Lingsi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Permaisuri Lingsi
Hanzi: 靈思皇后
Makna harfiah: Permaisuri yang penuh perhatian dan berpikiran dalam
Permaisuri He
Hanzi: 何皇后

Permaisuri He (meninggal 189), nama pribadi tidak diketahui, resminya dikenal sebagai Permaisuri Lingsi (靈思皇后; artinya: "Permaisuri yang penuh perhatian dan berpikiran dalam") merupakan seorang Permaisuri Dinasti Han. Ia adalah istri kedua Kaisar Ling. Bersama dengan saudaranya He Jin, ia dapat mendominasikan kekuasaan di dalam istana kekaisaran setelah kematian Kaisar Ling pada tahun 189 sebagai ibu suri.

Latar belakang keluarga dan pernikahan dengan Kaisar Ling[sunting | sunting sumber]

Tidak seperti kebanyakan permaisuri Dinasti Han, Permaisuri He tidak berasal dari keluarga ningrat; sebaliknya ayahandanya He Zhen (何真) tukang penjual daging di Nanyang (南陽, yang sekarang Nanyang, Henan). Ibundanya bernama Xing (興). Tidak diketahui kapan ia terpilih sebagai selir kekaisaran. Konon ia terpilih sebagai selir setelah keluarganya menyogok kasim. Ia digambarkan memiliki tubuh yang tinggi semampai dan sangat cantik. Pada tahun 176, ia melahirkan seorang putra Kaisar Ling yang tertua, Liu Bian. (Kaisar Ling sebelumnya memiliki beberapa putra namun mereka semua telah meninggal pada saat lahir atau sewaktu masih kecil.) Menurut tradisi pada saat itu, agar Pangeran Bian terbebas dari nasib buruk yang menimpa saudara-saudaranya, ia mempercayakannya kepada Shi Zimiao (史子眇) yang dikenal bergelar "Markis Shi." Pada tahun 180, Kaisar Ling menjadikan Selir He permaisuri untuk menggantikan istri pertamanya Permaisuri Song, yang dipecat pada tahun 171.

Sebagai permaisuri[sunting | sunting sumber]

Sebagai permaisuri, Permaisuri He konon sangat disayang oleh Kaisar Ling. Ia juga digambarkan sebagai seorang wanita yang sangat cemburu dan sangat kejam, dan selir-selir kekaisaran sangat takut padanya. Setelah ia menjadi permaisuri, ibundanya Nyonya Xing dijadikan Nyonya Wuyang, dan saudara-saudaranya He Jin dan He Miao (何苗) dengan cepat naik jabatannya.

Pada tahun 181, seorang selir Kaisar Ling, Selir Wang, melahirkan seorang putra yang diberi nama Liu Xie. Permaisuri He yang cemburu membunuhnya dengan meracuni buburnya. Kaisar Ling yang mengetahui hal itu sangat marah dan ingin memecatnya, tetapi beberapa kasim memohon ampun atas namanya. Pangeran Xie dibesarkan secara pribadi oleh ibunda Kaisar Ling, Ibu suri Dong dan dikenal dengan gelar "Markis Dong."

Dengan pangeran-pangeran yang mulai beranjak dewasa, Kaisar Ling mulai mempertimbangkan siapa yang akan dijadikan sebagai putra mahkota. Pangeran Bian dilahirkan dari seorang permaisuri dan lebih tua, tetapi Kaisar Ling melihat perilakunya yang tidak serius dan oleh karena itu ia mempertimbangkan Pangeran Xie sebagai putra mahkota, namun ia ragu-ragu dan tidak dapat memutuskan.

Sebagai ibu suri[sunting | sunting sumber]

Kaisar Ling meninggal pada tahun 189. Kasim yang berkuasa Jian Shuo, yang dipercayainya semula ingin membunuh He Jin dan kemudian mengangkat Pangeran Xie sebagai kaisar, dan kemudian mempersiapkan sebuah jebakan pada suatu pertemuan yang diselenggarakan olehnya. Ia memergokinya dan mengumumkan Pangeran Bian sebagai kaisar (kemudian dikenal sebagai Pangeran Hongnong). Permaisuri He menjadi ibu suri, ia dan He Jin menjadi kunci kekuasaan di dalam istana meskipun beberapa kasim masih tetap berkuasa.

Pada musim panas tahun 189, He Jin bersama dengan Yuan Shao dan Yuan Shu, beserta sejumlah pejabat-pejabat muda lainnya berkomplot untuk menentang Jian. Jian mencoba untuk membujuk rekan-rekannya sesama kasim, termasuk Zhao Zhong dan Song Dian (宋典), untuk bersama-sama menangkap dan membunuh He Jin. Namun Zhao dan Song dibujuk oleh kasim lainnya, Guo Sheng (郭勝)—sahabat keluarga He untuk menolak gagasan Jian. He Jin kemudian menangkap Jian dan mengeksekusinya dan merebut pasukannya.

