Kurdistan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kurdistan
کوردستان

Area tempat tinggal orang Kurdi 1992[1][2]
Luas
 • Coordinates37°00′N 43°00′E / 37.000°N 43.000°E / 37.000; 43.000Koordinat: 37°00′N 43°00′E / 37.000°N 43.000°E / 37.000; 43.000
Sejarah
Sekarang bagian dari

Kurdistan (bahasa Kurdi: کوردستان [ˌkʊɾdɯˈstɑːn] ( simak); lit. "tanah air orang Kurdi")[3] atau Kurdistan Raya adalah sebuah region bersejarah geo-budaya yang didefinisikan secara kasar di mana orang Kurdi membentuk populasi mayoritas yang mencolok[4] dan berdasarkan budaya, bahasa, dan identitas nasional Kurdi secara historis.[5] Kurdistan kira-kira mencakup Zagros barat laut dan Pegunungan Taurus timur.[6] Wilayah ini sesuai dengan klaim golongan iredentis Kurdi.

Penggunaan kontemporer istilah ini mengacu pada wilayah-wilayah berikut: tenggara Turki (Bakur), utara Irak (Basur), barat laut Iran (Rojhilat) dan utara Suriah (Rojava).[7][8] Beberapa organisasi nasionalis Kurdi berusaha untuk membentuk sebuah negara kebangsaan merdeka yang terdiri dari beberapa atau seluruh wilayah ini dengan mayoritas orang Kurdi, sementara yang lainnya berkampanye untuk otonomi yang lebih besar dalam batas-batas nasional yang ada.[9][10]

Kurdistan Irak pertama kali memperoleh status otonom dalam sebuah perjanjian tahun 1970 dengan pemerintah Irak, dan statusnya ditegaskan kembali sebagai suatu entitas otonom dalam republik Irak federal pada tahun 2005.[11] Ada sebuah provinsi dengan nama Kurdistan di Iran; namun tidak berpemerintahan sendiri. Orang Kurdi yang bertempur dalam Perang Saudara Suriah mampu menguasai sebagian besar wilayah Suriah utara karena pasukan pemerintah, yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad, mundur untuk bertempur di tempat lain. Setelah mendirikan pemerintahan mereka sendiri, mereka menyerukan otonomi dalam sebuah Suriah federal setelah perang.[12][13][14][15][16][17]

Kurdistan timur-barat-utara-selatan sampai saat ini masih memperjuangkan kemerdekaannya dalam membentuk Negara baru yakni Kurdistan Raya yang beribukota di Erbil, pemerintahan masing-masing daerah juga memiliki Partai Politik masing-masing, namun masih mempunyai keterikatan dengan Persatuan Komunitas Kurdistan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lambang Pemerintahan Regional Kurdistan Raya

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Kurdistan
كردستان

Wilayah Kurdistan Raya
Ibukota 4 Regional Erbil
Penduduk 22.643.127 Jiwa
Bahasa Kurdi
Area 358.201 km2
Lokasi Mesopotamia Atas, dan Pegunungan Zagros, termasuk bagian-bagian dari Region Anatolia Timur (Dataran Tinggi Armenia) dan Anatolia tenggara, Suriah utara, Irak utara, dan Dataran Tinggi Iran barat laut.[18]
Bagian Kurdistan Utara (Turki)
Kurdistan Selatan (Irak)
Kurdistan Timur (Iran)
Kurdistan Barat (Suriah)
Terletak di Negara  Turki
 Irak
 Iran
 Suriah
Kota terbesar Erbil (Hawler)
Diyarbakır (Amed)
Kermanshah (Kirmashan)
Kirkuk (Kerkuk)
Sulaimaniyah (Slemani)
Urfa (Riha)
Sanandaj (Sine)
Van (Wan)
TLD internet .krd

"Kurdistan" sebelumnya juga dieja Curdistan.[19][20] Salah satu nama kuno Kurdistan adalah Kordiene.[21][22]

Sejarah kuno[sunting | sunting sumber]

Berbagai kelompok, di antaranya orang Guti, bangsa Hurri, Mannai (orang Mannea), dan bangsa Armenia, tinggal di wilayah ini pada zaman kuno.[23] Tanah air orang Mannea aslinya terletak di timur dan selatan Danau Urmia, kira-kira berpusat di sekitar Mahabad saat ini.[24] Wilayah ini berada di bawah Persia selama pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius I.

Kerajaan Korduene, yang muncul dari Kerajaan Seleukia yang melemah, terletak di selatan dan tenggara Danau Van antara Persia dan Mesopotamia dan menguasai Mesopotamia utara dan Anatolia tenggara dari tahun 189 SM hingga 384 M sebagai negara vasal dari Kekaisaran Parthia dan Romawi yang bersaingan.

Pascaklasik dan Modern Awal[sunting | sunting sumber]

Antara abad ke 7 dan 11, bangsa kurdi mendirikan pemerintahan semi independen yang terpisah-pisah. Yang paling berpangaruh diantara, Dinasti Syaddadiyah (951–1199), Dinasti Rawadi (955–1070), Dinasti Hasnuwiyun (959–1015), Dinasti Bani Annaz (991–1117) dan Dinasti Marwani (990–1085).

Dinasti Ayyubiyah yang lebih kuat muncul dengan menyatukan kekuatan Islam saat itu, dipandang sebagai dinasti bangsa kurdi yang paling kuat dan berpengaruh.

