Maria, Ratu Hungaria

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Maria, Ratu Hongaria)
Maria
Maria seperti yang digambarkan di dalam Chronica Hungarorum
Ratu Hungaria dan Kroasia
Berkuasa1382–1385
Penobatan17 September 1382
PendahuluLajos I
PenerusCarlo II
WaliElizabeta dari Bosnia
Berkuasa1386–1395
PendahuluCarlo II
PenerusSigismund
Informasi pribadi
Kelahiran1371
Kematian17 May 1395 – 1371; umur -25–-24 tahun
Buda
Pemakaman
Várad (sekarang Oradea)
WangsaWangsa Kapetia Anjou
AyahLajos I
IbuErzsébet dari Bosnia
PasanganSigismund

Maria, (1371 – 17 Mei 1395), merupakan Ratu Hungaria dan Kroasia yang memerintah pada sekitar tahun 1382 dan 1385, dan dari tahun 1386 sampai kematiannya. Ia adalah putri Lajos yang Agung, Raja Hungaria dan Polandia, dan istrinya, Elizabeta dari Bosnia. Pernikahan Maria dengan Sigismund, Kaisar Romawi Suci, seorang anggota keluarga kerajaan Wangsa Luksemburg, telah ditetapkan bahkan sebelum ulang tahunnya yang pertama. Seorang delegasi Polandia Wali gereja dan para bangsawan mengkonfirmasikan hak-haknya untuk menggantikan ayahandanya di Polandia pada tahun 1379.

Maria dimahkotai sebagai "Raja" Hungaria pada tanggal 17 September 1382, tujuh hari setelah kematian ayahandanya, Lajos yang Agung. Ibundanya, yang bertindak sebagai pemangku takhta, membebaskan para bangsawan Polandia dari sumpah setia mereka kepada Maria demi adik perempuan Maria, Hedvig, pada awal tahun 1383. Gagasan monarki wanita tidak populer di kalangan bangsawan Hungaria, terutama bagi yang masih dianggap sepupu jauh Maria, Carlo III dari Napoli, sebagai raja yang sah. Untuk memperkuat posisi Maria, sang ibunda ratu menginginkannya menikah dengan Louis I, adik Charles VI dari Prancis. Pertunangan mereka diumumkan pada bulan Mei 1385.

Carlo III dari Napoli mendarat di Dalmatia pada bulan September 1385. Sigismund menyerang Hungaria Hulu (sekarang Slowakia), mendesak ibu ratu untuk menikahkan Maria dengannya pada bulan Oktober. Namun mereka tidak dapat mencegah Carlo memasuki Buda. Setelah Maria meninggalkan takhta, Carlo dimahkotai sebagai raja pada tanggal 31 Desember 1385, tetapi ia dibunuh atas dorongan ibunda Maria pada bulan Februari 1386. Status Maria dipulihkan, tetapi para pendukung raja yang terbunuh menangkapnya beserta ibundanya pada tanggal 25 Juli. Ratu Elizabeta dibunuh pada bulan Januari 1387, dan Maria dibebaskan pada tanggal 4 Juni 1387. Maria resmi dijadikan rekan-pemimpin Sigismund, yang telah dinobatkan sebagai raja pada saat itu, tetapi pengaruhnya di dalam pemerintahan sangat kecil. Ia dan putranya yang premature meninggal setelah kuda yang ditungganginya melemparnya ketika berburu.

Masa kecil (1371–1382)[sunting | sunting sumber]

Maria dilahirkan pada pertengahan tahun 1371. Ia adalah putri kedua Lajos yang Agung, Raja Hungaria dan Polandia, dan istri keduanya, Erzsébet dari Bosnia.[1][2] [2] Mereka tidak memiliki keturunan selama lebih dari satu dekade sebelum kakak perempuan Maria, Katalin, lahir pada tahun 1370.[2][3] Maria dan Katalin mendapat seorang adik perempuan lainnya, Hedvig, pada tahun 1374.[3][4]

