Lompat ke isi

Pengguna:RaflyHariss

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

“Jika lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi kalam untuk mencatat ilmu-Nya, maka tidaklah cukup meskipun ditambah dengan tujuh kali banyaknya.”

MOTIVASI DALAM SUMBERNYA

Matahari, bulan dan bintang adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. Kebesaran, keagungan, dan kesempurnaan terlihat begitu nyata. Tuhan Sang Pencipta itu pula yang menciptakan manusia, dengan melihat keagungan dan kebesaran ciptaannya, tentu Sang Maha Pencipta tidak ingin ciptaan lainnya yaitu manusia menjadi hina, Ia menciptakan menciptakan manusia itu juga menjadi mulia. Dalam diri setiap manusia sudah memiliki sifat ingin selalu indah, dan selalu ingin mulia. Inilah hakikat jiwa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, yang menjadi modal dasar keberhasilan, maka pergunakanlah energi tersebut-suara-suara hati itu. Bercita-citalah besar dan berpikirlah maju, Anda tak diciptakan untuk menjadi orang kalah, namun Anda diciptakan sebagai wakil Allah di muka bumi untuk memberikan kemajuan dan kesejahteraan. Setiap langkah yang Anda buat di permukaan bumi, haruslah merupakan langkah-langkah kemenangan. Ingat, Allah SWT berada sedekat dengan urat nadi kita. Ia tak ingin Anda jatuh, namun Ia ingin Anda berhasil. Ia senantiasa mendampingi Anda, dengan suara-suara hati yang merupakan pengejawantahan Sifat-sifatNya. Apabila Anda terjatuh, sadarlah, itu artinya masih banyak ilmu Allah yang belum Anda ketahui. Pelajari kesalahan tersebut, cari jawaban mengapa Anda jatuh. Ambil jurus kedua dan bangkitlah kembali. Allah yang Maha Agung menunggu kemenangan Anda, karena Ia begitu mencintai Anda. Apabila seorang manusia telah menyadari bahwa dirinya memiliki sifat-sifat yang diturunkan oleh Allah tersebut, maka upayakan serta pupuklah terus hingga menghasilkan kekuatan sekaligus motivasi yang maha dahsyat. Dengan keberanian dan kekuatan yang berlandaskan pada iman tersebut, maka akan tercipta kesejatian diri (eksitensi) yang berniai tinggi. Iman yang telah mengetuk kesadaran jati diri sebagai hamba sekaligus “khalifatullah” itu tak pernah membiarkan peluang berlalu tanpa arti. Dunia adalah aset, amanah, sekaligus ujian yang penuh tantangan menggaihrahkan bagi diri setiap mukmin. Dunia adalah wujud pembuktian kualitas diri manusia. Ia ingin energi dan kreativitas Anda mengalir mencari jalan untuk mencapai cita-cita Anda. Doromg terus energi itu, doktrin diri Anda dengan ucapan “Allah Akbar” setiap hari, sehingga Anda sungguh terobsesi untuk berhasil. Ikuti suara hati Sang Maha Besar itu.

Created by Rafly Hari Sandi.

Mohon maaf kalo ada salah penulisan kata dan sebagainya karena saya juga sebagai pemula dalam bidang Naskah ataupun Novel.

PENGALAMAN HIDUP

"Bebaskan diri Anda dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka!"

Pengalaman kehidupan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang, yang pada akhirnya berakibat pada terciptanya sosok manusia bentukan dari lingkungan sosialnya. Bisa dibayangkan, apabila seseorang berada dalam lingkungan sosial yang buruk, maka ia pun akan menjadi seseorang seperting lingkungannya itu. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang (acceptance) dan keakraban dalam lingkungan keluarga, maka ia akan belajar hidup dengan penuh perasaan cinta serta bersahabat. Berbeda dengan lingkungan yang penuh dengan celaan, hinaan, permusuhan, hanya akan menghasilkan manusia-manusia dengan pribadi labil dan kurang bermoral. Pengalaman-pengalaman hidup serta kejadian-kejadian yang dialami seseorang sangat berperan dalam menciptakan pemikiran dalam dirinya--sebuah "paradigma" yang merekat erat dalam pikiran. Seringkali paradigma itu dijadikan sebagai"kaca mata" dan tolak ukur bagi dirinya, juga dalam menilai lingkungan disekitarnya. Hal ini jelas akan merugikan dirinya sendiri, bahkan bagi orang lain. Hal tersebut akan membatasi cakrawala berpikir seseorang, akibatnya seseorang akan melihat segala sesuatu dengan sangat subyektif. Ia akan menilai segalanya berdasarkan "frame" berpikirnya sendiri, atau melihat berdasarkan bayangan ciptaannya sendiri, bukan melihaat sesuatu secara riil dan obyektif. Suara hatilah yang sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup juga kejadian-kejadian di sekitar kita, bukan sikap "proaktif" yang seringkali menjadi respon dari setiap kondisi yang kita alami--sikap proaktif hanyalah sebatas metode untuk melihat sesuatu secara berbeda. Merespon suatu kejadian/kondisi kehidupan secara proaktif tanpa dilandasi prinsip nilai yang benar, hanya akan menjebloskan diri kita pada paradigma keliru lainnya yang tidak kalah menyesatkan.

Created by Rafly Hari Sandi. - See more at: http://raflyhariss.blogspot.com/p/naskah-motivasi.html#sthash.sP47aFSt.dpuf