Nasionalisme kulit putih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nasionalisme kulit putih adalah gagasan nasionalisme atau pan-nasionalisme yang menyatakan bahwa orang kulit putih adalah suatu ras.[1] Para penganut gagasan ini ingin mengembangkan dan mempertahankan identitas nasional kulit putih.[2][3][4] Para pendukungnya juga menggagas konsep "bangsa kulit putih".[5] Mereka menyatakan bahwa mereka ingin memastikan keberlangsungan ras kulit putih dan juga budaya negara-negara yang didominasi oleh orang-orang kulit putih. Mereka merasa bahwa orang kulit putih sebaiknya tetap menjadi mayoritas di negara-negara tersebut, tetap mempertahankan dominasi ekonomi dan politik mereka, dan budaya mereka harus diutamakan.[4] Banyak kelompok nasionalis kulit putih yang berkeyakinan bahwa pernikahan campur, multikulturalisme, kedatangan orang-orang yang bukan kulit putih, dan tingkat kesuburan yang rendah saat ini mengancam keberlangsungan ras kulit putih,[6] dan bahkan ada yang mengklaim bahwa sedang terjadi konspirasi genosida kulit putih.[6]

Gagasan ini sering kali terkait dengan konsep separatisme kulit putih dan supremasi kulit putih; separatis ingin mendirikan negara khusus orang kulit putih, sementara supremasis merasa bahwa orang kulit putih adalah ras terbaik di dunia[4] dan terinspirasi dari Darwinisme sosial dan Nazisme.[7] Kedua kelompok penganut gagasan ini menghindari istilah "supremasi" karena memiliki konotasi yang negatif.[8]

Para pengkritik gagasan nasionalisme kulit putih menyatakan bahwa gagasan ini beserta konsep kebanggaan kulit putih hanya menjadi samaran untuk gagasan supremasi kulit putih.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Heidi Beirich and Kevin Hicks. "Chapter 7: White nationalism in America". In Perry, Barbara. Hate Crimes. Greenwood Publishing, 2009. hlm.114-115
  2. ^ Conversi, Daniele (July 2004). "Can nationalism studies and ethnic/racial studies be brought together?". Journal of Ethnic and Migration Studies. Taylor and Francis. 30 (4): 815–29. doi:10.1080/13691830410001699649. 
  3. ^ Heidi Beirich and Kevin Hicks. "Chapter 7: White Nationalism in America". In Perry, Barbara. Hate Crimes. Greenwood Publishing, 2009. hlm.119. "One of the primary political goals of white nationalism is to forge a white identity".
  4. ^ a b c "White Nationalism, Explained". The New York Times. 21 November 2016. "White nationalism, he said, is the belief that national identity should be built around white ethnicity, and that white people should therefore maintain both a demographic majority and dominance of the nation’s culture and public life. [...] white nationalism is about maintaining political and economic dominance, not just a numerical majority or cultural hegemony".
  5. ^ Rothì, Despina M.; Lyons, Evanthia; Chryssochoou, Xenia (February 2005). "National attachment and patriotism in a European nation: a British study". Political Psychology. Wiley. 26 (1): 135–55. doi:10.1111/j.1467-9221.2005.00412.x.  In this paper, nationalism is termed "identity content" and patriotism "relational orientation".
  6. ^ a b FBI Counterterrorism Division (13 December 2006). State of domestic white nationalist extremist movement in the United States. FBI Intelligence Assessment. hlm. 4. 
  7. ^ Loftis, Susanne (April 11, 2003). "Interviews offer unprecedented look into the world and words of the new white nationalism". Vanderbilt News. Vanderbilt University. 
  8. ^ Zeskind, Leonard (November 2005). "The New Nativism: The alarming overlap between white nationalists and mainstream anti-immigrant forces". The American Prospect. The American Prospect, Inc. 16 (11). 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]