Mineral sulfida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mineral Sulfida merupakan salah satu kelompok mineral dalam klasifikasi dana. Mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mineral ekonomis, keberadaan mineral ini erat kaitannya dengan alterasi hidrotermal. Mineral sulfida merupakan kelompok mineral yang tersusun dari kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang,[1] misalnya pirit, galena, kalkopirit, kalkosist, dan lain sebagainya.[2]

Ciri-ciri mineral sulfida[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa ciri utama pada kelompok mineral sulfida yaitu:

  1. Kelompok mineral ini dicirikan dengan adanya anion S2-.
  2. Mineral sulfida sebagian besar tersusun dari unsur logam.
  3. Mineral sulfida merupakan mineral pembentuk bijih (ores) sehingga mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
  4. Mineral ini memiliki kilap logam, berat jenis tinggi, dan memiliki tingkat kekerasan yang rendah.
  5. Memiliki sistem kristal isometrik, tetragonal, dan heksagonal.
  6. Kebanyakan mineral sulfida memiliki diafenitas opak, mineral sulfide non-opak cenderung memiliki indeks bias yang besar dan meneruskan cahaya pada tepi yang tipis.
  7. Kebanyakan mineral sulfida bersifat lunak dan dapat menjadi konduktor listrik yang baik, yang mencerminkan kehadiran ikatan logam di dalam strukturnya.

Klasifikasi mineral sulfida[sunting | sunting sumber]

Mineral kelompok sulfida dapat dibagi menjadi 2 kelompok kecil, yaitu:

  1. Tellurides yaitu mineral sulfide yang anion S2 digantikan oleh tellurium, contohnya sylvanite (AuAgTe4).
  2. Arsenides, jika arsen menggantikan unsur sulfur (S) sebagai anion mineral, contohnya chloantite [(Ni,Co)As2], smaltite [(Co,Ni)Ass], dan nikelin (nickeline) (NiAs).

Pembentukan[sunting | sunting sumber]

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses pembentukan mineral sulfida ada kaitannya proses hidrotermal atau lokasi pembentukannya dekat dengan gunung api yang memiliki kandungan Sulfur yang tinggi. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi di bawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineralisasi/alterasi endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan oleh zonasi pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi. Daerah ini dicirikan oleh hadirnya alterasi argilik sempurna di bagian dalam dan ke arah luar berubah menjadi alterasi serisitik. Daerah distal kaya kandungan timbal dan seng, dan terdiri dari mineral sulfida dengan rasio logam dibanding sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa alterasi propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak teralterasi (Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).

Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus pembekuan magma. Ketika magma naik ke permukaan maka magma tersebut akan berinteraksi dengan batuan yang dilewati akan menyebabkan berubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping dan membentuk mineral-mineral baru (Mineral yang teralterasi). Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan pada suatu tempat membentuk mineralisasi.[3]

Pemanfaatan mineral sulfida[sunting | sunting sumber]

Mineral sulfida banyak dimanfaatkan dalam sektor industri, karena memang mineral ini kebanyakan merupakan mineral pembentuk bijih (ore). Misalnya bijih tembaga, seng, timbal, air raksa, bismut, kobalt, arsen, antimon. nikel, dan logam bukan-besi yang lainnya. Misalnya pirit (FeS2), meskipun pirit bukan merupakan bijih untuk diambil besinya, tetapi digunakan sebagai sumber asam sulfur. Beberapa manfaat mineral sulfide lainnya adalah: galena (PbS) yang dimanfaatkan untuk sumber bijih perak. argentite (Ag2S) yang merupakan sumber utama bijih perak juga. Kalkosit (Cu2S) merupakan mineral penghasil bijih tembaga. Sphalerite (ZnS) merupakan sumber utama seng. Cinnabar (HgS) merupakan sumber utama merkuri. Stibnite (Sb2S3) dimanfaatkan dalam pembuatan kabel, baterai timbel, cat, dan peralatan medis.

Contoh dan deskripsi mineral[sunting | sunting sumber]

Salah satu contoh dari mineral kelompok sulfida adalah kalkopirit, berikut ini adalah deskripsi singkat mineral kalkopirit. Warna: Kuning. Cerat: Hijau kehitaman. Kilap: Logam. Kekerasan: 3,5 – 4 skala mosh. Derajat Ketransparanan: Opaque. Belahan: 1 arah. Pecahan: Konkoidal. Sistem Kristal: Tetragonal. Berat Jenis: 4,2.

Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengkristal sistem bersudut empat. Kalkopirit mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2). Kalkopirit sering disamakan dengan pirit. Kalkopirit kristalnya jarang dan lebih sedikit rapuh. Warna kalkopirit kuning gelap dengan sedikit warna kehijau – hijauan dan kilap berminyak diagnostik. Kalkopirit berasosiasi dengan mineral kuarsa, fluorit, barit, dolomit, kalsit, pirit, pentlandit, dan sulfide lainnya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Zulfitrah, Muhammad (2018). "IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE". Jurnal Geocelebes. 2 (1): 36. 
  2. ^ Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
  3. ^ Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.