Konjungtor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Konjungtor atau konjungsi adalah partikel untuk menggabungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, atau antarparagraf. Konjungtor dapat menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Selain dapat menghubungkan kata, frasa dan klausa, konjungtor juga dapat menghubungkan unsur bahasa antarparagraf atau antarkalimat. Kata penghubung klausa biasanya berada di tengah-tengah kalimat, lalu kata penghubung antarkalimat biasanya berada di awal kalimat setelah tanda titik, sedangkan kata penghubung anatarparagraf biasanya berada diawal paragraf. Dalam penggunaan konjungtor, sebuah kalimat harus mempunyai konstruksi yang majemuk artinya dalam sebuah kalimat minimal terdapat dua buah klausa atau lebih yang memenuhi standar klausa dan dapat dihubungkan oleh sebuah konjungtor atau kata sambung. Konjungtor sendiri memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk menghubungkan kata dengan kata, menghubungkan frasa dengan frasa, menghubungkan klausa dengan klausa, menghubungkan kalimat dengan kalimat dan menghubungkan paragraf dengan paragraf lain. Terdapat beberapa fungsi konjungtor yang juga merupakan bagian dari fungsi preposisi yaitu karena, sesudah, sejak, dan sebelum.

[1][2][3]

Macam-Macam Konjungtor[sunting | sunting sumber]

Dilhat dari segi sintaksisnya, konjungtor memiliki beberapa macam, yaitu:

  1. Konjungtor koordinatif, yaitu konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih dalam kalimat setara atau sama. Kalimat yang dapat dibentuk dinamakan kalimat majemuk setara. Selain menghubungkan klausa, konjungtor koordinatif juga dapat menghubungkan kata. Beberapa partikel konjungsi yang digunakan dalam konjungtor koordinatif seperti dari (penanda hubungan penambahan), serta(penanda hubungan pendampingan), atau (penanda hubungan pemilihan),tetapi (penanda hubungan peerlawanan), melainkan (penanda hubungan perlawanan), padahal (penanda hubungan pertentangan), dan sedangkan (penanda hubungan pertentangan). Contoh: Aku sedangkan makan, sedangkan adik sedang mandi
  2. Konjungtor subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih pada kalimat bertingkat atau tidak memiliki status sintaksis yang sama. Syarat penggunakan konjungtor subordinatif harus memiliki satu anak kalimat. Penggabungan anak kalimat dan induk kalimat menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Konjungtor koordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok yaitu berdasarkan waktu (sejak, semenjak sedari, sewaktu, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, hingga sampai), berdasarkan syarat (jika, kalau, jikalau, asal(kan), manakala, bila), berdasarkan tujuan (supaya, agar, biar), berdasarkan pengandaian (andaikan, seandainya, umpama), berdasarkan konsensif (biarpun, meskipun, walaupun, kendatipun, sungguhpun), berdasarkan pembandingan (seolah-olah, seakan-akan, seperti, sebagai, sebagaimana, laksana, ibarat), berdasarkan sebab (sebab, karena, oleh karena, oleh sebab), berdasarkan hasil (sehingga, sampai, maka(nya)), berdasarkan alat (dengan, tanpa), berdasarkan cara (dengan, tanpa), berdasarkan komplementasi (bahwa), berdasarkan atributif (yang), berdasarkan perbandingan (sama .... dengan, lebih..... dari(pada)). Contoh: Saya harus belajar giat agar naik kelas.
  3. konjungtor Korelasi merupakan konjungtor yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, atau kalimat yang memiliki sintaksis yang sama. Beberapa partikel konjungtor korelasi yaitu baik ... maupun ...., demikian ... sehingga..., bukan hanya... melainkan juga...., tidak hanya..., tetapi juga..., jangankan... pun..., sedemikian rupa...sehingga.... Contoh: Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh.
  4. Konjungtor antarkalimat, yaitu konjungtor yang menghubungkan yang menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Huruf peratama dalam konjungtor antarkalimat harus ditulis dengan huruf kapital. Beberapa partikel konjungsi antarkalimat seperti, biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, Sungguhpun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebalknya, sesungguhnya, bahwasannya, malah(an), bahkan, (akan) tetapi, namun, dengan demikian, kecuali itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu. Contoh: [1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Alwi, Hasan, dkk (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 
  2. ^ Kridalaksana, Harimurti (2009). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 
  3. ^ "18 Macam Konjungsi Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya". Penerbit Deepublish. 2021-06-15. Diakses tanggal 2021-12-01.