Karena Lajos tidak memiliki keturunan laki-laki, yang akan menjadi ahli waris Hungaria dan Polandia dan warisannya atas Kerajaan Napoli dan Provence kepada putri-putrinya menjadikan mereka sebagai pasangan idaman bagi anggota keluarga kerajaan Eropa.[3] Sebelum ulang tahun Maria yang pertama, ayahandanya berjanji kepada Karl IV, Kaisar Romawi Suci, bahwa Maria akan menikah dengan putra kedua kaisar, Sigismund.[2][5] Lajos mengkonfirmasikan janjinya tersebut di dalam sebuah akta yang dibuat pada bulan Juni 1373.[2][6] Maria dan Sigismund memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat, karena nenek ayahandanya, Elżbieta dari Polandia, adalah saudari kakek moyangnya, Kazimierz III.[2] Paus Gregorius XI mengeluarkan dispensasi yang dibutuhkan untuk pernikahan mereka pada tanggal 6 Desember 1374.[7] Bangsawan-bangsawan Hungaria dan Polandia mengkonfirmasikan janji Lajos atas pernikahan Maria dan Sigismund pada tanggal 14 April 1375.[2]

Woman handing a sarcophagus to a saint with her three daughters kneeling in front of her
Maria dengan saudari-saudarinya ketika ibunda mereka mempersembahkan sebuah peti kepada Santo  Simeon

Kakak perempuan Maria, Katalin, yang telah dijodohkan dengan Louis dari Prancis, meninggal pada akhir tahun 1378.[3][8] Lajos yang Agung menegaskan janji sebelumnya mengenai pernikahan Maria dan Sigismund kepada kakanda Sigismund, Wenceslaus IV, Raja Romawi, di Zólyom (sekaang Zvolen di Slowakia) pada tahun 1379.[8][9] Lajos dan Wenceslaus juga sepakat bahwa mereka akan mengakui Urbanus VI sebagai paus yang sah terhadap Klemens VII.[8] Maria resmi bertunangan dengan Sigismund di Nagyszombat (sekarang Trnava di Slowakia) pada tahun yang sama.[9][5] Sigismund, yang pada saat itu menjabat sebagai Markgraf Brandenburg,[10] datang ke Hungaria.[11]

Lajos memanggil para uskup Polandia dan para bangsawan ke Kassa (sekarang Košice di Slowakia) pada bulan September 1379, untuk membujuk mereka mengakui hak Maria sebagai ahli warisnya di Polandia.[5][12] Kontemporer Janko dari Czarnków, yang bias terhadap Lajos, mencatat bahwa Polandia mengabulkan permintaan raja hanya setelah ia mencegah mereka meninggalkan kota dengan menutup pintu-pintu gerbangnya.[5][13] Di sebuah pertemuan dengan Leopold III dari Habsburg pada awal tahun 1380, Lajos mengisyaratkan bahwa ia akan menyerahkan Hungaria ke tangan putrinya, Hedvig, yang telah dijodohkan kepada putra Leopold III, Wilhelm.[14] Setelah permintaan Lajos itu, delegasi bangsawan Polandia memberi penghormatan kepada Sigismund dan Maria pada tanggal 25 Juli 1382.[15] Menurut sejarahwan Oskar Halecki, Lajos berniat untuk membagi kerajaannya di antara kedua putrinya yang selamat, [16] namun Pál Engel dan Claude Michaud menulis bahwa raja yang sedang sakit itu ingin menyerahkan baik Hungaria dan Polandia kepada Maria dan Sigismund.[5][17]

Bertakhta[sunting | sunting sumber]

Tahun-tahun pertama (1382–1384)[sunting | sunting sumber]

Erzsébet dan Maria yang sedang berkabung di atas pusara Lajos  I, oleh Sándor Liezen-Mayer, 1864

Lajos yang Agung meninggal pada tanggal 10 September 1382.[18] Kardinal Demeter, Keuskupan Agung Esztergom, memahkotai Maria sebagai "raja" dengan Mahkota Suci Hungaria di Székesfehérvár pada tanggal 17 September, sehari setelah pemakaman ayahandanya.[1][19] Gelar Maria dan penobatan singkatnya dilaksanakan tanpa kehadiran tunangannya, Sigismund, yang menunjukkan bahwa ibundanya dan para pendukungnya ingin menekankan peran Maria sebagai raja dan untuk menunda bahkan menghambat penobatan Sigismund.[20]

