Lompat ke isi

Pengguna:Nugroho Wahyu Utomo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nugroho Wahyu Utomo, atau biasa dikenal dengan NWU Gabriel Genesis adalah seorang jurnalis, pemerhati musik, dan penulis puisi rock. Lahir di Semarang, 11 Agustus 1972, sebagai anak ke-8 dari 8 bersaudara pasangan Machmoed Poerwomangkoeatmojo dan Siti Suwati.

Kehidupan Pribadi

Sejak lahir hingga duduk di bangku kelas 1 SD, dibesarkan di kota Semarang. Kemudian dari tahun 1980-1985 mengikuti ayahnya yang bertugas di Yogyakarta. Sebelumnya Nugroho menyukai kereta api sejak usia 3 tahun di tahun 1975. Kegemaran itu membawanya kelak menjadi pemerhati dunia KA dan gemar melakukan penelitian terkait jalur-jalur KA non aktif. Namun karena kecewa dengan kebijakan operator KA, maka sejak bulan Februari 2015, memutuskan tidak akan mengurusi lagi dunia KA.

Sementara sejak usia 10 tahun, Nugroho sudah menggemari musik. Awalnya Nugroho adalah kolektor rekaman musik. Dia menyukai lagu-lagu pop Chrisye, Fariz RM, Keenan Nasution, dan musisi Pegangsaan lainnya. Pada usia 11 tahun, sudah gandrung pada grup musik rock Genesis, menyusul The Beatles, Yes, Emerson Lake & Palmer, dan band rock lainnya.

Pemerhati Musik

Kegemarannya pada musik kemudian mengantarkannya menjadi pemerhati musik di sejumlah media cetak dan elektronik. Cita-citanya, ingin jadi pemerhati musik yang sukses macam Bens Leo atau Denny Sakrie. Kebetulan dia banyak belajar dari tulisan-tulisan musik kedua pemerhati musik ini. Sejak tahun 2014 hingga kini, Radio MNC Trijaya FM Semarang telah menggamitnya sebagai nara sumber musik rock di acara musik rock radio itu.

Puisi Rock

Nugroho tipikal anak manusia yang sensitif dan mudah marah. Ungkapan kemarahannya kemudian dia tuangkan dalam puisi rock, genre puisi terbaru sejak tahun 2009. Puisi Rock dengan judul "Telapak & Anjing" merupakan puisi rock debutnya yang berisi rasa kecewa dan sakit hatinya lantaran diolok-olok orang lain sebagai akibat dia memilih hidup dengan berjalan kaki atau pengguna transportasi umum.

Pada tanggal 14 Februari 2016, dia membuat pergelaran Puisi Rock - Berpuisi Kita Merdeka di gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT). Hingga kini setiap harinya, Nugroho menulis minimal satu puisi rock yang diunggah di media sosial. Meski mendapat tentangan dari sejumlah penyair, bahkan sampai didepak dari salah satu grup sastra nasional di facebook, namun Nugroho tetap pada prinsipnya dengan terus menerus menulis puisi rock.