MetroTV
![]() |
Metro TV | |
---|---|
![]() Logo saat ini sejak 20 Mei 2010 | |
Jenis | Jaringan televisi |
Negara | Indonesia |
Wilayah siaran | Nasional |
Kantor pusat | Gedung Media Group, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A–D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia |
Slogan | Knowledge to Elevate |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemilik | Bimantara Citra (2001–2003)[1][2] Media Group (2000–sekarang) |
Saluran seinduk | RCTI (2001–2003) Global TV (2001–2003) TPI (2003) TVMP (2007–2009) Celebes TV (2011–2013) Magna Channel (sejak 2019) BN Channel (sejak 2019) |
Diluncurkan | 25 November 2000 |
Pendiri | Surya Paloh Sumita Tobing[3] |
Media streaming | |
Medcom | Tonton langsung |
MetroTVNews.com | Tonton langsung |
www |
PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah sebuah jaringan televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. Saluran ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Pada awalnya didirikan sebagai perusahaan patungan antara Media Group dan Bimantara Citra, sejak Oktober 2003 Metro TV seluruhnya dimiliki oleh Media Group; yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.
Sejarah

PT Media Televisi Indonesia mendapat izin siaran No. 800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999,[4] setelah memenangkan seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan di tanggal 12 Oktober 1999 bersama 4 perusahaan televisi baru lainnya (DVN TV, PRTV, Trans TV dan GIB). Saat itu, namanya sempat disebutkan di berbagai media massa sebagai MTI TV (Media Televisi Indonesia) dengan cakupan siaran terbatas di Jakarta.[5][6] MetroTV awalnya dirintis oleh dua orang: Surya Paloh, pemilik Media Indonesia Group (kelompok usaha yang juga memiliki surat kabar Media Indonesia), dan Sumita Tobing (seorang eksekutif pertelevisian yang pernah bekerja di TVRI dan SCTV). Sumita-lah yang mendapatkan izin bagi mendirikan Metro TV, namun kemudian ia mengundurkan diri karena adanya niat Paloh untuk melakukan kerjasama dengan Bimantara Citra yang merupakan perusahaan Cendana.[7]
Walaupun demikian, rencana Paloh untuk mendirikan televisi berita tetap berlanjut, dan setelah direncanakan pada April, Juni dan Desember 2000,[8] MetroTV memulai uji coba siarannya pada 25 Oktober 2000[butuh rujukan] dengan merelai acara-acara dari CNN International[butuh rujukan]. Pada tanggal 18 November 2000, Metro TV menyiarkan acara perkenalannya, Preview Night, yang menampilkan cuplikan-cuplikan acara yang akan ditayangkan nantinya, disertai penandatanganan prasasti peresmian oleh Presiden Abdurrahman Wahid.[9] Acara tersebut, termasuk siaran pra-perdananya yang dilakukan dalam waktu 7 hari selanjutnya, berlangsung selama 4 jam.[10] Minggu berikutnya, pada 25 November 2000, Metro TV memulai siaran nasionalnya, mulanya di 7 kota besar di seluruh Indonesia selama 20 jam sehari.[11][12] Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai HUT Metro TV hingga saat ini. Acara pertama pada tanggal 25 November 2000, pukul 12.00 WIB adalah siaran langsung dari Aceh dan Timor Timur (sekarang Timor Leste), dan wawancara bersama Amien Rais, yang dibawakan oleh Deti Supandi.