Ibu ratu Elizabeta bertindak sebagai pemangku takhta kerajaan, dengan [19] Palatin Garai I Miklós dan Kardinal Demeter menjadi penasehat utamanya.[19] Sebagian besar baron-baron Lajos tetap di kantor mereka masing-masing; ibu ratu hanya memecat George Czudar, dau saudaranya Peter.[21] Menurut sejarahwan abad ke-15, Jan Długosz, Czudar bersaudara menyerahkan benteng-benteng kepada bangsa Lithuania, yang telah "disuap banyak"[22] them.[23] Ratu Elizabeta memenjarakan Peter Czudar sebelum 1 November; di dalam piagamnya hanya dituliskan bahwa ia "jelas-jelas tidak setia" tanpa menentukan alasan penangkapannya.[24]

Semua piagam kerajaan yang diterbitkan selama enam bulan pertama pemerintahan Maria menekankan bahwa ia adalah ahli waris sah mahkota ayahandanya.[21] Namun sebagian besar Bangsawan Hungaria tidak menyetujui gagasan monarki wanita.[19] Mereka menganggap Carlo III dari Napoli sebagai ahli waris Lajos yang Agung karena Carlo merupakan keturunan laki-laki terakhir dari Wangsa Kapetia Anjou.[19][25] Carlo tidak dapat menuntut Hungaria secara blak-blakan karena saingannya untuk Kerajaan Napoli, Louis I dari Anjou –  yang adalah pamanda Charles VI dari Prancis  – telah menguasai Italia selatan setahun sebelumnya.[26][27]

Para bangsawan dari Polandia Besar menawarkan upeti mereka baik kepada Maria atau Hedvig pada sebuah pertemuan di Radomsko pada tanggal 25 November, tetapi mereka menetapkan bahwa ratu dan suaminya harus menetap di Polandia.[28] Majelis bangsawa di Polandia Kecil mengungkapkan permintaan yang serupa di Wiślica pada tanggal 12 Desember.[28] Pada kesempatan terakhir, sebagai jawaban atas permintaan Ratu Elizabeta, para bangsawan juga berjanji bahwa mereka tidak akan memeberikan penghormatan kepada penguasa lainnya selain Maria atau Hedvig.[28][29] Tunangan Maria, Sigismund, yang tinggal di Polandia, kembali ke Hungaria.[29] Bodzęta dari Kosowic, Uskup Agung Gniezno, Wangsa Nałęcz, dan sekutu mereka di Polandia besar menyukai pangeran dari negeri sendiri, Siemowit IV.[28] Untuk menghindari perang sipil,[19] Ratu Elizabeta mengirim utusan kepada bangsawan Polandia di majelis selanjutnya yang diadakan di Sieradz pada akhir bulan Februari 1383.[30] Utusan-utusannya membebaskan Polandia dari sumpah setia mereka pada tahun 1382 kepada Maria pada tanggal 28 Maret, yang mengumumkan bahwa ibu suri akan mengirim putrinya, Hedvig, ke Polandia.[30][31]

Two sides of a seal: a crowned woman sitting on a throne and a coat-of-arms depicting a double cross
Stempel kerajaan Maria

Ivan dari Palisna, ksatria Vrana, memberontak terang-terangan terhadap pemerintahan Maria dan ibundanya pada musim semi tahun 1383.[31][32][33] Ratu-ratu menunjuk Stefan Lackfi, seorang pejabat Kroasia.[26] Pasukan kerajaan berbaris ke Kroasia dan menyerang Vrana dan Ivan dari Palisna terpaksa melarikan diri ke Bosnia.[31][32] Para pembela Vrana menyerah kepada Maria yang hadir selama pengepungan bersama ibundanya, pada tanggal 4 November.[31] Untuk memperkuat posisi Maria melawan Carlo dari Napoli, Ratu Elizabeta mengirimkan utusannya ke Prancis untuk menegosiasikan pernikahan Maria dengan adik laki-laki Charles VI dari Prancis, Louis, yang pernah bertunangan dengan saudari Maria, Katalin.[34] Maria dan ibu suri hanya meninggalkan Kroasia dan Slavonia di awal tahun berikutnya.[35] Ratu Elizabeta menggantikan Stefan Lackfi dengan Thomas Szentgyörgyi, yang menggunakan siasat-siasat kejam untuk mengakhiri konspirasi melawan ratu-ratu tersebut di Zadar pada bulan Mei 1384.[36]

Meskipun Parlemen terakhir diadakan pada awal tahun 1350-an, ratu-ratu itu mengadakan parlemen untuk menangani keluhan dari para bangsawan.[26] Maria dikonfirmasikan dari dekret ayahandanya tahun 1351 yang merupakan ringkasan hak-hak bangsawan pada tanggal 22 Juni 1384.[26] Negosiasi-negosiasi pernikahan Maria di Prancis menyebabkan keretakan baru di kalangan bangsawan Hungaria, karena Zámbó Miklós dan Miklós Szécsi dan pejabat-pejabat tinggi lainnya yang berasal dari Wangsa Lackfi, yang telah ditunjuk di masa pemerintahan Lojas yang Agung, terus mendukung tunangan Maria, Sigismund, sesuai dengan wasiat Lojas yang Agung.[37] Ibu ratu menggantinya dengan pendukung Miklós Garai pada bulan Agustus 1384.[38] Para uskup juga menentang pernikahan Prancis tersebut, karena Prancis mendukung Klemens VII yang pastor Hungarianya dianggap sebagai seorang Antipaus.[39] Saudari Maria, Hedvig, pergi ke Polandia dimana ia dimahkotai pada tanggal 16 Oktober 1384.[18][40] Kardinal Demeter, yang menemani Hedvig ke Polandia, tetap absen dari istana ratu-ratu sekembalinya ke Hungaria.[41] Pemerintahan kerajaan tidak dapat benar-benar berfungsi karena ia menyimpan stempel kerajaan.[41]

Ancaman Neapolitan (1384–1385)[sunting | sunting sumber]

Louis I dari Anjou meninggal pada tanggal 10 September 1384, yang membuat saingannya, Carlo  III dari Napoli dapat menstabilkan pemerintahannya di Italia selatan beberapa bulan selanjutnya.[42][38] Penguatan posisi Carlo III di Napoli yang juga berjasa di dalam pembentukan partai bangsawan yang mendukung tuntutannya di Hungaria.[38][43] Ivan Horvat, Banate dari Macsó (sekarang Mačva di Serbia), dan saudaranya, Paul, Bishop Zagreb, adalah tokoh pemimpin gerakan mereka.[44] Sigismund mencoba untuk membujuk ibu suri untuk menyetujui pernikahannya dengan Maria, tetapi ditolak.[45] Ia meninggalkan Hungaria pada awal tahun 1385.[35]

Ratu-ratu dan pendukung mereka memulai negosiasi tersebut dengan perwakilan oposisi, tetapi tidak ada rekonsiliasi yang berhasil pada pertemuan mereka di Požega pada musim semi tahun 1385.[46][47] Setelah delegasi Prancis datang ke Hungaria pada bulan Mei 1385, Maria bertunangan dengan Louis dari Prancis.[48] Louis dari Prancis kemudian menandatangani surat-suratnya "Louis dari Prancis, Raja Hungaria", menurut Jean Froissart.[48] Di bulan yang sama, ibu ratu memecat Stefan Lackfi dan menuduhnya telah berkhianat.[49] Ia juga mengirimkan surat-surat ke Zagreb dan tempat-tempat lainnya di kerajaan, yang melarang para penduduk setempat untuk mendukung Lackfi, Miklós Szécsi, Uskup Pavao Horvat dan kerabat-kerabat mereka.[49] Ivan dan Pavao Horvat dan sekutu mereka dengan resmi menawarkan mahkota kepada Carlo  III dari Napoli dan mengundangnya ke Hungaria di bulan Agustus.[35][50] Di bulan yang sama, Maria mengkonfirmasikan Tvrtko I akuisisi Bosnia atas Kotor, Montenegro di Dalmasia.[51] Sigismund menyerbu ke Hungaria Hulu, ditemani oleh sepupu-sepupunya, Jošt dan Prokop dari Moravia, dan menduduki Provinsi Pozsony.[35][38] Ibu ratu mengganti Miklós Garai dengan Miklós Szécsi, dan menjadikan Stefan Lackfi voivode di Transilvania dan Miklós Zambo Tárnokmester.[52]

