Pandemi Covid-19 di Israel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pandemi koronavirus di Israel
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiIsrael
Tanggal kemunculan21 Februari 2020
(4 tahun, 2 minggu dan 6 hari)
Kasus terkonfirmasi834,247[1]
Kasus dirawat
5,217
Kasus sembuh822,787[1]
Kematian
6,243[1]
Tingkat kematian
0.75%[2]
Situs web resmi
govextra.gov.il/ministry-of-health/corona

Pandemi koronavirus di Israel pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 21 Februari 2020 saat seorang perempuan warga negara Israel yang dinyatakan positif setelah dites di Pusat Medis Sheba setelah kembali dari karantina di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Setelah Israel mengumumkan adanya warga negara yang positif terinfeksi koronavirus dari Jepang, pemerintah Israel mengumumkan kepada seluruh warga negara Israel yang baru kembali, baik dari Korea Selatan maupun Jepang untuk melakukan isolasi diri di rumah selama 14 hari.[3]

Pada 20 Maret, seorang korban selamat Holokaus berusia 88 tahun di Yerusalem yang selamat dari penyakit-penyakit sebelumnya diumumkan sebagai pasien meninggal pertama di negara tersebut.[4][5] Menteri Kesehatan Yaakov Litzman dan istrinya dinyatakan positif koronavirus pada 2 April; Litzman adalah anggota kabinet pertama yang terinfeksi.[6]

Kronologi[sunting | sunting sumber]

Pada 21 Februari 2020, pemerintah Israel mengonfirmasi kasus pertama koronavirus yang dialami oleh seorang wanita yang pulang dari karantina kapal Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Dua hari setelah itu, pada 23 Februari 2020, Israel kembali mengumumkan penambahan kasus positif yang dialami juga oleh seorang penumpang kapal Diamond Princess.[7][8] Setelah diumumkannya kasus pertama dan kedua di Israel, penambahan kasus terus terjadi. Pada 23 Februari 2020, seorang pria baru saja kembali dari Italia. Setelah itu, pria tersebut melakukan tes dan dinyatakan positif terinfeksi koronavirus bersama istrinya pada tanggal 27 Februari 2020. Pada 1 Maret 2020, terdapat seorang tentara wanita yang terinfeksi koronavirus. Menurut rekam jejaknya, wanita tersebut bekerja di salah satu toko mainan di Israel dan manajer toko mainan tersebut dikabarkan telah terinfeksi koronavirus pada tangal 27 Februari 2020.[9]

Setelah tentara wanita diumumkan positif, menyusul dua kasus positif yang dialami oleh seorang siswa yang bekerja paruh waktu di toko mainan tersebut dan seorang pembeli toko mainan. Setelah diumumkan bahwa ada siswa yang terinfeksi, sekolah tempat siswa tersebut mengenyam pendidikan lalu memberlakukan karantina mandiri kepada seluruh warga sekolah selama dua pekan. Seorang pria yang kembali dari Italia pada 29 Februari 2020 juga dinyatakan positif terinfeksi koronavirus. Pada 6 April 2020, salah seorang profesor Universitas Ibrani Yerusalem, Mark Steiner dikabarkan meninggal dunia karena terinfeksi koronavirus.[10]

Dampak[sunting | sunting sumber]

Mulai tanggal 12 Maret 2020, pemerintah Israel memberitahukan bahwa semua sekolah dan univeristas di Israel ditutup hingga Paskah dan para siswa serta mahasiswa mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring. Perdana Menteri Netanyahu mengumumkan situasi darurat nasional pada 19 Maret 2020 akibat dari pandemi koronavirus yang terjadi di Israel. Perdana Menteri menyampaikan bahwa akan ada pembatasan sosial yang diberlakukan di Israel dan dikenakan denda bagi siapapun yang melanggarnya. Pada 19 Maret pula, pemerintah juga mulai membatasi penggunaan transportasi publik. Para masyarakat dilarang untuk keluar dari rumah mereka kecuali ada keperluan yang penting dan mendesak. Namun, pada hari Sabat 21 Maret 2020, larangan pembatasan sosial yang diberlakukan pemerintah telah dilanggar oleh sejumlah warga. Oleh karena itu, pada 25 Maret 2020, pemerintah memberlakukan pembatasan sosial yang lebih ketat kepada para warga. Pemerintah membatasi pergerakan warga. Warga tidak diperbolehkan melangkah lebih jauh dari 100 meter dari rumah mereka, kecuali bagi yang ingin membeli kebutuhan, obat, orang sakit yang memerlukan perawatan medis, dan lain-lain. Pemerintah juga mewajibkan bagi seluruh warganya untuk mengenakan masker ketika keluar rumah.[11]

Adanya pandemi koronavirus di Israel, banyak sinagoge di Yerusalem ditutup dan layanan doa diadakan di luar sinagoge. Doa dibatasi dengan setiap kelompok berisikan 10 orang dan diberlakukan jarak 2 meter setiap orang. Namun, setelah itu Chaim Kanievsky memberi instruksi kepada pengikutnya untuk berdoa secara individu di rumah masing-masing karena terjadi penambahan kasus positif di Bnei Brak yang terjadi karena warga mengabaikan Kementerian Kesehatan untuk melakukan pembatasan sosial. Walaupun demikian, Kanievsky diduga masih melakukan perkumpulan doa di rumahnya. Menurut data yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Israel, paling banyak kasus positif koronavirus terjadi di rumah-rumah ibadat. Ada 24% kasus yang berasal dari tempat-tempat yang diketahui telah terinfeksi, 35% kasus di sinagoge,15% kasus terjadi di hotel, dan 12% kasus terjadi di restoran.[12]

Statistik[sunting | sunting sumber]

Kasus baru per hari[sunting | sunting sumber]


Kematian per hari[sunting | sunting sumber]


Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "קורונה - משרד הבריאות". Telegram (dalam bahasa Hebrew). 
  2. ^ "Corona Tracker Overview". www.coronatracker.com. 
  3. ^ Utomo, Ardi Priyatno. Utomo, Ardi Priyatno, ed. "Israel Umumkan Kasus Pertama Virus Corona Covid-19". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-04. 
  4. ^ Rabinovitch, Ari (20 March 2020). "Israel reports first coronavirus fatality". news.yahoo.com. Reuters. 
  5. ^ Estrin, Daniel (21 March 2020). "Holocaust Survivor Is First Coronavirus Death In Israel". NPR (dalam bahasa Inggris). 
  6. ^ "Israel's Health Minister Litzman and his wife test positive for coronavirus". The Times of Israel. Diakses tanggal 2 April 2020. 
  7. ^ Nugroho, Kelik Wahyu. "Warga Israel Terinfeksi Virus Corona Usai Pulang dari Kapal Diamond Princess". Kumparan. Diakses tanggal 2020-06-05. 
  8. ^ "Second coronavirus case in Israel confirmed, as panic increases". The Jerusalem Post | JPost.com. Diakses tanggal 2020-06-05. 
  9. ^ "Number of people infected with coronavirus in Israel jumps to 15". ynetnews (dalam bahasa Inggris). 2020-03-04. Diakses tanggal 2020-06-05. 
  10. ^ "Leading Israeli mathematics philosopher at Hebrew University dies from coronavirus - Inside Israel". Israel National News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-05. 
  11. ^ staff, T. O. I. "Israelis will be required to wear face masks outdoors under new order". www.timesofisrael.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-05. 
  12. ^ Winer, Stuart. "Synagogues top coronavirus hotspot list, epidemiological report finds". www.timesofisrael.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-05. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]