Maret 1991 18
19 Kol. Inf. H.
SuiIjana Wirata Hadisubrata
8 Maret 1991 8 Maret 1996 19
8 Maret 1996 8 Maret 2001 20 Oesman Roesman
20 Drs. H.
Tatang Farhanul Hakim
M.Pd
8 Maret 2001 8 Maret 2006 21 Dede S. Oroen
8 Maret 2006 8 Maret 2011 22 Endang Hidayat
21 H.
Uu Ruzhanul Ulum
S.E.
8 Maret 2011 8 Maret 2016 23 Ade Sugianto
8 Maret 2016 4 September 2018 24
H.
Ade Sugianto
S.I.P.
4 September 2018 3 Desember 2018 (Plt.)[17]
22 3 Desember 2018 26 April 2021 [18] Deni Ramdani Sagara

(sejak 2021)[19]

26 April 2021 Petahana 25 [20] Cecep Nurul Yakin

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dalam dua periode terakhir.[21][22]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 8 Steady 8
Gerindra 4 Kenaikan 9
PDI-P 8 Penurunan 6
Golkar 7 Steady 7
PKS 2 Kenaikan 3
PPP 9 Penurunan 7
PAN 6 Penurunan 5
Demokrat 6 Penurunan 5
Jumlah Anggota 50 Steady 50
Jumlah Partai 8 Steady 8


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.713.677 jiwa dengan luas wilayah 2.551,19 km² dan sebaran penduduk 672 jiwa/km².[23][24]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Desa
Daftar
Desa
32.06.08 Bantarkalong 8
32.06.09 Bojongasih 6
32.06.11 Bojonggambir 10
32.06.36 Ciawi 11
32.06.06 Cibalong 6
32.06.27 Cigalontang 16
32.06.03 Cikalong 13
32.06.05 Cikatomas 9
32.06.20 Cineam 10
32.06.01 Cipatujah 15
32.06.32 Cisayong 13
32.06.10 Culamega 5
32.06.23 Gunung Tanjung 7
32.06.35 Jamanis 8
32.06.19 Jatiwaras 11
32.06.37 Kadipaten 6
32.06.21 Karang Jaya 4
32.06.02 Karangnunggal 14
32.06.28 Leuwisari 7
32.06.25 Mangunreja 6
32.06.22 Manonjaya 12
32.06.29 Padakembang 5
32.06.38 Pagerageung 10
32.06.04 Pancatengah 11
32.06.07 Parungponteng 8
32.06.15 Puspahiang 8
32.06.34 Rajapolah 8
32.06.14 Salawu 12
32.06.18 Salopa 9
32.06.30 Sariwangi 8
32.06.24 Singaparna 10
32.06.12 Sodonghilir 12
32.06.33 Sukahening 7
32.06.17 Sukaraja 8
32.06.26 Sukarame 6
32.06.31 Sukaratu 8
32.06.39 Sukaresik 8
32.06.16 Tanjungjaya 7
32.06.13 Taraju 9
TOTAL 351

Kota Tasikmalaya pernah menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.

Demografi[sunting | sunting sumber]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2017 tercatat penduduk Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 1.735.998 jiwa dengan kepadatan 641/km².

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa sehari-hari masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya adalah bahasa Sunda dialek Priangan sub-dialek Tasikmalaya.

Agama[sunting | sunting sumber]

Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya juga dijuluki sebagai "Kota Santri" karena melekatnya nilai-nilai islam pada kehidupan masyarakat. Lalu ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik, Protestan, Buddha dan Konghucu.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren di antaranya Pondok Pesantren Cipasung, Miftahul Huda Manonjaya, KH. Zainal Musthafa Sukamanah & Sukahideng dan Pondok Pesantren lainnya yang hampir merata ada disetiap desa.

Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Stasiun[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya memiliki 4 stasiun yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki 5 stasiun di Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan pada lintas utama selatan Pulau Jawa dan 6 stasiun di Jalur kereta api Tasikmalaya–Singaparna yang sudah berhenti beroperasi, yaitu:

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik[diragukan][Menurut siapa?] bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan. Adapun catatan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menyebutkan bahwa, di tahun 2022, terdapat setidaknya 113.988 rumah tangga petani di Kabupaten Tasikmalaya.[29]

Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga.

Hingga Oktober 2022, menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, 5.000 hektar lahan padi di Tasikmalaya dikhususkan untuk produksi padi organik, dengan setidaknya tiga kali panen dalam waktu setahun.[29] Rerata produksi padi organik tiap hektar diperkirakan mencapai enam ton untuk sekali panen.[29]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Tempat Wisata menarik di Kabupaten Tasikmalaya:[30]

Kampung Naga[sunting | sunting sumber]

Kampung Naga

Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan kampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya.

