Komedo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Komedo
Foto makro komedo yang diambil dari wajah pria, dalam resolusi tinggi.
Informasi umum
SpesialisasiDermatologi Sunting ini di Wikidata

Komedo adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil. Komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.[1]

Penyebab komedo[sunting | sunting sumber]

Munculnya komedo disebabkan sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit, yang terjadi bila tidak melakukan pengelupasan kulit wajah secara berkala.

Komedo merupakan lesi non inflamasi; sedangkan papul, pustul, nodus, kista adalah lesi inflamasi.

Akne mempunyai 3 gradasi, yaitu:

  • gradasi ringan: komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15, atau total lesi < 30
  • gradasi sedang: komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50, atau total lesi 30-125
  • gradasi berat: kista > 5 atau komedo > 100, atau lesi inflamasi > 50, atau total lesi > 125[2]

Jenis komedo[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan tampilan[sunting | sunting sumber]

1. Blackhead Blackhead adalah jenis komedo yang tampak seperti pori-pori yang membesar dan menghitam. Terjadi ketika pori-pori membesar dan terbuka ke permukaan kulit dan ke kelenjar minyak, lalu teroksidasi oleh udara dan berubah menjadi warna hitam/coklat. Komedo jenis ini adalah komedo yang paling sering dialami oleh kebanyakan orang.[3]

2. Whitehead Whitehead adalah jenis komedo yang tampak seperti bintik-bintik kecil yang berwarna putih atau kuning. Komedo jenis ini terjadi ketika minyak dan bakteri terperangkap di bawah permukaan kulit lalu mengeras.[3]

Berdasarkan ukuran[sunting | sunting sumber]

1. Komedo mikro

Komedo mikro adalah komedo yang berukuran sangat kecil dan pada umumnya tidak tampak oleh mata. Pada umumnya, komedo mikro terjadi sebelum terjadinya komedo terbuka dan komedo tertutup. Dengan sangat kecilnya komedo mikro ini maka komedo mikro hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop.[4]

2. Komedo makro Komedo makro adalah komedo yang besar dengan diameter rata rata diatas 1 mm. Komedo ini sangat mudah terlihat di wajah disebabkan ukurannya yang besar.[5] Dal lebih sering muncul pada wajah daripada di leher.[6]

3. Komedo raksasa

Komedo raksasa adalah komedo yang sejenis kista dimana terdapat ujung yang terbuka bewarna hitam diatasnya. Komedo raksasa ini juga berukuran besar seperti makrokomedo.

Berdasarkan penyebab[sunting | sunting sumber]

1. Komedo Solar

Komedo solar adalah komedo yang pada umumya sering dijumpai pada pipi dan dagu lansia. Komedo solar ini dipercayai disebabkan oleh paparan sinar matahari yang mengenai bagian pipi dan dagu pada lansia umumnya.[7]

Cara membuang komedo[sunting | sunting sumber]

Cara membuang komedo:

  1. Pijatan dengan jari, atau
  2. Menggunakan ekstraktor komedo

Pastikan tangan atau alat yang digunakan dalam keadaan steril.

Komedo jenis terbuka[sunting | sunting sumber]

Melakukan tekanan vertikal secara lembut di sekeliling komedo. Jika tidak ada isi yang keluar, jari-jari dipindahkan ke lokasi berbeda di sekitar komedo dan prosedurnya kemudian diulang kembali. Jika lemak mulai keluar, tekanlah secara perlahan di beberapa tempat (dengan menggunakan dua jari berlawanan) sampai semua isi dikeluarkan. usap dengan kain yang bertekstur lembut dan steril.

Komedo jenis tertutup[sunting | sunting sumber]

Jika komedo sulit dikeluarkan, tusuklah dengan lembut di bagian tengahnya dengan jarum steril. Setelah itu, isi dari komedo dikeluarkan dengan prosedur yang telah dijelaskan pada langkah komedo jenis terbuka.

Pembersihan[sunting | sunting sumber]

Setelah perawatan menghilangkan komedo maupun jerawat pada langkah di atas, selanjutnya daerah yang sudah diekstrak harus dibersihkan dengan alkohol atau larutan antiseptik lain untuk menghindari iritasi.