Paloh kemudian tetap melanjutkan rencana kerjasamanya dengan Bimantara, perusahaan yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo. Paloh dan Bambang Tri memang dikenal sudah bersahabat sejak lama, dan mereka juga berasal dari partai yang sama, yaitu Golkar.[13] Kerjasama ini diwujudkan lewat penyuntikan dana dari Bimantara ke Metro TV selama beberapa kali, yaitu Rp 400 miliar, Rp 125 miliar dan pinjaman modal Rp 80 miliar. Bimantara juga mendapat 25% saham MetroTV, yang menurut perjanjian keduanya, boleh dibeli lagi oleh Paloh sebelum jatuh tempo pada Desember 2003. Metro TV saat itu ditargetkan menjadi pelengkap dari RCTI milik Bimantara yang selama ini fokus ke tayangan hiburan. Modal awal yang dikeluarkan dalam pendirian Metro TV adalah Rp 200 miliar.[11]
Pada awal bersiaran, Metro TV mengudara selama 12 jam, yang kemudian pada tanggal 1 April 2001, diperpanjang menjadi 24 jam, menjadikannya televisi berita pertama di Indonesia, sekaligus yang pertama bersiaran 24 jam. Kala itu persentase pembagian programnya meliputi 70% berita dan 30% informasi lainnya,[14] yang diproduksi sekitar 220 orang (180 reporter dan 40 kameramen).[12] Seiring perkembangan dan kebutuhan, Metro TV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi. Pada tahun 2001, Metro TV ikut berpartisipasi dalam siaran langsung dari BBC World (sekarang BBC News) bertajuk "What The World Thinks About America" yang turut disiarkan puluhan stasiun televisi di seluruh dunia.[15]
Seiring waktu, kepemilikan di Bimantara berubah dari sebelumnya dikuasai Bambang Tri menjadi oleh Hary Tanoesoedibjo. Pada Juni 2003, Bimantara memutuskan untuk menjual 25% sahamnya di Metro TV kepada PT Centralindo Pancasakti Cellular. Selain menjual sahamnya, piutang Rp 80 miliar Bimantara juga dijual ke Metro TV. Penjualan ini didasarkan oleh Metro TV yang tidak mendapatkan keuntungan dan terus merugi.[2][16] Walaupun memang tidak ada catatan bahwa Paloh memiliki saham di Centralindo, namun dalam konferensi pers, Paloh menyatakan ia berada di belakang PT Centralindo, sehingga kemungkinan ada semacam kesepakatan antara Paloh dan Centralindo (atau pemegang saham lama). Penjualan itu menyebabkan 100% saham Metro TV dipegang oleh Surya Paloh sampai sekarang. Pasca akuisisi itu, ditargetkan Metro TV mendapat titik impas-nya pada 2010. Pendapatannya pada Juli 2005 diperkirakan 70% dari acara berita, sedangkan sisanya dari acara bersponsor.[17]
Di tahun 2004, MetroTV melakukan perjanjian pertukaran berita dengan beberapa TV asing seperti Channel News Asia, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA), China Central Television Asia (CCTV), dan ABS-CBN Filipina. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan MetroTV bisa mendapatkan berita yang cepat dan akurat dari Asia, dan di sisi lain, TV asing bisa mendapatkan berita secara cepat dari Indonesia dengan merelai siaran Metro TV setiap saat. Pada masa itu pula, porsi pemrograman berubah menjadi berita 60:40 hiburan di hari kerja (sebaliknya; hiburan 60:40 berita di akhir pekan).[18] Pada tahun ini, Metro TV diperkirakan sudah dapat dinikmati di 16 kota di Indonesia.[14]
Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (Metro TV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan. Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[19]
Pelopor
Dibandingkan dengan jaringan televisi lain yang lebih berkonsep hiburan, MetroTV sudah dicanangkan untuk menjadi televisi berita 24 jam pertama di Indonesia. Konsepnya mencontoh televisi berita Amerika Serikat, CNN dengan titik berat program berita (hard dan soft news), gelar wicara, ulasan terkini, dan dokumenter, meskipun awalnya juga menargetkan program berita yang dikemas sebagai hiburan seperti infotainment.[20][21] Program berita yang ditayangkan, termasuk Headline News (program berita satu jam sekali yang berisi rangkuman berita dan ditujukan untuk pemirsa yang sibuk, dicontoh dari CNN);[22][23] Breaking News (program berita khusus yang bisa tayang kapan saja dan kemudian diikuti berbagai stasiun TV lain); Metro Xin Wen (program berita berbahasa Mandarin pertama di Indonesia); dan Indonesia Now (siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dapat disaksikan dari seluruh dunia).
