Kedatuan Suppa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Akkarungeng ri Suppa

ᨕᨀᨑᨘᨂᨛ ᨑᨗ ᨔᨘᨄ
Akkarungeng ri Suppa
1370–sekarang
Ibu kotaSuppa
Bahasa yang umum digunakanBugis
Agama
Dari Tolotang berpindah ke Katolik (1544) lalu Islam (1609)
PemerintahanMonarki, Akkarungeng
Datu, Manurungnge ri Suppa 
Sejarah 
• Didirikan
1370
• Kedatangan Anthonio de Payva dan Bangsa Portugis
1544
• Pendirian aliansi Limae Ajatappareng
abad ke-16
• Ditaklukkan oleh Gowa yang dipimpin Tuni Palangga
akhir abad ke-16
• Dibubarkan
sekarang
Digantikan oleh
Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Akkarungeng Suppa (Bugis: ᨕᨀᨑᨘᨂᨛ ᨑᨗ ᨔᨘᨄ, translit. Akkarungeng ri Suppa) adalah salah satu Akkarungeng (terj. har.'kerajaan') Bugis yang disegani di wilayah Ajatappareng dan didaerah Sulawesi Selatan. Setelah kemerdekaan kini kerajaan suppa' merupakan suatu kecamatan yang berada di kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Suppa sendiri dapat di lihat asal usulnya dalam naskah lontaraq i lagaligo yang disebut dengan toloqna iyarega minruranna Suppa.[1] Kerajaan Suppa secara astronomi berada pada titik koordinat 03˚55’26.40” LS, 119˚33’59.11” BT.

Sejarah berdirinya[sunting | sunting sumber]

Seperti epik kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang pembentukan melalui konsep to manurung atau dikenal dengan kepemimpinan to manurung [2] sebagai mana pula di tertuang dalam sure' Galigo atau i lagaligo kedatuan suppa pun pembentukannya diawali dengan pengangkatan Manurung’nge sebagai Datu Suppa pertama oleh orang-orang yang menyaksikan dan mendengar berita kedatangannya di tanah Suppa diperkirakan pada abad ke 14.

Bergabung dalam Wilayah Ajatappareng[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Suppa merupakan salah satu kerajaan anggota konfederasi Ajatappareng yang letaknya di sebelah barat Danau Tempe, Danau Sidenreng, dan Danau Buaya. Sekitar abad ke-15, konfederasi ini terbangun yang dicetuskan oleh La Makkarawi Datu Suppa (tapi hal ini masih menjadi kajian lebih lanjut) yang hasilnya bergabungnya Lima Kerajaan yaitu kerajaan Sidenreng, Suppa, Sawitto, Rappang dan Alitta. [3] Salah satu motif bergabungnya kerajaan-kerajaan ini karena dikenal sebagai penghasil beras terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi rebutan bagi kerajaan-kerajaan besar yakni Luwu, Bone, dan Gowa. Pasca persekutuan terbentuk, tampak eksistensi Ajatappareng makin maju, itu ditandai hadirnya beberapa pedagang dari luar antara lain Antonio De Paiva pada Tahun 1544, seorang pedagang asal Portugis. Kemajuan perdagangan hasil-hasil pertanian telah mengundang kerajaan yang lebih besar untuk melakukan penguasaan.

Jejak kerajaan Suppa[sunting | sunting sumber]

Jejak kerajaan suppa sendiri masih dapat di telusuri dengan menemukan rumah soraja (kini berada di pare-pare), benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan perlengkapan raja lainnya[4] dan rumah datu di dekat pantai mara'bombang di kecamatan suppa. Selain itu dapat dijumpa makam raja-raja kerajaan Suppa di Kota Pare-pare.[5]

Kepemimpinan Kerjaan Suppa Dulu dan hingga kini[sunting | sunting sumber]

Dalam lontara suppa diceritakan manurung’nge mompo ri lura malowangnge (muncul didanau yg besar: maksudnya ialah laut. pen.) bersama dengan sarung lumut dan benda-benda Arajang/kebesarannya yang serba emas, seperti periuk emas, sendok nasi emas, periuk sayur emas, dan peralatan dapur lain-lainnya yang terbuat dari emas.[6]