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Derajat ringan[sunting | sunting sumber]

1. Komedonal[sunting | sunting sumber]

Pilihan pertama: retinoid topikal: tretinoin krim (0,025%, 0,05%, 0,1%), gel (0,025%)

Alternatif: retinoid topikal alternatif: adaphalene gel 0,1%, tazarotene gel 0,05%, 0,1% atau Azelaic acid krim 20% atau salicylic acid 2%

2. Papular/pustular[sunting | sunting sumber]

Pilihan pertama: retinoid topikal: lihat akne komedonal + antimicrobial topikal: klindamisin gel 1,2% dan sol 1,2% atau eritromisin sol 1%

Alternatif: antimikrobial topikal alternatif +retinoid topikal alternatif: lihat akne komedonal atau Azelaic acid krim 20%

Derajat sedang[sunting | sunting sumber]

1. Papular/pustular[sunting | sunting sumber]

Pilihan pertama antiobik oral

  • Tetrasiklin 500 mg 2x/hari. Absorbsi menurun bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan
  • Doksisiklin: 50–100 mg 2 x/hari
  • Minosiklin: 50–100 mg 2 x/hari
  • Klindamisin:150–300 mg 2-3 x/hari
  • + Retinoid topikal: lihat akne komedonal +/- Benzoil peroksida (BP) 2,5-5%

Alternatif antibiotik oral

  • Eritromisin 500 mg 2 x/hari
  • Sulfametoksazol 800 mg/trimetroprim 160 mg
  • Trimetroprim 300 mg 2 x/hari
  • + Retinoid topikal alternatif: lihat akne komedonal +/- BP 2,5-5%

2. Nodular[sunting | sunting sumber]

Pilihan pertama:

  • antibiotik oral: lihat akne papular
  • + retinoid topikal: lihat akne komedonal +/- BPO 2,5-5%

Alternatif:

  • isotretinoin oral:0,1- 2,0 mg/kgBB/hari s/d dosis kumulatif 120–150 mg/kgBB atau antibiotik oral alternatif: lihat akne papular
  • + Retinoid topikal alternatif: lihat akne komedonal +/- BPO/ Azelaic acid 20%

Derajat berat[sunting | sunting sumber]

Nodular/konglobata[sunting | sunting sumber]

Pilihan pertama: isotretinoin oral: lihat akne derajat sedang nodular

Alternatif: antibiotik oral dosis tinggi + retinoid topikal: lihat akne komedonal + BP Catatan: Antibiotik oral selama minimal 6-8 minggu.maksimal 12-18 minggu

Terapi pemeliharaan

  • Retinoid topikal: lihat akne komedonal atau keratolitik +/-BP (Benzoil peroksida) 2,5-5%[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ning Harmanto, "SHK: Ibu Sehat & Cantik dg Herbal", Elex Media Komputindo, 9792094539, 9789792094534.
  2. ^ a b "Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia - Sebuah panduan bergambar." Emmy S. Sjamsoe Daili, Sri Linuwih Menaldi, I Made Wisnu, ISBN 979-99294-1-5
  3. ^ a b Informed Health Online. "Acne". Fact sheet. Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). Diakses tanggal 9 June 2013. 
  4. ^ Burkhart, CG; Burkhart, CN (October 2007). "Expanding the microcomedone theory and acne therapeutics: Propionibacterium acnes biofilm produces biological glue that holds corneocytes together to form plug". Journal of the American Academy of Dermatology. 57 (4): 722–4. doi:10.1016/j.jaad.2007.05.013. PMID 17870436. 
  5. ^ Wise, EM; Graber, EM (November 2011). "Clinical pearl: comedone extraction for persistent macrocomedones while on isotretinoin therapy". The Journal of clinical and aesthetic dermatology. 4 (11): 20–1. PMC 3225139alt=Dapat diakses gratis. PMID 22132254. 
  6. ^ Primary Care Dermatology Society. "Acne: macrocomedones". Clinical Guidance. Primary Care Dermatology Society. Diakses tanggal 12 June 2013. 
  7. ^ DermNetNZ. "Solar comedones". New Zealand Dermatological Society. Diakses tanggal 16 June 2013. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Klasifikasi