Selain kepeloporannya dalam televisi berita, Metro TV juga merupakan televisi pertama yang menerapkan sistem digital dalam penyiarannya dan memiliki 6 peralatan satelit bergerak yang juga menggunakan teknologi digital, serta ikut mempelopori penggunaan virtual studio set (desain grafis 3 dimensi).[18] Metro TV juga merupakan pelopor dari program hitung cepat pada Pemilihan Presiden 2004 melalui The Election Channel yang dicanangkan Saiful Mujani pada September 2003 dan kelak diikuti berbagai televisi berita lainnya. Istilah "hitung cepat" tersebut berasal dari tim redaksi MetroTV.[24]
Surya Paloh disebutkan memiliki visi besar dalam pendirian MetroTV: menghadirkan citra berbeda di televisi, yang pada saat itu didominasi program sinetron dan kekerasan. Demi membantu siarannya, Paloh saat itu merekrut beberapa wartawan dan jurnalis senior, seperti Desi Anwar, Andy F. Noya dan Zsa Zsa Yusharyahya.[11] Pada saat Metro TV "lahir", banyak orang yang meramalkan bahwa stasiun televisi ini tidak berumur panjang, karena masyarakat Indonesia pada saat itu lebih menyukai stasiun televisi hiburan. Namun karena Metro TV menyisipkan acara dokumenter ilmu pengetahuan (misalnya Beyond 2000, Beyond Health, True Action Adventures in 20th Century, dan sebagainya) juga acara hiburan berupa Metro Showcase dan sebagainya, ramalan itupun kandas. Hingga saat ini, Metro TV masih dianggap sebagai salah satu jaringan televisi yang memiliki pembawa acara berita terbanyak di Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, Metro TV kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap dalam koridor berita. Salah satunya adalah e-Lifestyle, yakni program gelar wicara yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi.
Identitas
Logo
Pada tanggal 20 Mei 2010 (dalam acara "Bangkit Bangsaku"), Metro TV memperkenalkan logo barunya, yang tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Quick Express yang memberikan kesan modern, segar dan futuristik dibanding logo lama yang kapital seluruhnya. Font tersebut juga memiliki citra dinamis, cepat, kredibel dan akurat. Sedangkan untuk kepala elang didesain agar lebih muda, dinamis dan hidup. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari kebanyakan stasiun/jaringan televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri atas. Hal ini dilakukan demi memanjakan mata pemirsa Metro TV, dimana penempatan logo sebelumnya dapat dirasa "mengganggu".[25]
Adapun logo tersebut merupakan hasil rancangan agensi penjenamaan DM ID Holland dan Link and Beyond dan didesain selama 4 bulan. Dengan perubahan logo ini, diharapkan Metro TV dapat membangun citra baru yang membantu memajukan kehidupan bangsa lewat tayangannya yang bermutu dan mencerdaskan, demi meningkatkan martabat bangsa Indonesia. Perubahan logo tersebut merupakan hasil analisis akan kondisi perusahaan selama ini, yang dirasa butuh penyegaran setelah 10 tahun beroperasi dan mulai mendapat pesaing baru (terutama dari tvOne). Metro TV selama ini dirasa memiliki citra yang kaku dan kurang dilirik pemirsa muda. Logo lama juga dianggap terlalu umum dan kurang mencerminkan kepribadian yang ingin ditampilkan, karena didesain dengan sederhana (seperti kepala elang yang diambil dari clip art). Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis (dari warna gelap menjadi warna-warna muda), identitas korporat (seperti seragam) dan slogan baru, Knowledge to Elevate sebagai tekad baru Metro TV untuk mencerdaskan bangsa lewat program-programnya.[25]
Komposisi dari logo Metro TV merupakan kombinasi dari tipografi dan gambar, di mana tipografi ada dalam bentuk huruf M-E-T-R-T-V dan visual lingkaran elips emas bergambar burung elang yang menggantikan huruf O. Khusus logo lingkaran dan kepala elang juga digunakan sebagai ikon Metro TV. Makna dari komponen-komponen logo tersebut, yaitu:
- Bidang elips emas: Sebagai latar dasar kepala burung elang dan merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk.
- Bola dunia: Simbol cakupan global dari informasi dan komunikasi, serta seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.
- Telur emas: Simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan citra suatu bentuk institusi yang memiliki struktur kokoh, akurat, dan artistik, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan kualitas.
- Elips: Simbol citraan lingkar planet, tampil miring ke kanan sebagai kesan bergerak dan dinamis. Lingkar planet juga termasuk cakrawala angkasa dan satelit yang mengorbitnya, menandakan sesuatu yang erat berkaitan dengan dunia elektronik dan penyiaran.
- Elang: Simbol kewibawaan, kemandirian, keleluasaan, penjelajahan dan wawasan, atau kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan dalam gerak hidupnya.[26] Elang yang ditampilkan merupakan elang laut sebagai simbol Indonesia yang merupakan negara maritim, dan dibuat mengadah ke atas keluar dari lingkaran elips sebagai pertanda Metro TV siap mencerdaskan bangsa dan memperkaya wawasan.
- Warna: Biru tua menjadi simbol terpercaya, sedangkan kuning emas menyimbolkan fajar yang menerangi dan menyongsong hari esok yang lebih baik.[25]
Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah. Pada tahun 2019, warna pada logo on air Metro TV berubah dari biru dengan latar belakang putih menjadi putih dengan latar belakang biru untuk siaran Prime Time setiap hari dari pukul 16.00-21.00 WIB. Dan sejak 25 November 2020, bertepatan dengan hari jadinya yang ke-20, Metro TV kembali memperbarui logo on air-nya di pojok kanan bawah dengan menyisakan lambang elang yang sudah digunakan dari tahun 2010, tetapi dengan menambahkan tulisan "METRO TV" dibawahnya pada saat itu. Tahun berikutnya, kata "METRO TV" dihilangkan, menyisakan ikon elang saja sampai saat ini.
-
Logo pertama Metro TV (25 November 2000-20 Mei 2010)
-
Logo kedua Metro TV (20 Mei 2010-sekarang), digunakan sebagai logo on-air dari 20 Mei 2010 sampai 24 November 2020.
-
Lambang Metro TV (20 Mei 2010-sekarang), digunakan sebagai logo on-air sejak 25 November 2020.
Perkembangan slogan
Slogan utama
- Identitas Bagi Pribadi Yang Berhasil (2000-2007)[15]
- Leading the Change (2007–2008)
- Be Smart Be Informed (2008–2010)
- Knowledge to Elevate (2010–sekarang)
Slogan spesial HUT
- News Media Telecast Service (1 Tahun Metro TV)
- All for the Best (2 Tahun Metro TV)
- Triple Star, Triple Experience (3 Tahun Metro TV)
- Excellent Four (4 Tahun Metro TV)
- Moment of Hope (5 Tahun Metro TV)
- Proud of Dedication (6 Tahun Metro TV)
- Leading the Change (7 Tahun Metro TV)
- Proud of our Nation (8 Tahun Metro TV)
- Cinta Negeriku (9 Tahun Metro TV)
- Ten Years for the Nation (10 Tahun Metro TV)
- Menuju Indonesia Gemilang (11 Tahun Metro TV)
- Bersama Menginspirasi Bangsa (12 Tahun Metro TV)
- Tetap Terbaik (13 Tahun Metro TV)
- Semakin Terpercaya (14 Tahun Metro TV)
- Membangun Bangsa Berdaya (15 Tahun Metro TV)
- Menggerakan Harapan Bangsa (16 Tahun Metro TV)
- Adiwarna Bangsa (17 Tahun Metro TV)
- Melangkah Bersama Untuk Indonesia (18 Tahun Metro TV)
- Menebar Inspirasi (19 Tahun Metro TV)
- Terima Kasih Indonesia (20 Tahun Metro TV)
- Kebersamaan Memberi Arti (21 Tahun Metro TV)
- Bangkit Bergerak Bersama (22 Tahun Metro TV)
- Merayakan Kebersamaan (23 Tahun Metro TV)
- Mengawal Transformasi (24 Tahun Metro TV)
Acara
Penyiar
Jaringan siaran
Terestrial