Kerajinan[sunting | sunting sumber]

Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, mendongan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah, yang menghasilkan industri anyaman mendongan dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Hasil karya kerajinan tangan ini dapat ditemui dengan mudah di toko-toko yang berada di sepanjang Jalan Raya Rajapolah.

Gunung Galunggung[sunting | sunting sumber]

Ledakan dahsyat Galunggung, 1982
Kabut volkano Galunggung, 1982

Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi objek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

Pantai Cipatujah[sunting | sunting sumber]

Pantai dengan keindahan alam laut, berpasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisangkec.cipatujah kab.tasikmalaya sangat indah .

Pantai Sindangkerta[sunting | sunting sumber]

Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langka kita temukan.

Pantai Karang Tawulan[sunting | sunting sumber]

Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung

Curug Dengdeng[sunting | sunting sumber]

Curug Dengdeng

Air terjun bertingkat ini terletak di Tawang, Cikatomas, Tasikmalaya.[31]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Wacana Pembentukan Provinsi Priangan Timur menjadi Provinsi Baru[sunting | sunting sumber]

Kabupaten/Kota yang mungkin bergabung yang meliputi:

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  2. ^ a b "Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016-2017". Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Humas DJPK. 9 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018. 
  3. ^ "Penduduk dan Tenaga Kerja - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 88. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  4. ^ "Pertanian - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 330. Diakses tanggal 06 Januari 2011.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Alhamidi, Rifat. "10 Daerah di Jabar dengan Jumlah Ponpes Terbanyak". detikjabar. Diakses tanggal 2024-01-06. 
  6. ^ Rahadian, Deden. "Menelisik Prasasti Geger Hanjuang di Tasikmalaya". detikjabar. Diakses tanggal 2024-01-06. 
  7. ^ Amiruddin, Faizal. "Menelisik Asal-usul Nama Tasikmalaya". detikjabar. Diakses tanggal 2024-01-06. 
  8. ^ "Toponimi Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. hlm. 110. Diakses tanggal 6 Januari 2011. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ "Peranan Bupati R.A.A. Wiratanuningrat dalam Pembangunan Kabupaten Tasikmalaya 1908-1937". Patanjala. 9 (3): 343–358. doi:10.30959/patanjala.v9i3.46. 
  10. ^ a b "Selayang Pandang Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Jawa Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-14. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  11. ^ "Kondisi Geografis - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 14. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  12. ^ a b "Updated world map of the Koppen-Geiger climate classification" (PDF). Hydrol. Earth Syst. Sci.,. 2007. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2012-02-03. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  13. ^ a b "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawabarat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  14. ^ "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawa Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-05. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  15. ^ a b c d e f g h "Sejarah Singkat Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 06 Januari 2011. 
  16. ^ a b c d Soemantri, Emuch Herman (1979). Sajarah Sukapura. Jakarta: Universitas Indonesia. 
  17. ^ "ADE SUGIANTO PLT. BUPATI TASIKMALAYA". indikatornews.com. 07-09-2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-14. Diakses tanggal 11-02-2021. 
  18. ^ "Ade Sugianto Sah Jadi Bupati Tasikmalaya, ICW Ingatkan Pembenahan Sistem Rawan Korupsi". Pikiran Rakyat. 03-12-2018. Diakses tanggal 11-02-2021. 
  19. ^ "Ridwan Kamil Lantik 3 Kepala Daerah Sisa Masa Jabatan". AyoBandung.com. 10-02-2021. Diakses tanggal 11-02-2021. 
  20. ^ "Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Lantik Dua Kepala Daerah". Humas Provinsi Jawa Barat. 26-04-2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-28. Diakses tanggal 02-05-2021. 
  21. ^ "PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. TASIKMALAYA 2014-2019". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-27. Diakses tanggal 2020-05-15. 
  22. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Tasikmalaya 2019-2024
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  24. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  25. ^ http://www.iaic.ac.id/ Diarsipkan 2020-08-12 di Wayback Machine. diakses 24 Oktober 2018
  26. ^ https://www.suryalaya.org/iailm.html/ Diarsipkan 2019-03-18 di Wayback Machine. diakses 24 Oktober 2018
  27. ^ http://web.iailm.ac.id/ Diarsipkan 2018-10-24 di Wayback Machine. diakses 24 Oktober 2018
  28. ^ https://sttcipasung.ac.id/ Diarsipkan 2021-03-02 di Wayback Machine. diakses 4 September 2020
  29. ^ a b c Aris Mohamad, Fitrian (25 Oktober 2022). "Padi Organik Tasik Dipamerkan di Eropa". Pikiran Rakyat. hlm. 5. 
  30. ^ "Best Places to Visit in Tasikmalaya Regency". September 10, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-10. Diakses tanggal 2017-09-10. 
  31. ^ http://travel.kompas.com/read/2016/07/08/090700027/6.Destinasi.Wisata.Pilihan.Saat.Mudik.ke.Tasikmalaya Diarsipkan 2017-12-22 di Wayback Machine. 21 Des 2017

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan