Kondroitin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Struktur kimia dari sebuah unit dalam rantai kondroitin sulfat. Kondroitin-4-sulfat: R1 = H; R2 = SO3H; R3 = H. Kondroitin-6-sulfat: R1 = SO3H; R2, R3 = H.
Kondroitin sulfat - diagram alternatif

Kondroitin yang lebih dikenal dengan nama Kondroitin sulfat adalah polisakarida nitrogen yang pada kartilago.[1] Kondroitin berupa glikosaminoglikan (GAG) tersulfatisasi yang tersusun atas rantai gula bercabang (N-asetilgalaktosamin dan asam glukuronat). Ia biasanya ditemukan menempel pada protein sebagai bagian dari senyawa proteoglikan. Rantai kondrotin dapat memiliki lebih dari 100 gula individual yang dapat tersulfatisasi di setiap bagian variabel. Kondroitin sulfat merupakan komponen struktural penting penyusun jaringan kartilago dan berperan dalam meningkatkan ketahanannya terhadap tekanan. Bersama dengan glukosamin, kondroitin sulfat digunakan secara luas sebagai suplemen makanan untuk mencegah osteoartritis.

Terminologi[sunting | sunting sumber]

Kondroitin sulfat diisolasi terlebih dahulu sebelum struktur utamanya diketahui dengan pasti sehingga memungkinkan terjadinya perubahan terminologi pada masa yang akan datang.[2] Para peneliti menandai setiap substansi baru yang mereka temukan dengan huruf.

Identifikasi Huruf Situs sulfasi Sistematika Nama
Kondroitin sulfat A Karbon ke-4 dari gula N-asetilgalaktosamin (GalNAc) Kondroitin-4-sulfat
Kondroitin sulfat C Karbon ke-6 dari gula GalNAc Kondroitin-6-sulfat
Kondroitin sulfat D Karbon ke-2 dari asam glukuronat dan ke-6 dari gula GalNAc Kondroitin-2,6-sulfat
Kondroitin sulfat E Karbon ke-4 dan ke-6 dari gula GalNAc Kondroitin-4,6-sulfat

Istilah "kondroitin sulfat B" tidak digunakan lagi untuk mengklasifikasikan variasi bentuk kondroitin sulfat dan merupakan nama lama untuk menyebut senyawa dermatan sulfat.[3]

Kondroitin, tanpa "sulfat", telah digunakan untuk mendeskripsikan fraksi dengan sedkit atau tanpa sulfasi.[4] Walaupun demikian, pembedaan istilah ini tidak digunakan oleh kebanyakan orang.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Fungsi dari kondroitin sangat tergantung pada sifat proteoglikan yang ditempelinya. Fungsi dari senyawa ini dapat dibedakan secara struktural atau regulatoral. walaupun demikian, tidak tertutup kemungkikan bahwa beberapa proteoglikan dapat memiliki kedua fungsi tersebut sekaligus (lihat versican).

Struktural[sunting | sunting sumber]

Kondroitin sulfat merupakan komponen mayor dari matriks ekstraselular dan penting dalam mempertahankan kesatuan dari jaringan. Fungsi ini merupakan karakteristik khusus dari proteoglikan agregat besar seperti aggrekan, versikan, brevikan, dan neurokan.

Sebagai bagian aggrekan, kondroitin sulfat adalah komponen mayor penyusun kartilago. Kondrotin sulfat yang bermuatan dapat menimbulkan gaya elektrostatik yang mampu meningkatkan tahanan kartilago terhadap tekanan. Kekurangan kondroitin sulfat dari jaringan kartilago merupakan penyebab mayor dari osteoartritis.

Regulasi[sunting | sunting sumber]

Di dalam matriks ektraseluler, kondroitin sulfat dapat berinteraksi dengan protein karena muatan negatifnya. Interaksi ini penting untuk meregulasi jalur lalulintas aktivitas seluler. Di dalam jaringan saraf, kondroitin sulfat meregulasi pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan respons sistem saraf terhadap cedera.

Penggunaan Medis[sunting | sunting sumber]

Kondroitin merupakan bahan yang umumnya dapat ditemukan di dalam suplemen makanan. Ia juga biasa digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi osteoartritis dan juga diterima sebagai obat gejala aksi-lambat untuk penyakit serupa di Europa dan negara lain.[5]

Farmakologi[sunting | sunting sumber]

Dosis oral dari kondroitin untuk digunakan di dalam uji klinis manusia adalah 800–1,200 mg per hari. Kebanyakan kondroitin dibuat dari jaringan kartilago sapi dan babi (trakea sapi dan telinga serta hidung babi). Beberapa sumber lain seperti kartilago hiu, ikan dan unggas juga digunakan. Dikarenakan kondroitin bukanlah substansi yang seragam dan secara alami muncul dalam berbagai variasi dan bentuk, komposisi pasti dari setiap suplemen dapat berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan-perusahaan pembuat suplemen membuat produknya dengan memenuhi Proses Manufaktor yang Baik (Good Manufacturing Process/GMP) untuk makanan manusia, bukan dengan standar pembuatan bagi industri farmasi sehingga produk yang dihasilkan juga tidak memenuhi standar farmasi.[6]

Belum ada efek yang signifikan dari overdosis kondroitin untuk pemakaian jangka panjang.[7] European League Against Rheumatism (EULAR) mengonfirmasi kondrotin sulfat sebagai salah satu obat teraman untuk mengatsi osteoartritis.[8]

Sumber Kondroitin[sunting | sunting sumber]

Saat ini, belum ada sumber alami yang signifikan bagi kondroitin sulfat mengingat banyaknya variasi bentuknya. Sumber kondroitin yang signifikan dapat diperoleh dari suplemen makanan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ P. A. Levene and F. B. La Forge (1913). "On Chondroitin Sulphuric Acid". J. Biol. Chem. 15: 69–79.  Free PDF online Diarsipkan 2008-11-05 di Wayback Machine.
  3. ^ MeSH Chondroitin+sulfates
  4. ^ Davidson EA, Meyer K (1954). "Chondroitin, a new mucopolysaccharide". J Biol Chem. 211 (2): 605–11. PMID 13221568.  Free PDF online Diarsipkan 2008-09-22 di Wayback Machine.
  5. ^ Jordan KM, Arden NK. EULAR Recommendations 2003: an evidence based approach to the management of knee osteoarthritis: Report of a Task Force of the Standing Committee for International Clinical Studies Including Therapeutic Trials (ESCISIT). Ann Rheum Dis, 2003; 62:1145–1155
  6. ^ Jamie G. Barnhill, Carol L. Fye, David W. Williams, Domenic J. Reda, Crystal L. Harris, and Daniel O. Clegg. Chondroitin Product Selection for the Glucosamine-Chondroitin Arthritis Intervention Trial. J Am Pharm Assoc. 2006; 46:14–24.
  7. ^ 13. Hathcock JN, Shao a. Risk assessment for glucosamine and chondroitin sulfate. Regulatory Toxicology and Pharmacology, 2007; 47: 78-83
  8. ^ Jordan KM, Arden NK. EULAR Recommendations 2003: an evidence based approach to the management of knee osteoarthritis: Report of a Task Force of the Standing Committee for International Clinical Studies Including Therapeutic Trials (ESCISIT). Ann Rheum Dis, 2003; 62:1145–1155

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Templat:Suplemen makanan Templat:Glikosaminoglikan