Carlo III dari Napoli mendarat di Segna di Dalmasia pada bulan September 1385 dan berjalan ke Zagreb.[51] Sigismund pergi ke Buda dan membujuk ratu untuk menginjinkannya menikahi Maria.[51][38] Pernikahan tersebut dilangsungkan di Buda pada bulan Oktober, tetapi Sigismund tidak dimahkotai raja dan tidak menerima jabatan pemerintah.[38][53] Ibu ratu membuat Parlemen baru dan Maria sekali lagi mengkonfirmasikan kebebasan para bangsawan, tetapi pemerintahan ratu-ratu itu tetap tidak populer.[53] Sigismund meninggalkan Buda dan menggadaikan wilayah barat sungai Vág ke keponakan-keponakan Moravianya.[53] Sementara itu Carlo dari Napoli meninggalkan Zagreb, dan menyatakan bahwa ia ingin memulihkan perdamaian dan ketertiban umum di Hungaria.[53]

Pemerintahan Carlo (1385–1386)[sunting | sunting sumber]

Erzsébet dan Maria menghadiri penobatan Carlo, oleh Molnár József pada sekitar tahun 1880

Banyak bangsawan yang bergabung dengan Carlo dari Napoli yang berbaris ke arah Buda.[54] Maria dan ibundanya menerimanya dengan upacara sebelum ia tiba di Buda, dan ia memasuki ibu kota dengan ditemani oleh kedua ratu pada awal Desember 1385.[55][56] Maria meninggalkan mahkota tanpa perlawanan di pertengahan Desember karena takut Carlo akan membunuhnya.[55] Carlo mula-mula mengambil gelar gubernur, tetapi Parlement memilihnya sebagai raja.[57] Carlo dimahkotai raja Hungaria di Székesfehérvár pada tanggal 31 Desember.[18] Menurut kontemporer Lorenzo de Monacis, Maria dan ibundanya menghadiri penobatan Carlo, mereka mengunjungi makam Lajos di dalam upacara dimana mereka menangisi nasib malang mereka disana.[57]

Carlo tidak menahan Maria dan ibundanya yang terus tinggal di istana kerajaan di Buda.[58] Ratu Elizabeta dan Garai I Miklós memutuskan untuk menyingkirkan Carlo.[59][60][61] Mereka membujuk Blaise Forgách, untuk bergabung dengan mereka dengan menjanjikannya wilayah Gimes (sekarang Jelenec di Slowakia) jika ia membunuh raja.[62] Atas permintaan Ratu Elizabeta, Carlo mengundangnya dan putrinya pada tanggal 7 Februari 1386.[62] Di dalam pertemuan, Blaise Forgách menyerang raja dan melukainya di bagian kepala.[62][63] Raja Carlo yang terluka dibawa ke Visegrád dimana ia meninggal pada tanggal 24 Februari.[59]

Restorasi dan penangkapan (1386–1387)[sunting | sunting sumber]

Maria dkembalikan ke atas takhta, dengan ibundanya sebagai pemangku takhta atas namanya.[61] Ibu ratu telah mengumumkan kepada para penduduk Kőszeg pada tanggal 14 Februari bahwa "Ratu Maria telah mendapatkan kembali Mahkota Suci".[64] Namun Horvat bersaudara bangkit memberontak terang-terangan atas nama putra raja yang terbunuh, Ladislao I dari Napoli.[65] Suami Maria, Sigismund, dan saudaranya, Wenceslaus, menyerang Hungaria Hulu pada bulan April.[18] Setelah beberapa minggu bernegosiasi, kedua ratu tersebut mengakui posisi Sigismund sebagai pasangan di dalam traktat yang ditandatangani di Győr pada awal Mei.[59][66] Mereka juga menegaskan hipotek Sigismund untuk wilayah barat Vág ke Jobst dan Prokop dari Moravia.[66] Setelah traktat tersebut ditandatangani, ratu kembali ke Buda dan Sigismund pergi ke Bohemia yang menunjukkan bahwa ia puas dengan perjanjian tersebut.[67]

Garai I Miklós membela rajanya Maria dan ibundanya Elizabeta dari bangsa Kroasia. Oleh Mihály Kovács.