Hingga tahun 2020, Metro TV didukung oleh 54 stasiun pemancar,[27] seluruhnya dimiliki oleh MetroTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Metro TV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Komdigi.[28]
Nama Perusahaan | Nama Stasiun | Daerah | Frekuensi Digital (DVB-T2) [29] | Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[30] |
---|---|---|---|---|
PT Media Televisi Indonesia | Metro TV | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 31 UHF | Metro TV Jakarta |
PT Media Televisi Balikpapan | Metro TV Balikpapan | Balikpapan | 29 UHF | Metro TV Balikpapan |
PT Media Televisi Padang | Metro TV Bukittinggi | Bukittinggi, Padang Panjang | 42 UHF | Metro TV Bukittinggi |
PT Media Televisi Denpasar | Metro TV Bali | Kota Denpasar, Singaraja, Karangasem | 36 UHF | Metro TV Denpasar, Singaraja dan Karangasem |
PT Dewata Citratama Televisi | ||||
PT Media Televisi Gorontalo | Metro TV Gorontalo | Gorontalo | 31 UHF | Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta |
PT Media Televisi Bandung[29] | Metro TV Jawa Barat | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | 32 UHF | Metro TV Bandung |
Garut | 28 UHF | Metro TV Garut | ||
Cirebon | 32 UHF | Metro TV Cirebon | ||
Tasikmalaya, Ciamis | 33 UHF | Metro TV Tasikmalaya | ||
Sukabumi | 32 UHF | Metro TV Sukabumi | ||
Cianjur Selatan | 27 UHF | Metro TV Cianjur Selatan | ||
Majalengka | 34 UHF | Metro TV Majalengka | ||
Purwakarta | 36 UHF | Metro TV Purwakarta | ||
PT Media Televisi Yogyakarta | Metro TV Jateng & DIY[31] | Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates | 38 UHF | Metro TV Yogyakarta |
PT Media Televisi Semarang[29] | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Kudus | 36 UHF | Metro TV Semarang | |
Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | 39 UHF | Metro TV Tegal | ||
Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap | 34 UHF | Metro TV Banyumas | ||
Blora, Cepu | 34 UHF | Metro TV Blora | ||
Pati, Rembang, Jepara | 35 UHF | Metro TV Rembang | ||
Magelang | 43 UHF | Metro TV Magelang | ||
Purworejo | 39 UHF | Metro TV Purworejo | ||
PT Media Televisi Batam | Metro TV Batam | Batam | 46 UHF | Trans TV Batam |
PT Media Televisi Lestari Satu | Metro TV Jawa Timur[32] | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | 38 UHF | Metro TV Surabaya |
PT Media Televisi Lestari Dua | Jember | 46 UHF | Metro TV Jember | |
PT Media Televisi Lestari Empat | Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo | 34 UHF | Metro TV Madiun | |
PT Media Televisi Lestari Lima | Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung | 36 UHF | Metro TV Kediri | |
PT Media Televisi Lestari Enam | Tuban, Bojonegoro | 47 UHF | Metro TV Bojonegoro | |
PT Malang Infrakomindo Televisi | Malang | 34 UHF | Metro TV Malang | |
PT Media Televisi Indonesia | Pacitan | 39 UHF | Metro TV Pacitan | |
Banyuwangi | 34 UHF | Metro TV Banyuwangi | ||
Situbondo, Bondowoso | 38 UHF | Metro TV Situbondo | ||
Pamekasan, Sumenep | 39 UHF | Metro TV Pamekasan | ||
PT Media Televisi Pontianak | Metro TV Kalimantan Barat | Pontianak | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
PT Media Televisi Banjarmasin | Metro TV Kalimantan Selatan | Banjarmasin, Martapura, Banjarbaru, Marabahan | 45 UHF | Metro TV Banjarmasin |
MetroTV Kalimantan Timur | Samarinda | 43 UHF | Metro TV Samarinda | |
Tanah Grogot | 40 UHF | Metro TV Tanah Grogot | ||
PT Media Televisi Palangkaraya | Metro TV Kalimantan Tengah | Palangka Raya | 36 UHF | SCTV Palangkaraya |
Pangkalan Bun | ||||