Bangsa kurdi kemudian mengalami perpecahan dan perselisihan satu sama lain. Pada tahun 1639 antara Utsmaniyah dan Safawiyah mendapatkan hasil dengan baik yang membagi Kurdistan di antara kedua kerajaan tersebut.

Era Modern[sunting | sunting sumber]

Setelah perang dunia I, Republik Ararat berdiri dalam waktu yang singkat. Dan memunculkan gerakan Nasionalisme bangsa Kurdi. Dan memunculkan konflik berkepanjangan hingga sekarang. Gerakan nasionalis Kurdi telah lama ditekan oleh Turki, Iran, Irak, dan Suriah, yang tidak ingin kehilangan wilayah mereka.

Kurdistan kuno sebagai Kard-uchi, selama Kekaisaran Aleksander Agung, abad ke-4 SM
Peta abad ke-19 menunjukkan lokasi Kerajaan Korduene pada tahun 60 SM

Kurdistan terpecah menjadi empat bagian, di empat negara berbeda.

Bendera Nama Negara Bagian
Basur  Irak Kurdistan Selatan
Rojhilat  Iran Kurdistan Timur
Bakur  Turki Kurdistan Utara
Rojava  Suriah Kurdistan Barat

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Kurdish lands". Diakses tanggal 6 November 2019. 
  2. ^ "The Kurdish lands". Library of Congress. Diakses tanggal 6 November 2019. 
  3. ^ "Kurdistan". Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 2010-07-29. 
  4. ^ Zaken, Mordechai (2007). Jewish Subjects and Their Tribal Chieftains in Kurdistan: A Study in Survival. Leiden, The Netherlands: BRILL. hlm. 1–2. ISBN 9789004161900. Kurdistan was never a sovereign state, though the area with an ethnic and linguistic majority of Kurdish population is defined as Kurdistan. 
  5. ^ M. T. O'Shea, Trapped between the map and reality: geography and perceptions of Kurdistan, 258 pp., Routledge, 2004. (see p.77)
  6. ^ Kurdistan[pranala nonaktif permanen], Britannica Concise.
  7. ^ Kurdish Awakening: Nation Building in a Fragmented Homeland, (2014), by Ofra Bengio, University of Texas Press
  8. ^ "The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition, 2005". bartleby.com. 
  9. ^ "The Kurdish Conflict: Aspirations for Statehood within the Spirals of International Relations in the 21st Century". Kurdishaspect.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2011-05-13. 
  10. ^ Hamit Bozarslan “The Kurdish Question: Can it be solved within Europe?”, page 84 “The years of silence and of renewal” in Olivier Roy, ed. Turkey Today: A European Country?.
  11. ^ Iraqi Constitution, Article 113.
  12. ^ "Kurds seek autonomy in democratic Syria". BBC. August 16, 2012. 
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-10. Diakses tanggal 2019-09-01. 
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-01. Diakses tanggal 2019-09-01. 
  15. ^ https://newspakistan.tv/8000-years-old-artifacts-unearthed-in-iran/
  16. ^ https://www.nytimes.com/2017/10/10/world/middleeast/iraq-erbil-citadel.html
  17. ^ https://ines.es/the-oldest-inhabited-city-of-humanity/
  18. ^ "Kurdistan – Definitions from Dictionary.com". Diakses tanggal 2007-10-21. 
  19. ^ The Edinburgh encyclopaedia, conducted by D. Brewster—Page 511, Original from Oxford University—published 1830
  20. ^ An Account of the State of Roman-Catholick Religion, Sir Richard Steele, Published 1715
  21. ^ N. Maxoudian, "Early Armenia as an Empire: The Career of Tigranes III, 95–55 BC", Journal of The Royal Central Asian Society, Vol. 39, Issue 2, April 1952, pp. 156–163.
  22. ^ A.D. Lee, The Role of Hostages in Roman Diplomacy with Sasanian Persia, Historia: Zeitschrift für Alte Geschichte, Vol. 40, No. 3 (1991), pp. 366–374 (see p.371)
  23. ^ [1] Diarsipkan 1 May 2008 di Wayback Machine.
  24. ^ "Mahabad". Britannica Online Encyclopedia. Diakses tanggal 2011-05-13. 

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

  • Besikci, Ismail. Selected Writings [about] Kurdistan and Turkish Colonialism. London: Published jointly by Kurdistan Solidarity Committee and Kurdistan Information Centre, 1991. 44 p. Without ISBN
  • King, Diane E. Kurdistan on the Global Stage: Kinship, Land, and Community in Iraq (Rutgers University Press; 2014) 267 pages; Scholarly study of traditional social networks, such as patron-client relations, as well as technologically mediated communication, in a study of gender, kinship, and social life in Iraqi Kurdistan.
  • Öcalan, Abdullah, Interviews and Speeches [about the Kurdish cause]. London: Published jointly by Kurdistan Solidarity Committee and Kurdistan Information Centre, 1991. 46 p. Without ISBN
  • Reed, Fred A. Anatolia Junction: a Journey into Hidden Turkey. Burnaby, B.C.: Talonbooks [sic], 1999. 320 p., ill. with b&w photos. N.B.: Includes a significant coverage of the Turkish sector of historic Kurdistan, the Kurds, and their resistance movement. ISBN 0-88922-426-9

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • Media terkait Kurdistan di Wikimedia Commons