Ratu Elizabeta yang menurut sejarahwan abad ke-15 Thuróczy János "didorong oleh kebodohan", memutuskan untuk mengunjungi negara selatan kerajaan yang dikuasai oleh pendukung Ladislao I dari Napoli.[59][65] Ibu ratu dan Maria pergi ke Đakovo yang ditemani oleh Garai I Miklós dengan pengiring yang sederhana pada sekitar tanggal 15 Juli.[65][59][68] Namun Ivan Horvat, Ivan dari Palisna dan pengiring mereka disergap dan menyergap ratu-ratu serta pengiring mereka di Gorjani pada tanggal 25 Juli.[59][65] Rombongan kecil ratu melawan penyerang-penyerang itu namun banyak dari mereka yang tewas terbunuh atau tertangkap.[69] Blaise Forgách dan Garai I Miklós dihukum pancung dan kepala mereka dibuang ke dalam kedua ratu.[70] Elizabeta mengakui kesalahannya atas pemberontakan dan memohon pada para penyerangnya untuk mengampuni nyawa putrinya, menurut catatan Thuróczy János.[70][71]

Maria dan ibundanya dipenjara.[65] Mereka ditawan di Puri Gomnec, yang merupakan benteng keuskupan Zagreb.[72] Ketika kedua ratu absen, para baron kerajaan mengadakan Parlemen di bawah "lambang regnicoles" yang baru diukir.[59] Atas nama Ratu Maria, mereka menjamin amnesti umum, tetapi Horvat bersaudara menolak untuk menyerah.[59] Kedua ratu itu dibawa ke Krupa, dan dari sana menuju ke Ivanić-Grad di pantai Laut Adriatik.[65][72] Para baron atau Parlemen memilih Palatin Stefan Lackfi dan menjadikan Sigismund sebagai pemangku takhta.[73] Antek Ivan Horvat mencekik mati Ratu Elizabeta di depan kehadiran Maria pada awal Januari.[73] Pada bulan yang sama, Sigismund menyerang Slavonia, tetapi tidak dapat mengalahkan para pemberontak.[73][68]

Dengan mengambil keuntungan dari anarki di Hungaria, pasukan Polandia menyerang Lodomeria dan Halych di bulan Februari.[74] Hanya Władysław II dari Opole, yang menuntut kedua kerajaan untuk dirinya sendiri, dan memprotes aksi mereka.[75] Sigismund dinobatkan sebagai raja pada tanggal 31 Maret seperti diputuskan bahwa kerajaan tidak dapat berjalan tanpa penguasa yang efektif.[73] Salah satu pendukungnya, Ivan dari Krk, mengepung Puri Novigrad dengan bantuan armada Venesia di bawah pimpinan Giovanni Barbarigo.[65][76] Mereka menguasai puri tersebut dan membebaskan Maria pada tanggal 4 Juni 1387.[77] Ia berhutang budi besar kepada Barbarigo; Ia memberikannya gelar ksatria dan menggajinya sebesar 600 florin emas pertahun kepadanya.[77]

Rekan pemimpin suaminya (1387–1395)[sunting | sunting sumber]

Stempel suami Maria, Sigismund, Kaisar Romawi Suci

Maria bertemu dengan suaminya di Zagreb pada tanggal 4 Juli.[68] Ia resmi sebagai rekan-pemimpin suaminya sampai akhir hayatnya, tetapi pengaruhnya di pemerintahan sangat minim.[78] Hibah wilayah Sigismund selalu dikonfirmasikan dengan segel pribadi Maria pada tahun pertama pemerintahan mereka bersama, tetapi setelah itu penerima jarang meminta konfirmasinya.[77] Piagam-piagam kerajaan menghitung tahun-tahun masa pemerintahannya bukan dari aksesinya, melainkan dari penobatan suaminya.[77] Namun demikian, Maria membujuk suaminya untuk menyiksa dan mengeksekusi Ivan Horvat yang tertangkap pada bulan Juli 1394 meskipun Sigismund bersedia untuk mengampuni nyawanya.[79][80]

Maria sendang mengandung saat ia memutuskan untuk pergi berburu seorang diri di hutan Buda pada tanggal 17 Mei 1395.[61] Kudanya tersandung, yang menyebabkannya terlempar dan mendarat di atas tubuhnya.[81] Trauma itu menginduksi persalinan dan kelahiran dini seorang bayi laki-laki.[61] Ratu mengalami luka-luka berat dan jauh dari segala bentuk bantuan, ia meninggal bersama dengan bayinya.[61] Ia dimakamkan di dalam Katedral Várad (sekarang Oradea di Romania).[1] Saudari Maria, Hedvig, menuntut mahkota, tetapi Sigismund mempertahankannya tanpa mengalami banyak kesulitan.[78][82]