PT Media Televisi Ambon | Metro TV Maluku | Ambon | off air (33 UHF) | TVRI Maluku (TVRI Bukit Greser dan TVRI Sokowati) |
PT Media Televisi Ternate | Metro TV Maluku Utara | Ternate | 40 UHF | Trans TV Ternate |
PT Media Televisi Mataram | Metro TV NTB | Mataram | 35 UHF | Metro TV Mataram / MetroTV Pujut |
PT Media Televisi Kupang | Metro TV NTT | Kupang | 41 UHF | Metro TV Kupang |
PT Media Televisi Jayapura | Metro TV Papua | Jayapura | 34 UHF | Trans7 Jayapura |
PT Media Televisi Makassar | Metro TV Sulawesi Selatan | Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene | 34 UHF | Metro TV Makassar |
PT Media Televisi Nusantara Lima | Metro TV Sumatera Barat | Padang, Pariaman | 42 UHF | Metro TV Padang |
Metro TV Sumatera Selatan[33] | Palembang, Lempuing, Ogan Komering Ilir | 32 UHF | Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing | |
Metro TV Banyuasin | Banyuasin | |||
PT Media Televisi Jambi | Metro TV Jambi[34] | Jambi | 29 UHF | Indosiar Jambi |
PT Media Televisi Bengkulu | Metro TV Bengkulu | Bengkulu | 31 UHF | Indosiar Bengkulu |
PT Media Televisi Bangka Belitung | Metro TV Babel | Pangkal Pinang | 39 UHF | Metro TV Pangkal Pinang |
PT Media Televisi Lampung | Metro TV Lampung[35] | Bandar Lampung, Kota Metro, Kalianda, Kotabumi, Pringsewu | 39 UHF | Metro TV Bandar Lampung / MetroTV Pringsewu |
PT Media Televisi Nusantara Enam | Metro TV Riau | Pekanbaru | 33 UHF | Trans TV Pekanbaru / Trans TV Kampar |
Metro TV Bengkalis | Bengkalis | |||
PT Media Televisi Palu | Metro TV Sulawesi Tengah | Palu | 38 UHF | SCTV Palu |
PT Media Televisi Kendari | Metro TV Sulawesi Tenggara | Kendari, Konawe | 39 UHF | MetroTV Kendari dan Konawe |
Kolaka | ||||
PT Media Televisi Manado | Metro TV Sulawesi Utara | Manado | 38 UHF | MetroTV Manado |
PT Media Televisi Medan | Metro TV Sumatera Utara | Medan | 36 UHF | MetroTV Medan |
PT Media Televisi Banda Aceh | Pematang Siantar, Kisaran | 44 UHF | Metro TV Pematangsiantar | |
Rantau Prapat | 30 UHF | Metro TV Rantau Prapat | ||
Balige | 48 UHF | Metro TV Balige | ||
Sidikalang | 42 UHF | Metro TV Sidikalang | ||
Sibolga | 42 UHF | Metro TV Sibolga | ||
Padangsidimpuan | 41 UHF | Metro TV Padang Sidempuan | ||
Panyabungan | 48 UHF | Metro TV Panyabungan | ||
Gunung Sitoli | 41 UHF | Metro TV Gunung Sitoli | ||
Metro TV Aceh | Banda Aceh | 41 UHF | Metro TV Banda Aceh | |
Sabang | 39 UHF | Metro TV Sabang | ||
Meulaboh | 41 UHF | Metro TV Meulaboh | ||
Takengon | 42 UHF | Metro TV Takengon | ||
Lhokseumawe | 41 UHF | Metro TV Lhokseumawe | ||
Kutacane | 41 UHF | Metro TV Kutacane | ||
Singkil | 41 UHF | Metro TV Singkil | ||
Simeulue | 39 UHF | Metro TV Simeulue | ||
Langsa | 42 UHF | Metro TV Langsa | ||
Sigli | 40 UHF | Metro TV Sigli | ||
Sinabang | 39 UHF | Metro TV Sinabang | ||
PT Media Televisi Jaya Empat | Metro TV Sumedang | Sumedang | 34 UHF | Metro TV Sumedang |
PT Media Televisi Jaya Lima | Metro TV Kuningan | Kuningan | 32 UHF | Metro TV Cirebon |
PT Banten Infrakomindo Televisi | Metro TV Banten | Malingping, Lebak | 33 UHF | Metro TV Malingping |
PT Megah Bangun Lestari | Metro TV Prabumulih | Prabumulih | 32 UHF | Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing |
PT Silampari Media Televisi | Metro TV Lubuk Linggau | Lubuk Linggau | ||
PT Sentra Technovidia | Metro TV Singkawang | Singkawang | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
PT Media Televisi Merauke | Metro TV Papua Selatan | Merauke | ||
