Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, badan yang berwenang mengumumkan PHEIC

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau disingkat KKMMD (Inggris: public health emergency of international concern, PHEIC) adalah pengumuman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang "kejadian luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi". Pengumuman ini dirancang ketika sebuah kejadian bersifat "serius, mendadak, tidak wajar, atau tidak terduga", "dapat memengaruhi kesehatan masyarakat di luar batas negara terdampak", dan "perlu ditanggapi segera oleh berbagai negara".[1] Menurut Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) 2005, setiap negara wajib menanggapi PHEIC sesegera mungkin.[2]

Pengumuman ini diterbitkan oleh Komite Darurat (Emergency Committee) yang beranggotakan ilmuwan dari seluruh dunia sesuai IHR 2005.[3] Peraturan ini dikembangkan usai wabah SARS 2002/2003.[4] Sejak 2009, ada enam pengumuman PHEIC:[5] pandemi flu 2009, pengumuman polio 2014, wabah virus Ebola di Afrika Barat, wabah virus Zika 2015–2016,[6] wabah Ebola Kivu,[7] dan wabah koronavirus baru 2019–2020.[8] Rekomendasinya bersifat sementara dan wajib ditinjau ulang tiga bulan sekali.[1]

Penyakit SARS, cacar air, poliomielitis tipe liar, dan segala subtipe baru influenza manusia otomatis dianggap PHEIC dan tidak memerlukan keputusan IHR.[9]

PHEIC tidak terikat kepada penyakit menular dan bisa diterapkan untuk kejadian luar biasa yang dipicu bahan kimia atau radioaktif.[10] PHEIC adalah "seruan aksi" dan tindakan paling akhir.[11]

Rata-rata wabah dan peristiwa darurat tidak mendapat perhatian masyarakat atau memenuhi syarat PHEIC.[11] Dalam kasus wabah kolera Haiti 2010-an, serangan senjata kimia Suriah, dan bencana nuklir Fukushima, Komite Darurat WHO tidak mengadakan rapat.[10][12] Dari semua wabah yang dilaporkan ke WHO agar dipertimbangkan menjadi PHEIC, wabah Ebola Kivu 2018–20 ditolak untuk ketiga kalinya pada 14 Juni 2019, ketika jumlah korban jiwa di RD Kongo mencapai 1.405 per 11 Juni 2019 dan dua kasus di Uganda sudah dipastikan.[13] Pada Juli 2019, setelah muncul satu kasus baru di Goma, ibu kota Kivu Utara, Komite Darurat mengadakan rapat keempat.[14] WHO secara resmi menetapkan wabah Ebola Kivu sebagai PHEIC pada 17 Juli 2019.[7][15]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "WHO | International Health Regulations and Emergency Committees". WHO. Diakses tanggal 19 June 2019. 
  2. ^ Renee Dopplick (29 April 2009). "Inside Justice | Swine Flu: Legal Obligations and Consequences When the World Health Organization Declares a "Public Health Emergency of International Concern"". Diakses tanggal 2014-06-06. 
  3. ^ "Strengthening health security by implementing the International Health Regulations (2005); About IHR". WHO. WHO. Diakses tanggal 19 June 2019. 
  4. ^ Hoffman, Steven J.; Silverberg, Sarah L. (18 January 2018). "Delays in Global Disease Outbreak Responses: Lessons from H1N1, Ebola, and Zika". American Journal of Public Health. 108 (3): 329–333. doi:10.2105/AJPH.2017.304245. ISSN 0090-0036. PMC 5803810alt=Dapat diakses gratis. PMID 29345996. 
  5. ^ Pillinger, Mara (2 February 2016). "WHO declared a public health emergency about Zika's effects. Here are three takeaways". Washington Post. Diakses tanggal 19 June 2019. (perlu berlangganan)
  6. ^ Hunger, Iris (2018). Coping with Public Health Emergencies of International Concern (dalam bahasa Inggris). 1. Oxford University Press. doi:10.1093/oso/9780198828945.003.0004. ISBN 9780191867422. (perlu berlangganan)
  7. ^ a b "Statement on the meeting of the International Health Regulations (2005) Emergency Committee for Ebola virus disease in the Democratic Republic of the Congo on 17 July 2019" (PDF). www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 July 2019. 
  8. ^ "Statement on the second meeting of the International Health Regulations (2005) Emergency Committee regarding the outbreak of novel coronavirus (2019-nCoV)". World Health Organisation (dalam bahasa Inggris). 2020-01-30. Diakses tanggal 2020-01-31. 
  9. ^ Mark A. Hall; David Orentlicher; Mary Anne Bobinski; Nicholas Bagley; I. Glenn Cohen (26 February 2018). "8. Public Health Law". Health Care Law and Ethics (edisi ke-9th). New York: Wolters Kluwer. hlm. 908. ISBN 978-1-4548-8180-3. 
  10. ^ a b Halabi, Sam F.; Crowley, Jeffrey S.; Gostin, Lawrence Ogalthorpe (2017). Global Management of Infectious Disease After Ebola (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 110. ISBN 9780190604882. 
  11. ^ a b Rull, Monica; Kickbusch, Ilona; Lauer, Helen (2015-12-08). "Policy Debate | International Responses to Global Epidemics: Ebola and Beyond". International Development Policy (dalam bahasa Inggris). 6 (2). doi:10.4000/poldev.2178. ISSN 1663-9375. 
  12. ^ Gostin, Lawrence O.; Katz, Rebeccas (June 2016). "The International Health Regulations: The Governing Framework for Global Health Security". The Milbank Quarterly. 94 (2): 264–313. doi:10.1111/1468-0009.12186. PMC 4911720alt=Dapat diakses gratis. PMID 27166578. 
  13. ^ "WHO | Ebola virus disease – Democratic Republic of the Congo". WHO. Diakses tanggal 24 June 2019. 
  14. ^ Schnirring, Lisa; 2019 (15 July 2019). "Ebola spread to Goma triggers new emergency talks, cases top 2,500". CIDRAP (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 July 2019. 
  15. ^ Goldberg, Mark Leon (17 July 2019). "The World Health Organization Just Declared an Ebola "Emergency" in the Democratic Republic of Congo. Here's What That Means". UN Dispatch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 July 2019. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]