Keluaran 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Keluaran 2
Kitab Keluaran lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Keluaran
KategoriTaurat
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
2
pasal 1
pasal 3

Keluaran 2 (disingkat Kel 2) adalah pasal kedua Kitab Keluaran dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1] Pasal ini berisi kisah kelahiran Musa sampai kepergiannya ke tanah Midian.[2]

Teks[sunting | sunting sumber]

Waktu[sunting | sunting sumber]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi sejak kelahiran Musa sampai saat ia berada di Midian sejak usia 40 tahun sampai sekitar 80 tahun (Keluaran 12:40-41; ~ 1487 SM - 1447 SM).
  • Perhitungan waktu ini didasarkan pada penelitian Edwin R. Thiele[3] yang memberi perkiraan bahwa bangsa Israel keluar dari Mesir pada tahun 1447 SM, 480 tahun sebelum permulaan pembangunan Bait Suci di Yerusalem oleh raja Salomo (~ Mei 967 SM).[4] Dicatat dalam Keluaran 7:7 bahwa Musa berusia 80 tahun pada waktu bangsa Israel akan meninggalkan Mesir. Dengan demikian diperkirakan Musa lahir pada tahun 1527 SM.[5]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1[sunting | sunting sumber]

Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;[6]

Nama ayah dan ibu Musa baru disebutkan di pasal 6:

Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya.[7]

Ayat 2[sunting | sunting sumber]

Lalu mengandunglah ia (perempuan itu) dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya 3 bulan lamanya.[8]
Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama 3 bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.[11]

Ayat 5[sunting | sunting sumber]

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. (TB)[12]

Ada sebuah teori yang dikemukakan oleh sarjana ahli Mesir, David Down, bahwa peristiwa ini berkaitan dengan sejarah firaun Amenemhat III yang memiliki seorang putri bernama Sobekneferu.[13] Putri ini kelak menjadi penguasa Mesir, tetapi tidak pernah menggunakan gelar "Ratu" atau "Saudari Firaun", melainkan selalu dengan istilah "Putri Firaun".[14] Diyakini ia tidak mempunyai anak.[15] Jikalau sebagai seorang Putri Firaun, ia datang ke sungai Nil untuk mandi, dipercayai bahwa ini merupakan suatu upacara ritual dan permohonan kepada dewa sungai Nil, Hapi, yang juga adalah dewa kesuburan. Ketika upacara berlangsung, maka bayi Musa yang tampak sehat dan manis itu ditemukannya, sehingga ia menganggapnya sebagai jawaban doa-doanya.[13]

Teori lain dikemukakan oleh David Rohl[5] yang mendasarkan kesimpulannya pada catatan dari zaman Helenistik, sekitar akhir abad ke-3 SM. Catatan itu, diberi judul "Peri Ioudaion" ("Mengenai orang Yahudi"), disunting di Mesir oleh seorang sejarawan Yahudi bernama Artapanus. Karya ini sekarang tidak terlestarikan, tetapi sejumlah kutipannya terdapat dalam naskah-naskah yang terlestarikan sampai kini, yaitu "Evangelicae Preparationis" ("Persiapan untuk kitab Injil") karya Eusebius, tulisan Alexander Polyhistor yang juga dikutip oleh Eusebius, serta karya Klemens yang berjudul "Stromata".[16] Artapanus mencatat bahwa:

  • Firaun Mesir bernama "Palmanothes" menindas orang Israel yang hidup di Mesir dan membangun kota Kessan dengan kuilnya dan kuil lain di Heliopolis (= kota "suci" On)
  • Putri Firaun yang bernama "Merris" mengadopsi anak Ibrani yang kemudian tumbuh menjadi pangeran "Mousos" (=Musa)
  • Merris menikahi Firaun "Khenephrês" yang merupakan "raja atas seluruh wilayah di seberang Memphis, karena waktu itu ada banyak raja di Mesir".
  • Pangeran Mousos menjalankan pemerintahan untuk Firaun Khenephrês dan terkenal di kalangan rakyat Mesir
  • Pangeran Mousos melakukan penyerangan terhadap Etiopia yang pernah menyerang Mesir. Ia mengepung kota Hermopolis selama 10 tahun sebelum merebutnya.
  • Sepulang dari Etiopia, Firaun Khenephrês berniat membunuh Mousos karena iri hati, tetapi Mousos lari ke Arabia dan tinggal bersama pemimpin daerah itu, bernama Raguel, dan menikahi putri dari Raguel.
  • Raguel memerintahkan orang Arab untuk menyerang Mesir, tetapi dihalangi untuk menyerang penuh oleh Mousos yang mengkuatirkan keselamatan orang Ibrani sebangsanya, yang masih tinggal di "Tanah Hitam".
  • Firaun Khenephrês mangkat dan Mousos kembali ke Mesir untuk menghadapi Firaun baru.
  • Tulah menimpah Mesir, termasuk hujan es dan gempa bumi. Mousos akhirnya memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.[5]

