Krisis Ukraina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Krisis berkepanjangan di Ukraina dimulai pada tanggal 21 November 2013, ketika presiden saat itu, Viktor Yanukovych menangguhkan persiapan untuk pelaksanaan perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Keputusan ini mengakibatkan protes massal oleh para pendukungnya, yang dikenal dengan nama "Euromaidan". Setelah berbulan-bulan protes tersebut, Yanukovych digulingkan oleh pengunjuk rasa pada tanggal 22 Februari 2014, ketika ia melarikan diri dari ibu kota Ukraina, Kiev. Setelah penggulingannya, kerusuhan menyelimuti sebagian besar timur Russophone dan selatan wilayah Ukraina, yang merupakan basis sebagian besar dukungannya.

Euromaidan dan revolusi[sunting | sunting sumber]

Ukraina dicekam kerusuhan ketika Presiden Viktor Yanukovych menolak menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa pada tanggal 21 November 2013.[1] Gerakan politik terorganisir yang dikenal sebagai "Euromaidan" menuntut hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa dan lengsernya Yanukovych.[2] Gerakan ini akhirnya berhasil, mencapai puncaknya dalam revolusi Februari 2014, yang menyingkirkan Yanukovych dan pemerintahnya.[3]

Kerusuhan pascarevolusi[sunting | sunting sumber]

Dimulai tanggal 26 Februari 2014, orang-orang bersenjata pro-Rusia secara bertahap mulai mengambil alih semenanjung, memprovokasi protes.[4] Rusia awalnya mengatakan bahwa militan berseragam, disebut "pria hijau kecil" di Ukraina, merupakan "pasukan bela diri lokal".[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "A Ukraine City Spins Beyond the Government's Reach". The New York Times. 15 February 2014. 
  2. ^ Balmforth, Richard (12 December 2013). "Kiev protesters gather, EU dangles aid promise". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-25. Diakses tanggal 10 April 2014. 
  3. ^ "Ukraine Opposition Vows To Continue Struggle After Yanukovych Offer". Radio Free Europe/Radio Liberty. 25 January 2014. Diakses tanggal 10 April 2014. 
  4. ^ "Gunmen Seize Government Buildings in Crimea". The New York Times. 27 February 2014. Diakses tanggal 1 March 2014. Masked men with guns seized government buildings in the capital of Ukraine's Crimea region on Thursday, barricading themselves inside and raising the Russian flag after mysterious overnight raids that appeared to be the work of militant Russian nationalists who want this volatile Black Sea region ruled from Moscow. 
  5. ^ "A Look Back At How The Ukraine Crisis Erupted And What To Expect In 2015". Forbes. 13 December 2014. Diakses tanggal 13 December 2014.