Berikut daftar Manurungnge ri Suppa (Datu Supa) yang dihimpun dari berbagai sumber:[7]

No Tahun Nama Peristiwa
- c.1370 Terbentuknya kerajaan Suppa
1 We Tipulinge Tompoe Kawin dengan La Bangenge Manurung di Bacukiki
2 Lateddung Loppo Juga Addatuang Sawitto
3 1490-1544 La Putebulu Kawin dengan We Jiwa Datu Bulu Cendrana dan We Tamppatana Daeng Mabello Datui Mario Ri Wawo Soppeng, Antonio de Payva dan bangsa Portugis datang pada tahun 1544, La Putebulu dan keluarganya dibabtis memeluk agama Katolik
4 1545 La Makkarawi
- 1500-an Terbentuknya aliansi Limaé Ajatappareng; entah 1523 menurut Lontara Bacukiki (12 tahun setelah Kejatuhan Malaka), 1540 atau 1582.
5 1500-an We Lampe Welua Kawin dengan La Cella Mata Daeng Situju, Addatuang Sawitto
6 1500-an Karaeng Itosapaye
7 1566-1586 La Pancaitana Juga Addatuang Sawitto, kawin dengan We Renri Tana
8 1585-1600-an We Pasullu Kawin dengan To Patekke Datu Patillang, memeluk agama Islam pada 1609
9 1600-an La Tenrisessu Kawin dengan We Patimang
10 1600-an To Manipie Kawin dengan We Taniase
11 1600-an We Tasi Petta Mauengne
12 1600-an La Tenri Tatta
13 1600-an La Doko Juga Addatuang Sawitto
14 1600-an Todani Kawin dengan We Lampe Welua
15 1681 – 1700 La Toare Juga Arung Alitta
16 1700-an – 1800 La Pamesangi
17 1800-an – 1820 La Sakka
18 1820 – 1830 La Kuneng
19 1830 – 1855 La Tenrilekka
20 1860 – 1881 We Tenri Awaru Pancaitana Besse Wajiwara Arungpone Metinroe di Suppa
21 1860 – 1881 We Bubeng
22 1902 – 1906 La Mappanyukki Juga Arumpone
23 I Maddelu Daeng Bau Istri Mappanyukki
24 1906 - 1926 La Parenrengi Karaeng Tinggi Mai Bapak I Maddelu
25 1926 – 1938 La Makkasau Kawin dengan I Rahmatia Daeng Baji
26 1938 – 1947 Andi Abdullah Bau Massepe (M)

Pahlawan Nasional Republik Indonesia

27 1947 – 1950 La Patettengi
28 1950 – 1984 Andi Soji Datu Kanjenne (F)

Puteri La Mappangile (Andi Mappangile) Addituang Sidenreng

29 1992 – 2014 La Kuneng Bau Massepe (M) Putra Andi Abdullah Bau Massepe
30 2014 – hingga kini We Dala Uleng Bau Massepe (F)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-10. Diakses tanggal 2017-05-27. 
  2. ^ Mattulada, Andi (1998). Sejarah Masyarakat dan kebudayaan Sulawesi Selatan. Hasanuddin University Press. ISBN 979-530-020-2. 
  3. ^ Poelinggomang, dkk. 2004 (dalam Muhaeminah & Makmur) Sejarah Sulawesi Selatan jilid I Cetakan Pertama. Makassar: Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Balai Penelitian Daerah (Balitbangda) dan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Provinsi Sulawesi Selatan.
  4. ^ http://andioddang.blogspot.co.id/2011/10/saoraja-andi-abdullah-bau-massepe-datu.html
  5. ^ http://travel.kompas.com/read/2012/05/04/18411053/Kubur.Datu.Makam.132.Raja
  6. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-of-suppa/
  7. ^ http://eprints.unm.ac.id/7869/1/TESIS%20SIAP%20SELESAI.docx