PT Media Televisi Serang | Metro TV Banten | Serang | 32 UHF | Metro TV Serang |
Kabupaten Sorong Selatan | 28 UHF | TVRI Papua Barat (TVRI Haimaran) | ||
Maluku Tengah, Seram Bagian Timur | 29 UHF | TVRI Maluku (TVRI Bitorik) |
Satelit
Satelit-satelit yang digunakan oleh MetroTV:[36]
- Telkom 4 (FTA)
- AsiaSat 9 (Kugosky)
- SES 7 (MNC Vision)
- SES 9 (Nex Parabola)
- Measat 3b (TransVision)
- ABS 2a ( SMV freesat TV)
Ketersediaan di ponsel dan tablet PC
MetroTV News juga tersedia di iOS (App Store) dan Android (Google Play) yang dapat diunduh secara gratis.
Manajemen
Daftar direktur utama
No | Nama | Awal jabatan | Akhir jabatan |
---|---|---|---|
1 | Surya Paloh | 1999 | 2006 |
2 | Wisnu Hadi | 2006 | 2011 |
3 | Adrianto Machribie | 2011 | 2017 |
4 | Suryopratomo | 2017 | 2019 |
5 | Don Bosco Selamun | 2019 | 2024 |
6 | Arief Suditomo | 2024 | Sekarang |
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:
No | Nama | Jabatan |
---|---|---|
1 | Arief Suditomo | Direktur Utama |
2 | Mohammad Mirdal Akib | Direktur Pelaksana |
3 | Agus Mulyadi | Direktur Program dan Pengembangan |
4 | Meniek Andini | Direktur Penjualan dan Pemasaran |
5 | Arif Nugroho | Direktur Keuangan, Hubungan Masyarakat dan Dukungan Teknis |
6 | Budiyanto | Direktur Pemberitaan |
7 | Pemimpin Redaksi | |
8 | Rivana Pratiwi | Wakil Pemimpin Redaksi |
Kontroversi
Peristiwa penyanderaan kru Metro TV
Pada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan rekannya, juru kamera, Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Iraq. Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Iraq, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh. Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi Metro TV 2003-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).[37]
Berjilbab saat membawakan berita
Metro TV pernah dikecam karena melarang salah satu presenternya, Sandrina Malakiano, mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas Metro TV untuk berdiskusi panjang.[38] Larangan inilah yang menyebabkan Sandrina keluar dari MetroTV pada Mei 2006.[39] Menurut pihak MetroTV, mereka hanya akan mengizinkan presenternya berjilbab di depan kamera ketika Ramadan atau hari-hari besar Islam.
Netralitas
Secara umum, netralitas Metro TV sering kali dipertanyakan, salah satunya oleh KPI karena dianggap memberikan porsi pemberitaan mengenai Partai Nasdem lebih banyak dibanding partai lain. Pada pemilihan umum Presiden 2014, Metro TV memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.[40] Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada 4 jaringan televisi lainnya.[41] KPI secara pribadi juga menyorot Metro TV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.[42]
Pelanggaran Iklan
Pada masa kampanye pada Pemilu 2014, Metro TV beserta 10 stasiun televisi lainnya ditegur oleh KPI perihal pelanggaran ketentuan iklan kampanye partai politik.[43]
Konten tidak layak siar dan ketidakakuratan informasi
Pada program Breaking News, Metro TV ditegur KPI karena menyampaikan informasi yang tidak akurat tentang "Ledakan di Palmerah" saat Serangan Jakarta 2016. KPI juga menyoroti video amatir yang menampilkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat pos polisi Sarinah yang merupakan lokasi kejadian tanpa disamarkan.[44]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Artikel dari majalah Gatra: Bos, jangan bersaing". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-03-23. Diakses tanggal 2019-04-25.
