Lompat ke isi

Pengguna:Prima Gandhi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

land grabbing jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang akan merugikan negara tujuan secara ekonomi dan ekologi.

Kerugian ekonomi ekologi yang akan terjadi adalah pertama, menghilangkan keunggulan biodiversitas suatu negara. Negara empat musim dan tanahnya tidak memungkinkan ditanami buah-buahan tropis dapat mengkonsumsi buah tropis dengan mudah dan murah. Ini terjadi saat negara empat musim dapat membeli tanah di negara tropis untuk ditanami komoditas buah tropis skala besar. Hasil panennya yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga dapat memenuhi ambisi ekspor ke negara lain. Sehinga kita tidak boleh kaget ketika ada buah manggis produksi Inggris atau rambutan Made in America yang dibudidayakan di Indonesia.

Kedua, meninggikan angka kemisikinan di desa. Sesuai dengan prinsip ekonomi bisnis, modal minimum untuk keuntungan maksimal. Korporasi lebih memilih membeli tanah untuk ekspansi bisnisnya di wilayah desa daripada kota. Sehingga desa menjadi mayoritas sasaran land grabbing TNC pangan dan pertanian. Dampak langsung dari peristiwa ini adalah membuat masyarakat desa kehilangan lahan usaha pertaniannya. Kehilangan lahan pertanian di desa berarti kehilangan lapangan pekerjaan. Sebuah keniscayaan bila ingin mengurangi angka kemiskinan didesa tanpa tersedianya lahan pertanian bagi masyarakat desa.

      Ketiga, mendukung pasar bebas di dunia pertanian. Paham pasar bebas selalu menginginkan peenguasaan pasar, sehingga bagi yang tidak kompetitif akan kalah dari persaingan merebut pasar. Pasar bebas juga berorientasi untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, sehingga produksi ditentukan dari permintaan dan penguasaan pasar. Hal ini menyebabkan kegiatan bertani bukan lagi untuk kehidupan tapi untuk memproduksi komoditas. Melihat kondisi saat ini walaupun memiliki sumbedaya alam besar sulit rasanya negara destinasi land grabbing  menjadi leader dalam pasar bebas komoditas pertanian.

Keempat, merusak ekosistem dan ekologi desa. Ketika korporasi pangan dan pertanian menjalankan prinsip pasar bebas. Maka korporasi akan memproduksi komoditas pertanian dengan logika industri. Dengan penerapan teknologi (sistem irigasi, pupuk dan pestisida kimia untuk menjamin produksi, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku berkualitas) korporasi akan berusaha untuk meningkatkan produksi tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman berkali-kali dalam setahun.