Dari catatan Artapanus itu, David Rohl mengidentifikasikan:

  • Kota "Kessen" sebagai kota Raamses (Pi-Ramesse, "kediaman Ramesses"), yang terletak di tanah Gosyen (ejaan bahasa Ibrani, mirip bunyinya dengan "kessen"). Tempat ini sekarang diduga bernama "Fakus" yang merupakan peralihan pelafalan dari "Pa-Kes" nama Mesir dengan kata sandang "Pa" untuk "Kes-sen" (pelafalan Yunani).[5] Ini dikuatkan dengan catatan seorang pengelana perempuan Italia dari abad ke-4 M, Abbess Etheria, yang menyebutkan reruntuhan "Ramesses di tanah Goshen" yang hanya sekitar 4 mil Romawi dari kota Arab "Phacusa/Pa-Kes)" dalam wilayah yang dulunya bernama "Kessan".[17]
  • Kota "Heliopolis" sebagai kota Pitom (Pi-Atum, "kediaman (dewa) Atum"), yang memang sudah pernah diidentifikasikan sebagai kota "On" (bahasa Mesir: Iunu)
  • Rujukan "banyak raja di Mesir" menunjukkan suatu masa "pertengahan" di Mesir. Mengingat "Masa Pertengahan Pertama" terlalu awal, sedangkan "Masa Pertengahan Ketiga" terlalu jauh kemudian, maka kandidat terbaik adalah "Masa Pertengahan Kedua" (SIP; "Second Intermediate Period") yang meliputi Dinasti ke-13 sampai ke-17, yang merupakan pecahan politik dari Kerajaan Pertengahan Mesir yang kuat.[5]
  • Pemimpin orang Arab, Raguel, dirujuk dalam Alkitab sebagai "Rehuel" (atau "Yitro"), imam orang Midian. Musa menikahi Zipora, putri Rehuel, selama tinggal di Midian, yaitu di tanah Arabia.
  • Nama Firaun "Khenephrês" merupakan alih pelafalan ke dalam vokalisasi Yunani dari nama Mesir "Khaneferre". Dari penelitian ahli Egyptologi, James Henry Breasted,[18] dikemukakan bahwa firaun terbesar pada zaman SIP adalah "Khaneferre Sobekhotep IV" dari Dinasti ke-13 Mesir yang diduga memerintah selama 20 tahun (~1529-1510, tetapi kemungkinan lebih lama dari itu) dan meninggalkan dua patung raksasa di Tanis (yang kemungkinan asalnya di Pi-Ramesse atau Avaris) di samping patung-patung lain yang tidak lengkap, yang ditemukan di sejumlah tempat. Jadi Musa kemungkinan tumbuh besar dan kemudian bekerja untuk Firaun ini sampai kemudian melarikan diri ke Midian/Arabia.[5]

Ayat 23[sunting | sunting sumber]

Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (TB)[19]

Setelah penindasan bertahun-tahun, umat Israel mulai berseru minta pertolongan kepada Allah. Ketika mereka berpaling kepada Tuhan, Ia juga berpaling kepada mereka (Keluaran 2:23–25). Sebelum waktu ini banyak telah menyembah dewa-dewa Mesir dan mungkin sekali sudah berseru kepada dewa-dewa itu minta pertolongan dan pembebasan (lihat Yohanes 24:14; Yehezkiel 20:5–10).[20]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Thiele, Edwin R. "The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings". (edisi I; New York: Macmillan, 1951; edisi II; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; edisi III; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  4. ^ 1 Raja-raja 6:1
  5. ^ a b c d e f Rohl, David. "Pharaohs and Kings: A Biblical Quest". New York: Crown Publishers. 1995. ISBN 0-517-70315-7.
  6. ^ Keluaran 2:1
  7. ^ Keluaran 6:20
  8. ^ Keluaran 2:2
  9. ^ Keluaran 2:4
  10. ^ Keluaran 4:14
  11. ^ Ibrani 11:23
  12. ^ Keluaran 2:5 - Sabda.org
  13. ^ a b Searching for Moses oleh David Down (April 1, 2001)
  14. ^ Kim Ryholt, The Political Situation in Egypt during the Second Intermediate Period, Carsten Niebuhr Institute Publications, Museum Tusculanum Press, (1997), p.213 ISBN 87-7289-421-0
  15. ^ Edwards, I.E.S. et al., The Cambridge Ancient History, Vol. II, part I, Cambridge University Press, p. 43, 1975; David, R., Ancient Egypt, Harper Collins, p. 20, 1988.
  16. ^ Klemens. Stromata 1.23.154, 2f.
  17. ^ Gamurrini: I Mysteri e gl'Inni di San Ilario ed una Peregrinazione ai Luoghi Santi nel quarto Secolo, di sarikan oleh E. Naville, 1887.
  18. ^ J.H. Breasted. "A History of Egypt". 1905. London.
  19. ^ Keluaran 2:23 - Sabda.org
  20. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]