Kekaisaran Persia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kekaisaran Persia pada masa Akhemeniyah abad 6 SM

Kekaisaran Persia atau Kekaisaran Iran (bahasa Persia: شاهنشاهی ایران, Šâhanšâhiye Irân, Kekaisaran Iran) adalah rangkaian monarki-dinasti yang berpusat di Persia/Iran dari masa Kekaisaran Akhemeniyah pada abad keenam sebelum masehi sampai Dinasti Qajar pada abad 20 M.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200 SM - 330 SM)[sunting | sunting sumber]

Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua, dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran, dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728 SM–550 SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa, dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648 SM–330 SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.

Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.

Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531 SM–522 SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522 SM–486 SM) menang, dan dinyatakan sebagai raja.

Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun, dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbarui, dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.

Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan, dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.

Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung, dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar, dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi, menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.

Kekaisaran Seleukus (330 SM - 248 SM)[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang dipimpin oleh salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.

Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248 SM - 224 M)[sunting | sunting sumber]

Kekaisaran Parthia

Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan, dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur eskrim Turki pada awal abad ketiga Masehi, dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai, dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan, dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.

Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (berakhir pada tahun 224 M) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.

Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226 M - 651 M)[sunting | sunting sumber]

Kekaisaran Sassania pada zaman kegemilangannya.

Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi, dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590 M–628 M) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)

Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik karena keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak karuan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.

Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.

Islam Persia (700 -1400)[sunting | sunting sumber]

Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab, dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.

Pada abad kesembilan, dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam, dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)

Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat, dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa, dan juga kebangkitan Renaissance.

Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, dimana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.

Monarki Persia-Iran (1500-1979)[sunting | sunting sumber]

Persia mulai berganti menjadi Islam Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama, dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali, dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan, dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik, dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.

Pada Perang Dunia II, tentara Inggris, dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros, dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.

Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika, dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. Ayatollah Ruhollah Khomeini menjadi oposisi, dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza, dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri, dan diantar ke Turki dan selepas itu ke Irak.

Dari tahun 1500-1979 Persia memiliki nama resmi yang berbeda pada dinasti yang berkuasa

  • Negara Agung Iran Raya (مملکت ایران / ملک وسیع‌ الفضای ایران ) selama pemerintahan Dinasti Safawiyah
  • Negara Pelindung Iran (ممالک محروسه ایران) selama pemerintahan Dinasti Afshariyah dan Dinasti Qajar
  • Negara Agung Iran (دولت علیّه ایران) selama pemerintahan Dinasti Qajar
  • Negara Imperial Iran (کشور شاهنشاهی ایران) selama pemerintahan Dinasti Pahlavi

Pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Bailey, Harold (Ed.) "The Cambridge history of Iran", Cambridge University Press 1993, Cambridge. ISBN 0-521-45148-5
  • Wiesehofer, Josef: Ancient Persia
  • J. E Curtis and N. Tallis: Forgotten Empire: The World of Ancient Persia
  • Pierre Briant: From Cyrus to Alexander: A History of the Persian Empire
  • Richard N. Frye: The Heritage of Persia
  • A.T. Olmstead: History of the Persian Empire
  • Lindsay Allen: The Persian Empire
  • J.M. Cook: The Persian Empire
  • Tom Holland: Persian Fire: The First World Empire and the Battle for the West
  • Amini Sam: Pictorial History of Iran: Ancient Persia Before Islam 15000 B.C.-625 A.D.
  • Timelife Persians: Masters of the Empire (Lost Civilizations)
  • Houchang Nahavandi, The Last Shah of Iran - Fatal Countdown of a Great Patriot betrayed by the Free World, a Great Country whose fault was Success, Aquilion, 2005, ISBN 1-904997-03-1

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]