Pengguna:Sukaiman Tualepe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

SCM (Supply Chain Management)[sunting | sunting sumber]

[1]SCM (Supply Chain Management) Atau Manajemen Rantai Pasokan adalah salah satu bagian dari sistem informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari customer, terutama pada bisnis yang berhubungan dengan manufaktur, ritel, maupun grosir. Dalam setiap bisnis, tentunya memiliki rantai pasokan yang berbeda – beda.

Di dalam sebuah perusahaan besar, rantai pasokan barang memiliki jumlah cakupan (scope) yang lebih luas dari perusahaan yang baru merintis. Untuk versi sederhananya, hanya mencakup perusahaan, konsumen, dan pemasok saja.

PENGERTIAN SCM

Dalam bahasa Indonesia, supply chain management berarti manajemen rantai pasok. Sehingga, SCM sendiri adalah rangkaian aktivitas bisnis yang dijalankan mulai dari tahap perencanaan, pengendalian, pengimplementasian jalannya arus produk, hingga proses distribusi produk kepada konsumen.

Dengan bantuan sistem informasi ini, diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan sumber daya dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supaya lebih optimal dan efisien. SCM sendiri termasuk ke dalam usaha yang luas dan kompleks, bergantung kepada produsen, mitra dan pemasok.

TUJUAN SCM

Setelah mengetahui definisi sebenarnya dari supply chain, berikutnya masuk pada pembahasan mengenai tujuan dari penggunaan SCM itu sendiri. Tujuan utama dari supply chain management adalah untuk menyelaraskan setiap permintaan dengan pasokan barang yang ada. Hambatan yang dapat terjadi disebabkan karena faktor pengadaan barang, manajemen pemasok, pengelolaan hubungan dengan pelanggan (CRM), hingga manajemen risiko yang kurang baik.

FUNGSI SCM

Fungsi dari manajemen rantai pasok yang pertama adalah untuk mengubah barang baku (mentah) menjadi barang jadi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen. Fungsi ini sangat berkaitan dengan biaya pembelian barang baku, biaya penyimpanan, transportasi, dan lain sebagainya.

Manajemen rantai pasok juga berfungsi sebagai alat untuk melakukan mediasi pasar, dimana dapat menghubungkan perusahaan dengan distributor produk tersebut. Dan fungsi yang terakhir yaitu, mampu untuk memastikan dan mengelola pembiayaan terkait dengan survey pasar, perencanaan produk, hingga biaya lain diluar pembayaran fisik.

TAHAPAN SCM

Terdapat setidaknya enam proses untuk menerapkan supply chain management dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa penjelasan berkaitan dengan alur SCM pada bisnis.

1. Customer (Pelanggan)

Pada tahap yang pertama, dimulai dari konsumen atau customer yang memesan barang kepada produsen. Disaat melakukan pemesanan, customer juga memberikan informasi yang berhubungan dengan produk yang dipesan tersebut. Informasi yang disampaikan dapat berupa jumlah produk yang dipesan, dan tanggal pengiriman produk tersebut.

2. Planning (Persiapan)

Setelah pesanan diterima oleh pihak produsen, selanjutnya akan masuk pada tahap perencanaan. Dimana, setiap tim atau departemen yang terlibat dapat membuat strategi atau rencana produksi produk yang diminta klien. Selain itu, tim produksi juga bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Purchasing (Transaksi)

Pada tahap yang ketiga dari SCM, masuk dalam tahapan pembelian bahan baku produk. Proses ini akan dilakukan oleh tim atau departemen pembelian sesudah menerima rincian rencana produksi dari tim perencanaan.

Setelah itu, tim pembelian akan mengontak atau menghubungi pihak pemasok untuk melakukan pembelian bahan baku dan pendukung. Departemen ini juga memiliki tugas untuk mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang sudah dibeli.

4. Inventory (Bahan Baku)

Pada tahap yang keempat, masuk pada tahapan setelah bahan baku telah berhasil diperoleh. Dan langkah selanjutnya, bahan tersebut akan diolah dan dimasukkan ke dalam pabrik untuk dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitas bahan telah memenuhi, maka bahan baku tersebut akan disimpan di dalam gudang penyimpanan.

5. Production (Produksi)

Pada tahap supply chain management yang kelima ini, masuk pada tahapan produksi barang. Yang mana, tahap ini akan memproses antara bahan baku dan pendukung untuk dijadikan sebagai produk yang dipesan oleh pihak customer. Setelah sistem penggabungan selesai, bahan jadi yang telah selesai diproses akan tersimpan kembali di dalam gedung.

6. Delivery (Pengiriman)

Untuk tahapan manajemen rantai pasok yang terakhir merupakan proses pengiriman barang yang telah tersimpan dalam pabrik untuk didistribusikan kepada tiap pemesan atau konsumen produk. Kemudian, produk tersebut akan dikirimkan sesuai dengan tanggal pengiriman yang diminta klien. Dan tugas utama dari kurir akan memastikan bahwa setiap barang akan terkirim sesuai dengan pemesannya.

STRATEGI SCM

Topik yang selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai strategi yang tepat untuk menjalankan sebuah supply chain management. Untuk membangun rantai pasok yang baik maka harus menerapkan dua strategi bisnis ini.

Pertama, anda harus membangun hubungan baik dengan pemasok bahan baku. Tidak hanya pelanggan saja, pemasok juga termasuk ke dalam mata rantai dalam pengelolaan manajemen supply chain. Dengan adanya hubungan yang baik dengan mitra, maka dapat memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan mitra bisnis yang lain.

Dan strategi bisnis yang kedua adalah dengan meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (customer). Apabila customer merasa puas dengan pelayanan yang anda tawarkan, maka pelanggan tersebut dapat melakukan pemesanan ulang kepada perusahaan anda.

Contoh perusahaan yang menerapkan supply chain management dengan strategi diatas yaitu industri yang bergerak di bidang transportasi dan pengemasan produk (manufaktur). Tentunya, sistem informasi berbasis SCM ini juga dapat dikembangkan oleh perusahaan rintisan atau startup yang menciptakan sistem perangkat lunak khusus untuk menawarkan solusi terkait supply chain management.

MANFAAT SCM

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari adanya sistem informasi berbasis SCM, Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menjaga hubungan bisnis antar perusahaan terkait

Kerja sama merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan omset penjualan suatu produk. Dimana relasi yang didapatkan akan semakin meningkat dengan perusahaan rekanan. Oleh karena itu, anda perlu untuk memastikan hubungan dengan mitra maupun perusahaan rekanan tetap berjalan dengan baik dan harmonis.

2. Menjaga kepuasan dari customer

Menjaga dan meningkatkan kepuasan dari customer merupakan kunci dalam meningkatkan SCM itu sendiri. Dengan adanya manajemen yang baik, maka dapat meningkatkan kemungkinan untuk pelanggan dapat kembali memesan produk yang anda tawarkan.

3. Mencapai efisiensi biaya pada seluruh tahapan

Dengan menggunakan supply chain management, perusahaan anda dapat menghemat biaya pengeluaran seminimal mungkin. Sehingga untuk keperluan pengeluaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang dianggap penting.

4. Memenangkan persaingan pasar

Dengan penerapan sistem informasi yang tepat, maka dapat mendukung kualitas dan produksi perusahaan menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dikerjakan jika, rantai pasokan menyediakan kebutuhan produk yang murah, bervariasi, dan berkualitas.

  1. ^ Evolution of Supply Chain Management (SCM). London: Springer London. 2010. hlm. 1–17.