Silsilah[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Csukovits 2012, hlm. 120.
  2. ^ a b c d e f g h Süttő 2002, hlm. 67.
  3. ^ a b c d Engel 2001, hlm. 169.
  4. ^ Halecki 1991, hlm. 56.
  5. ^ a b c d e Engel 2001, hlm. 170.
  6. ^ Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 222.
  7. ^ Halecki 1991, hlm. 55.
  8. ^ a b c Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 224.
  9. ^ a b Süttő 2002, hlm. 67–68.
  10. ^ Halecki 1991, hlm. 69.
  11. ^ Süttő 2002, hlm. 68.
  12. ^ Halecki 1991, hlm. 71.
  13. ^ Halecki 1991, hlm. 57,71.
  14. ^ Halecki 1991, hlm. 73.
  15. ^ Halecki 1991, hlm. 74–75.
  16. ^ Halecki 1991, hlm. 75.
  17. ^ Michaud 2000, hlm. 742.
  18. ^ a b c d Bartl et al. 2002, hlm. 40.
  19. ^ a b c d e f Engel 2001, hlm. 195.
  20. ^ Halecki 1991, hlm. 98.
  21. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 37.
  22. ^ The Annals of Jan Długosz (A.D. 1382), p. 339.
  23. ^ Fügedi 1986, hlm. 43.
  24. ^ Fügedi 1986, hlm. 43–44.
  25. ^ Fügedi 1986, hlm. 32.
  26. ^ a b c d Engel 2001, hlm. 196.
  27. ^ Tuchman 1978, hlm. 399.
  28. ^ a b c d Halecki 1991, hlm. 99.
  29. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 52.
  30. ^ a b Halecki 1991, hlm. 101.
  31. ^ a b c d Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 226.
  32. ^ a b Fine 1994, hlm. 394.
  33. ^ Fügedi 1986, hlm. 63.
  34. ^ Engel 2001, hlm. 195–196.
  35. ^ a b c d Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 227.
  36. ^ Fügedi 1986, hlm. 67.
  37. ^ Engel 2001, hlm. 196–197.
  38. ^ a b c d e f Engel 2001, hlm. 197.
  39. ^ Süttő 2002, hlm. 69.
  40. ^ Halecki 1991, hlm. 109.
  41. ^ a b Süttő 2002, hlm. 70.
  42. ^ Tuchman 1978, hlm. 409.
  43. ^ Fine 1994, hlm. 395.
  44. ^ Fine 1994, hlm. 395–396.
  45. ^ Halecki 1991, hlm. 125.
  46. ^ Süttő 2002, hlm. 70–71.
  47. ^ Csukovits 2012, hlm. 120–121.
  48. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 62.
  49. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 68.
  50. ^ Magaš 2007, hlm. 63.
  51. ^ a b c Fine 1994, hlm. 396.
  52. ^ Fügedi 1986, hlm. 94.
  53. ^ a b c d Fügedi 1986, hlm. 96.
  54. ^ Fügedi 1986, hlm. 97.
  55. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 98.
  56. ^ Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 228.
  57. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 99.
  58. ^ Fügedi 1986, hlm. 103–104.
  59. ^ a b c d e f g h Engel 2001, hlm. 198.
  60. ^ Fügedi 1986, hlm. 106.
  61. ^ a b c d e Csukovits 2012, hlm. 121.
  62. ^ a b c Fügedi 1986, hlm. 107.
  63. ^ Halecki 1991, hlm. 157.
  64. ^ Fügedi 1986, hlm. 111.
  65. ^ a b c d e f g Fine 1994, hlm. 397.
  66. ^ a b Bartl et al. 2002, hlm. 41.
  67. ^ Fügedi 1986, hlm. 124.
  68. ^ a b c Solymosi & Körmendi 1981, hlm. 229.
  69. ^ Fügedi 1986, hlm. 129.
  70. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 130.
  71. ^ Bak 1997, hlm. 231.
  72. ^ a b Fügedi 1986, hlm. 131.
  73. ^ a b c d Engel 2001, hlm. 199.
  74. ^ Halecki 1991, hlm. 164–165.
  75. ^ Halecki 1991, hlm. 165.
  76. ^ Süttő 2002, hlm. 73, 75.
  77. ^ a b c d Süttő 2002, hlm. 73.
  78. ^ a b Engel 2001, hlm. 201.
  79. ^ Engel 2001, hlm. 202.
  80. ^ Süttő 2002, hlm. 74–75.
  81. ^ Süttő 2002, hlm. 76.
  82. ^ Halecki 1991, hlm. 220.
  83. ^ Halecki 1991, hlm. 366–367.

