Paleografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paleografi (Yunani παλαιός palaiós, "kuno" dan γράφειν graphein, "menulis") adalah ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno.

Paleografi dalam banyak kasus merupakan prasyaratan untuk mendalami filologi atau ilmu kebukuan.

Paleografi[sunting | sunting sumber]

Paleografi berasal dari kata Yunani Palaios(kuno) grafien(tulisan) Definisi Paleografi[1] 1. Wilem Van der molen: ilmu yang mempelajari bentuk tulisan 2. Robson, SO: Studi macam-macam tulisan kuno 3. Kamus: Ilmu tulisan kuno

Paleografi menjadi sebuah ilmu yang berupaya menelusuri bermacam-macam tulisan kuna dan menjadi sebuah ilmu yang berupaya untuk mengenal asal muasal keberadaan aksara kuna.[2] Tugas pokok paleografi adalah meneliti sejarah tulisan untuk dapat melukiskan dan menerangkan perubahan-perubahan bentuk tulisan dari masa ke masa. Peran lain dari paleografi adalah sebagai ilmu bantu untuk beberapa ilmu lain seperti: epigrafi, sejarah, filologi, dll.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Fungsinya adalah untuk membaca teks-teks kuno, memberi tanggal dokumen yang tidak bertanggal, menjelaskan terjadinya penyimpangan tertentu dalam prosess penyalinan naskah atau teks. Tujuan paleografi ada 2 (Niermeyer, 1974:47):

  1. Menjabarkan tulisan-tulisan kuno karena beberapa tulisan kuno sangat sulit dibaca.
  2. Menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisanya dan atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tertentu. Hal itu penting untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra yang biasanya tidak menyebutkan bilamana dan di mana suatu karya sastra ditulis, serta siapa pengarangnya (perlu juga diperhatikan ciri-ciri lain seperti panjang dan jarak baris, bahan naskah, ukuran, tinta, dll.


Sejarah Tulisan, definisi tulisan atau aksara:

  1. Tanda gambar atau garis yang digunakan untuk deskriptik sistematik bahasa lisan
  2. Simbol untuk mengemukakan makna, ide, logika
  3. Lambang bahasa lisan yang diwujudkan dalam bentuk visual dengan wujud tertentu yang dapat dirangkaikan menurut sistem tertentu sehingga menjadi tulisan yang bermakna.
  4. Alat komunikasi dan ekspresi ide dan perasaan antara manusia yang sepaham/ memiliki bahasa yang sama.
  5. Sarana untuk menyimpan informasi 6. Sistem tanda, Peranan Tulisan:
  • Menandai babak peradaban baru yang disebut era tradisi tulis atau tanda sebuah zaman yang lazim disebut masa sejarah manusia (penting sekali dalam sejarah manusia)
  • Dipakai dalam kehidupan sehai-hari dan dalam bidang ilmu pengetahuan Sejarah Tulisan sejauh diketahui sejarah tulisan sekitar tahun 3000 SM (karangan yang masih ada berasal dari zaman itu) ditemukan di timur tengah tepatnya di Mesopotamia Mesir. Teks tertulis yang lebih muda (tapi masih cukup tua) ditemukan di India 2200 SM, Cina (lebih muda) 1300SM. Endang Sri Hardiati (2002:1): bahwa aksara tertua berasal dari kurang lebih abad ke 13 sebelum masehi dari Punisia yang berbentuk huruf paku. Huruf ini mungkin prototipe aksara yunani kuno yang digunakan sejak tahun 4000SM. Huruf Punisia ini juga dianggap sekelompok dengan aksara Semit yang berasal dari abad ke 12 SM. Dari kelompok huruf tersebut kemudian muncul huruf Yunani kuno, Syria, Arab, dan Ethiopia. Secara garis besar aksara dapat dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok:
  • Huruf Pictograf yang berbentuk gambar huruf hieroglif Mesir dan huruf cina kuno.
  • Huruf Ideograf yang melambangkan objek, tapi kemudian tidak hanya objek-objek konkret. Misalnya huruf Cina.
  • Huruf Silabik melambangkan suku kata, misalnya Pallawa, Dewanagari, Jawa, Arab, dan huruf Jepang.
  • Huruf Fonetik yang masing-masing melambangkan fonem. Misalnya: huruf latin, yunani, rusia, gotik.

Fase Tulisan[sunting | sunting sumber]

  1. Fase Pictoidiography: gagasan dalam gambar, tulisan aztec
  2. Fase wordsilabis: kata dalam gambar, tulisan Mesir (hieroglif)
  3. Fase Pseudoalfabetis: setiap tanda mengandung bunyi vokal, tulisan Cina, Jepang
  4. Fase konsonan: 1 tanda mengandung 1 konsonan, tulisan semit (arab)
  5. Fase Alfabetis: 1 tanda berarti satu bunyi tulisan, latin, jawa, dll. Geilb dalam Wilhem Vander Molen (1985:3) hanya mengklasifikasikan dalam 3 perubahan mendasar: yaitu dari tulisan logo silabik melalui tulisan silabik sampai pada tulisan alfabetik:
  1. Tulisan logosilabik: tulisan yang menggunakan tanda untuk mewakili kata dan suku kata .misalnya: tulisan Mesir kuno hieroglif.
  2. Tulisan silabik: merupakan penyederhanaan dari tulisan logosilabik, bukan kata lengkap tapi hanya suku kata saja yang mewakilinya .Misalnya tulisan Ibrani (Hebrew)
  3. Tulisan alfabetik: menghadirkan atau mengandung fonim dari barat tulisan Yunani yang untuk pertama kali secara sistematis melengkapi tanda suku katanya dengan tanda vokal. Tulisan jawa sama dengan nenek moyangnya di India masuk kategori alfabetik.

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Narstiti, Titi Surti (2017). "Perkembangan Aksara Kwadrat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali: Analisis Paleografi" (PDF). Puslit Arkenas: 177. 
  2. ^ Hidayani, Fika (2020). "Paleografi Aksara Pegon". Tamaddun: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam. 8 (2): 304.