Nusa Barung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pulau Barung
Nama lokal:
Nusa Barung
Pulau Barung di Indonesia
Pulau Barung
Pulau Barung
Pulau Barung (Indonesia)
Pulau Barung di Provinsi Jawa Timur
Pulau Barung
Pulau Barung
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat8°28′51″S 113°20′04″E / 8.480756°S 113.334568°E / -8.480756; 113.334568Koordinat: 8°28′51″S 113°20′04″E / 8.480756°S 113.334568°E / -8.480756; 113.334568
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiProvinsi Jawa Timur
KabupatenKabupaten Jember
Info lainnya
Zona waktu
Peta

Nusa Barung (atau Nusa Barong) adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa.[1] Pulau ini berada dalam wilayah Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur.[2] Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Hindia dan berbatasan dengan negara Australia.

Menurut buku Ujung Timur Jawa, 1763-1813: Perebutan Hegemoni Blambangan karya Sri Margana (2012), Belanda menguasai pulau ini sejak 1777. Mereka tertarik dengan potensi sarang walet yang melimpah di Nusa Barung. Akan tetapi, lantaran kecewa dengan hasil yang tidak sesuai harapan, Belanda kemudian memutuskan membakar pulau ini. Setelah memaksa penduduk meninggalkan pulau, akhirnya pada 17 Agustus 1778, Belanda benar-benar membumihanguskan Pulau Nusa Barung beserta berbagai rumah, benteng, dan tanaman di dalamnya.[3]

Nusa Barung ditetapkan sebagai cagar alam dengan nama Cagar Alam Pulau Nusa Barong semenjak tahun 1920; yakni berdasarkan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda nomor GB. 46 yang dimuat dalam Staatsblad No. 736 tanggal 9 Oktober 1920, dan diperbaharui oleh SK Menteri Pertanian No. 110/VIII/1957 dengan luas 6.100 hektar. Status Pulau Nusa Barung kemudian diubah menjadi suaka margasatwa melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.314/MENHUT-II/2013 tanggal 1 Mei 2013.[4] Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapkan Pulau Barung sebagai pulau-pulau kecil terluar Indonesia bersama 110 pulau kecil lainnya. Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.[5]

Pulau ini memiliki ekosistem hutan hujan tropika, dalam tiga formasinya: (a) formasi hutan mangrove, (b) formasi hutan pantai, dan (c) formasi hutan dataran rendah.

Flora[sunting | sunting sumber]

Pulau Nusa Barung dilihat dari Pantai Pancer

Hutan mangrove di pulau ini terdapat di sekitar Teluk Plirik dan Teluk Kandangan. Spesies mangrove yang ditemui di antaranya jenis api-api (Avicennia sp.); beberapa jenis bakau seperti Rhizophora apiculata, R. mucronata, dan R. stylosa, Bruguiera sp.; tengar (Ceriops tagal); teruntum (Lumnitzera); nyirih Xylocarpus; serta perepat (Sonneratia alba).[4]

Formasi hutan pantai tumbuh di atas tanah kering, di atas garis pasang surut, dan ke arah daratan kemudian berlanjut dengan hutan tropika dataran rendah. Beberapa jenis flora pantai yang tumbuh di sini, di antaranya, pandan laut (Pandanus tectorius); centigi laut (Pemphis acidula), putat (Barringtonia sp), waru laut (Hibiscus tiliaceus), kepuh (Sterculia foetida), nyamplung (Calophyllum inophyllum), dan ketapang (Terminalia cattapa). Sedangkan flora hutan dataran rendah yang tercatat di antaranya jenis-jenis laban (Vitex pubescens), pancal kidang (Drypetes ovalis), kalak (Mitrephora javanica), pulai (Alstonia spatulata), sempu (Dillenia reticulata), perak (Vatica wallichii) dan sengir (Ploiarium alternifolium).[4]

Salah satu ancaman bagi cagar alam ini adalah penebangan kayu secara ilegal.

Fauna[sunting | sunting sumber]

Di pulau ini dapat ditemukan banyak spesies mamalia, burung, reptil, dan serangga. Dari kelompok mamalia tercatat di antaranya jenis-jenis monyet kra (Macaca fascicularis), lutung budeng (Trachypithecus auratus), rusa jawa (Rusa timorensis), dan babi hutan (Sus sp.). Jenis burung antara lain: elang-laut dada-putih (Haliaeetus leucogaster), rajaudang (Halcyon sp.), kuntul (Egretta sp.), walet sapi (Collocalia esculenta), ayam-hutan merah (Gallus gallus), serta kangkareng (Buceros sp). Dari golongan reptil, yang menonjol adalah penyu hijau (Chelonia mydas), yang sering didapati mendarat di pantai berpasir untuk bertelur; juga penyu sisik (Eretmochelys imbricata), biawak air (Varanus salvator), dan ular sanca (Python sp).[4]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Rute[sunting | sunting sumber]

Nusa Barung dapat dijangkau dengan perahu dari pelabuhan nelayan Puger; pulau ini berjarak sekitar 4,5 km di arah barat daya Puger.[6] Sementara Puger, yang berada sekitar 35 km di sebelah barat Kota Jember, dapat dicapai dengan menggunakan taksi atau bus antar kota dari Jember atau Surabaya.

Untuk memasuki Nusa Barung, diperlukan izin dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, Bidang KSDA Wilayah III Jember.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pulau NUSABARONG / BARUNG". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 2023-01-24. 
  2. ^ Geospasial, Badan Informasi. "Data Detail Toponim: Pulau Nusabarong". Sistem Informasi Nama Rupabumi. Diakses tanggal 2023-01-24. 
  3. ^ Jumaidi, Susanto. "Pulau Nusa Barung Dibumihanguskan, Tak Berpenghuni Hingga Kini". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-01-12. 
  4. ^ a b c d BBKSDA Jatim. Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Diakses 19 April 2020
  5. ^ "111 Pulau Ini Ditetapkan Presiden Jokowi Sebagai Pulau-Pulau Kecil Terluar". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2017-03-07. Diakses tanggal 2023-01-24. 
  6. ^ Nusapedia: Nusa Barong Diarsipkan 2014-09-12 di Wayback Machine.