Keluarga He kemudian berselisih dengan pusat kekuasaan lainnya. Ibunda Kaisar Ling, Ibu suri Dong, dan keponakannya Dong Chong (董重) tidak suka dengan keluarga He, dan Ibu suri Dong kerap berselisih dengan Ibu suri He, sekali waktu mengancam akan membuat Dong Chong memancung He Jin. He Jin yang khawatir mengusulkan Ibu suri He untuk mengeluarkan sebuah dekret untuk membuang ibu mertuanya kembali ke kampung halamannya Hejian (yang sekarang Baoding, Hebei), di mana wilayah feodal suaminya berada dan di mana Dong Chong ditahan. Dong Chong bunuh diri dan Ibu suri Dong meninggal tak lama kemudian karena takut, tetapi beberapa orang menduga ia bunuh diri. Kejadian ini membuat keluarga He menjadi terkenal dimata rakyat.

Pada musim gugur 189, Yuan Shao menyarankan He Jin untuk membunuh kasim-kasim—sebuah usulan yang segera ditolak oleh Permaisuri He. Nyonya Xian dan He Miao juga menolak usulan tersebut dengan alasan bahwa mereka banyak berhutang budi kepada kasim-kasim tersebut. He Jin kemudian ragu-ragu untuk melaksanakan rencananya, ia dan Yuan Shao kemudian membuat rencana lain-yang mengutus beberapa jenderal di luar ibu kota untuk mengumumkan pemberontakan dan memerintahkan untuk membantai kasim-kasim, untuk mendesak Permaisuri He untuk melakukan hal itu. Salah satu jenderal yang diperintahkan He Jin adalah Dong Zhuo, komandan perang mencoba pasukan Provinsi Liang (涼州, yang sekarang Gansu)—tidak ingat bahwa Dong Zhuo memiliki catatan sebelumnya membangkang perintah-perintah yang diberikan kepadanya.

Ketika Dong mencapai ibu kota dengan pasukannya, Ibu suri He didesak untuk memerintahkan kasim-kasim yang berkuasa untuk meninggalkan istana dan kembali ke basis mereka masing-masing. (Kebanyakan dari kasim-kasim ini dijadikan Markis oleh Kaisar Ling.) Namun setelah pemimpin kasim, Zhang Rang memohon kepada menantunya (saudari Ibu suri He), Ibu suri He mengalah dan mengirim mereka kembali ke istana. Kasim-kasim tersebut akhirnya sadar bahwa He Jin sesungguhnya berniat untuk menghabisi nyawa mereka dan mereka menjebak He Jin dan membunuhnya. Rekan-rekan He Jin yang dipimpin oleh Yuan Shao, kemudian mengepung istana dan kasim-kasim menahan Ibu suri He, kaisar muda dan Pangeran Xie, meskipun Ibu suri He dapat melarikan diri tak lama kemudian. Yuan Shao membuat kasim-kasim lainnya eksekusi massal dan juga membunuh He Miao yang tidak ingin bekerja sama dengan He Jin.

Dua hari kemudian, beberapa kasim yang menawan kaisar dan Pangeran Xie mengetahui bahwa situasi mereka terdesak, membawa kaisar dan pangeran untuk melarikan diri ke arah utara sungai. Dengan pejabat-pejabat pemerintahan Lu Zhi dan Min Gong (閔貢) bertekuk lutut, kasim-kasim yang dipimpin oleh Zhang Rang, membebaskan kaisar dan Pangeran Xie dan bunuh diri dengan melompat ke dalam Sungai Kuning. Ketika Min dan Lu membimbing kaisar dan pangeran kembali ke ibu kota Luoyang, mereka dicegat oleh pasukan Dong Zhuo. Ketika Dong menemui mereka, kaisar muda begitu kaget sehingga ia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Dong Zhuo. Namun Pangeran Xie dengan mudah dapat menjelaskan kejadian-kejadian yang menimpa mereka. Dong menjadi kagum dengan pangeran yang masih muda belia itu dan juga karena ia memiliki nama yang sama dengan mendiang Ibu suri Dong, dan mulai memikirkan untuk menyingkirkan kaisar dan menggantikannya dengan Pangeran Xie.

Dong dengan cepat dapat mengambil alih kekuasaan di ibu kota dengan pasukannya yang kuat. Yuan Shao dan Cao Cao yang memimpin pasukan di istana menyadari bahwa mereka tidak lagi dapat mempertahankannya, merekapun melarikan diri. Dong kemudian memerintahkan untuk memecat kaisar muda (yang dijadikan Pangeran Hongnong), dan Ibu suri He dipaksa untuk menyetujuinya. Pangeran Xie diangkat sebagai kaisar (sebagai Kaisar Xian).

Dong kemudian memfitnah Ibu suri He memiliki niat jahat kepada Ibu suri Dong, dan dengan paksa memindahkannya ke istana yang kosong. Ia kemudian meracuninya. Ia dimakamkan dengan gelar permaisuri bersama dengan suaminya Kaisar Ling, tetapi pemakamannya tidak diberika upacara layaknya ibu suri, dan Dong juga mengeksekusi ibundanya, Nyonya Xian. Putranya, Pangeran Hongnong juga mengalami nasib yang sama pada tahun 190.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Keluarga Aisin Gioro
Didahului oleh:
Permaisuri Song
Permaisuri Dinasti Han Timur
180–189
Diteruskan oleh:
Fu Shou