Majusi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Majusi[catatan 1] adalah sebutan bagi para penganut agama Zoroastrianisme dan secara khusus untuk pendetanya[1] Istilah majusi ini berasal dari bahasa Persia Magūsh (مگوش) dan diterjemahkan ke bahasa Yunani menjadi Magee (μάγοι), kemudian dalam bahasa Latin menjadi Magūs, seperti yang disebutkan dalam kitab Matius 2. Orang-orang arab menyebutnya sebagai Majūs (مجوس).

Terdapat kesalahapahaman di kalangan penganut agama Samawi bahwa Zoroastrianisme adalah agama yang menyembah api. Hal ini dikarenakan tempat peribadatan Zoroastrianisme kerap dinyalakan api abadi di atas altar dan terdapat festival-festival yang berhubungan dengan api. Dalam Zoroastrianisme, api bukanlah objek sesembahan,[2] tetapi suatu agen kesucian dan simbol kebenaran. Ahura Mazda adalah satu-satunya yang dianggap sebagai Tuhan atau sesembahan dalam Zoroastrianisme dan bukan api.[3] Diibaratkan, seperti penganut agama Kristen yang menyembah salib.

Zoroastrianisme mempercayai konsep dualisme, yaitu Ahura Mazda (Tuhan Bijaksana) dianggap sebagai sosok yang Maha Baik dan tidak terdapat sedikit pun kebencian serta kedengkian darinya,[4] terpisah dari sosok sumber kejahatan yang dikenal sebagai Angra Mainyu atau Ahriman.[5]

Sejumlah ilmuwan berkesimpulan bahwa konsep tentang Angra Mainyu inilah yang kemudian menjadi inspirasi para petinggi agama Yahudi untuk menciptakan sosok bernama Setan,[6][7][8] adaptasi ini baru terjadi ketika periode Israel dikontrol oleh Persia pada sekitar tahun 539–332 SM. Dalam kitab-kitab suci Yahudi awal, dapat dilihat bahwa setan belumlah menjadi sosok yang jahat dan dikenal sekarang (sebagai makhluk gaib jahat), melainkan hanyalah kata yang bermakna "lawan".

Ditemukan juga pada (1 Samuel 29:4), saat itu Panglima Bangsa Filistin takut jika Daud akan menjadi שָׂטָ֣ן "Setan" (Lawan) mereka. Pada Kitab (Bilangan 22:22) Tuhan mengirimkan malaikat untuk menjadi שָׂטָ֣ן "Setan" (Lawan) atas Bileam yang ikut pergi bersama orang-orang Moab dan berniat menyerang bangsa Israel. Kemudian, pada Kitab (Kejadian 3) bukanlah setan yang menggoda Hawa untuk memakan buah yang dilarang Tuhan, melainkan adalah ular. Ular tersebut dilaknat Tuhan sehingga berjalan dengan cara merayap dengan badannya.[9][10]

Menurut Kekristenan[sunting | sunting sumber]

Majusi adalah suatu agama atau kepercayaan yang mengagungkan api sebagai sesembahan atau Tuhan. Mereka disebut orang-orang Majus dari timur yang datang menyembah bayi kristus di malam Natal (sering disimbolkan dengan empat raja datang membawa persembahan berupa emas, dupa, dan minyak mur).

Menurut Islam[sunting | sunting sumber]

Islam mengenal Majusi sebagai sebuah agama penyembah api. Kaum Majusi ada disebutkan dalam Al-Qur'an:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.

Mengenai permasalahan takdir, di dalam hadis disebutkan bahwa kaum Majusi memiliki keyakinan yang sama dengan golongan Qadariyah. Rasulullahﷺ bersabda:

"Qadariyah adalah Majusinya umat ini. Jika mereka sakit jangan jenguk mereka. Jika mereka mati jangan hadiri pemakaman mereka."

— HR. Abu Dawud dari Abdullah bin Umar dalam Sunan Abu Dawud, Kitab ke-40, Hadits no.4674

Dan Rasulullahﷺ menyuruh untuk mencukur kumis dan memanjangkan jenggot sebagai sikap permusuhan terhadap orang-orang Majusi:

Abu Hurairah melaporkan:
Rasulullah ﷺ bersabda: Cukur kumis, dan panjangkan jenggot, karena yang demikian merupakan sikap permusuhan terhadap penyembah api (majusi).[11]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Inggris: Magi (/ˈm/; bentuk tunggal magian, mage, magus, magusian, magusaean; Latin plural dari magus; bahasa Yunani Kuno: μάγος magos; Persia kuno: 𐎶𐎦𐎢𐏁 maguš, Persia: مُغ mogh; Kurdish: manji)

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Curtis, Vesta Sarkhosh & Stewart, Sarah (eds.) (1995). Birth of the Persian Empire: The Idea of Iran, Volume I. London: I. B. Tauris. hlm. 92. ISBN 978-1-84511-062-8. 
  2. ^ "BBC - Religions - Zoroastrian: Worship". www.bbc.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-17. 
  3. ^ "AHURA MAZDĀ – Encyclopaedia Iranica". Encyclopædia Iranica. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  4. ^ Foundation, Encyclopaedia Iranica. "Welcome to Encyclopaedia Iranica". iranicaonline.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-17. 
  5. ^ "AHRIMAN". Encyclopaedia Iranica. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  6. ^ "Do Jews Believe in the Devil?". Haaretz (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-17. 
  7. ^ "The Origin of Satan". World History Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-05. 
  8. ^ "Christianity - Satan and the origin of evil | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-05. 
  9. ^ "Bible Gateway passage: Genesis 3 - New International Version". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-17. 
  10. ^ "The History and Origins of Satan A study by Lucas Sweeney - PDF Free Download". docplayer.net. Diakses tanggal 2022-02-05. 
  11. ^ "Sahih Muslim 260 - The Book of Purification - كتاب الطهارة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)". sunnah.com. Diakses tanggal 2022-02-17.