Sumber[sunting | sunting sumber]

Sumber pertama[sunting | sunting sumber]

  • The Annals of Jan Długosz (An English abridgement by Maurice Michael, with commentary by Paul Smith) (1997). IM Publications. ISBN 1-901019-00-4.

Sumber kedua[sunting | sunting sumber]

  • Bak, János M. (1997). "Queens as Scapegoats in Medieval Hungary". Dalam Duggan, Anne. Queens and Queenship in Medieval Europe. The Boydell Press. hlm. 223–234. ISBN 0-85115-881-1. 
  • Bartl, Július; Čičaj, Viliam; Kohútova, Mária; Letz, Róbert; Segeš, Vladimír; Škvarna, Dušan (2002). Slovak History: Chronology & Lexicon. Bolchazy-Carducci Publishers, Slovenské Pedegogické Nakladatel'stvo. ISBN 0-86516-444-4. 
  • Csukovits, Enikő (2012). "Mária". Dalam Gujdár, Noémi; Szatmáry, Nóra. Magyar királyok nagykönyve: Uralkodóink, kormányzóink és az erdélyi fejedelmek életének és tetteinek képes története [Encyclopedia of the Kings of Hungary: An Illustrated History of the Life and Deeds of Our Monarchs, Regents and the Princes of Transylvania] (dalam bahasa Hungaria). Reader's Digest. hlm. 120–121. ISBN 978-963-289-214-6. 
  • Engel, Pál (2001). The Realm of St Stephen: A History of Medieval Hungary, 895–1526. I.B. Tauris Publishers. ISBN 1-86064-061-3. 
  • Fine, John V. A (1994). The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest. The University of Michigan Press. ISBN 0-472-08260-4. 
  • Fügedi, Erik (1986). "Könyörülj, bánom, könyörülj ..." ["Have Mercy on Me, My Ban, Have Mercy ..."]. Helikon. ISBN 963-207-662-1. 
  • Halecki, Oscar (1991). Jadwiga of Anjou and the Rise of East Central Europe. Polish Institute of Arts and Sciences of America. ISBN 0-88033-206-9. 
  • Magaš, Branka (2007). Croatia Through History. SAQI. ISBN 978-0-86356-775-9. 
  • Michaud, Claude (2000). "The kingdoms of Central Europe in the fourteenth century". Dalam Jones, Michael. The New Cambridge Medieval History, Volume VI: c. 1300-c. 1415. Cambridge University Press. hlm. 735–763. ISBN 0-521-36290-3. 
  • Solymosi, László; Körmendi, Adrienne (1981). "A középkori magyar állam virágzása és bukása, 1301–1506 [The Heyday and Fall of the Medieval Hungarian State, 1301–1526]". Dalam Solymosi, László. Magyarország történeti kronológiája, I: a kezdetektől 1526-ig [Historical Chronology of Hungary, Volume I: From the Beginning to 1526] (dalam bahasa Hungaria). Akadémiai Kiadó. hlm. 188–228. ISBN 963-05-2661-1. 
  • Süttő, Szilárd (2002). "Mária". Dalam Kristó, Gyula. Magyarország vegyes házi királyai [The Kings of Various Dynasties of Hungary] (dalam bahasa Hungaria). Szukits Könyvkiadó. hlm. 67–76. ISBN 963-9441-58-9. 
  • Tuchman, Barbara W. (1978). A Distant Mirror: The Calamitous 14th Century. Ballantine Books. ISBN 0-345-34957-1. 
Maria
Cabang kadet Wangsa Kapetia
Lahir: 1371 Meninggal: 17 Mei 1395
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Lajos I
Ratu Hungaria dan Kroasia
1382–1385
Diteruskan oleh:
Carlo II
Didahului oleh:
Carlo II
Ratu Hungaria dan Kroasia
1386–1395
bersama dengan Sigismund
Diteruskan oleh:
Sigismund

Pranala luar[sunting | sunting sumber]