Kehamilan ektopik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kehamilan ektopik
Informasi umum
SpesialisasiKebidanan, Ginekologi Sunting ini di Wikidata

Hamil ektopik, adalah sebuah komplikasi hamil dimana embrio berada di luar uterus namun berada pada tempat lain seperti serviks, rongga perut, tuba falopi, atau di ovarium. Hamil ektopik juga dikenal sebagai ekiesis atau hamil tuba. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada tuba fallopi, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio. Tanda dan gejalanya meliputi luka abdominal dan pendarahan vaginal. Kurang dari 50 persen wanita mengalami dua gejala tersebut.

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Biasanya hamil ektopik berisiko tinggi terjadi pada seseorang yang sering mengeluhkan keputihan berulang. Hal tersebut menandakan adanya infeksi pada organ intim wanita.[1]

Infeksi berulang pada organ intim inilah yang dapat menyebabkan kuman bermigrasi naik ke saluran tuba fallopi, yang merupakan saluran tempat berkumpulnya ciliata (rambut getar) yang bisa membantu pergerakan embrio masuk ke dinding rahim.

Terjadinya kerusakan pada tuba fallopi, misalnya karena infeksi. Sehingga, dengan adanya kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang tepat dibuahi untuk masuk ke rahim sehingga akhirnya menempel dalam tuba falopi itu sendiri atau organ lain.

Faktor risiko kehamilan ektopik antara lain: usia, adanya riwayat kehamilan ektopik, infeksi panggul, merokok, infertilitas, riwayat abortus, dan pil progestin.[2]

Usia perempuan lebih dari 35 tahun lebih rentan mengalami kehamilan ektopik. Kebiasaan merokok dan terjadinya infeksi panggul bisa menjadi penyebab kehamilan ektopik karena menyebabkan disfungsi tuba.[3]

Gejala Kehamilan Ektopik[sunting | sunting sumber]

Gejala kehamilan ektopik antara lain mengalami rasa nyeri yang sangat di daerah panggul, perut, bahu, atau leher. Kemudian, merasakan sakit pada satu sisi perut, bercak ringan atau flek yang keluar dari jalan lahir, pendarahan hebat, pusing, atau pingsan.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ I.V.W Udjung, Sp. OG, dr. Gorga (21 April 2021). "Kehamilan Ektopik: Gejala, Ciri, dan Pencegahan Sejak Awal Rencana Kehamilan". Haibunda. Diakses tanggal 6 Oktober 2021. 
  2. ^ Sari, Winda Fatma (2021). "Faktor Risiko Kehamilan Ektopik Literature Review". Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal. 5: 277–287. 
  3. ^ irfan (2021-06-18). "Etiologi Kehamilan Ektopik". Alomedika. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  4. ^ "Kehamilan Ektopik: Gejala, Penyebab, Penanganan". HonestDocs. Diakses tanggal 2024-03-23. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]