- ^ a b "Ekonomi Politik Media Penyiaran". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "Sumita Tobing". Diarsipkan dari asli tanggal 2020-01-18. Diakses tanggal 2021-11-18.
- ^ "Proses kerja staf produksi desk megasos – hukrim (megapolitan sosial budaya hukum kriminal) pada metro tv". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17.
- ^ "Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "Jejak Bisnis Chairul Tanjung". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2022-09-04.
- ^ "Klip tahun 2006 yang menampilkan peresmian Metro TV dan sejarah Metro TV". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-20. Diakses tanggal 2023-03-20.
- ^ Apsattv.com History November 2000
- ^ a b c "Seabad pers kebangsaan, 1907-2007". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17.
- ^ a b "HIBURAN: STASIUN TELEVISI BARU SEGERA MUNCUL". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17.
- ^ "Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ a b "Profile - MetroTVNews.com - Stasiun TV Berita Pertama di Indonesia". 2001-04-19. Diarsipkan dari asli tanggal 2001-04-19. Diakses tanggal 2023-04-28.
- ^ a b Portfolio - Metro TV
- ^ "Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "Target BEP Metro TV 2010". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ a b "Metro TV Online". 2005-11-26. Diarsipkan dari asli tanggal 2005-11-26. Diakses tanggal 2023-04-28.
- ^ "Kemenkominfo". 2019-09-02. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2019-09-07.
- ^ "Gamma, Volume 2,Masalah 33-40". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ "Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17.
- ^ "Bekerja Sebagai News Presenter". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17.
- ^ "Features - MetroTVNews.com - Stasiun TV Berita Pertama di Indonesia". 2001-04-19. Diarsipkan dari asli tanggal 2001-04-19. Diakses tanggal 2023-04-28.
- ^ Pratama Ramadhan, Fauzi (2022-06-07). "Saiful Mujani: Metro TV Channel Adalah Pelopor Quick Count". Medcom.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-28. Diakses tanggal 2023-02-28.
- ^ a b c "Rebranding Metro TV..." (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 2022-11-29.
- ^ "Visi Dan Misi Metro TV Logo dan Arti Metro TV". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27.
- ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020.
- ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ a b c "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-07.
- ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
- ^ Kanal MetroTV Jateng & DIY Diarsipkan 2021-09-25 di Wayback Machine. di YouTube
- ^ "metrotv jatim". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2022-04-22.
- ^ "METROTV Sumsel". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23.
- ^ "Station ID metro TV jambi 2016 - 2017 (full version)". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23.
- ^ https://metrotvlampung.com/ Diarsipkan 2021-11-04 di Wayback Machine. Situs resmi Lampung
- ^ "LyngSat". Diarsipkan dari asli tanggal 2013-12-05. Diakses tanggal 2013-12-03.
- ^ "Tabloid Diplomasi: Meutya dibebaskan oleh penyandera karena berwarga negara Indonesia". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-08-26. Diakses tanggal 2015-01-28.
- ^ "Salinan curhat Sandrina Malakiano di akun facebooknya". Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-16. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ Sandrina Malakiano, dengan Islam Jadi Lebih Sabar dan Ikhlas Diarsipkan 2009-12-01 di Wayback Machine. di Republika Online
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29.
- ^ "Siaran Pers Tentang Pelanggaran Iklan Kampanye di Lembaga Penyiaran". Komisi Penyiaran Indonesia. 2014-04-04. Diakses tanggal 2023-12-17.
- ^ Arsyad, Eko Priliawito, Irwandi (2016-01-16). "Bom Sarinah, KPI Beri Sanksi 7 TV dan Satu Radio". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2023-12-17. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)