Perencanaan ekonomi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Sistem ekonomi sidebar

Perencanaan Ekonomi adalah mekanisme alokasi sumber daya yang berlawanan dengan mekanisme pasar. Sebagai mekanisme koordinasi dalam sosialisme, perencanaan ekonomi menggantikan pasar faktor dan didefinisikan sebagai alokasi langsung sumber daya; berlawanan dengan alokasi tidak langsung dari mekanisme pasar. Ada berbagai jenis prosedur dan bentuk-bentuk perencanaan yang dapat digunakan.[1]

Tingkat sentralisasi pembuatan keputusan dalam perencanaan tergantung pada jenis spesifik mekanisme perencanaan yang digunakan. Dengan demikian, dapat membedakan antara perencanaan terpusat dan perencanaan desentralisasi.[2] Ekonomi yang terutama didasarkan atas perencanaan terpusat yang disebut sebagai ekonomi terencana. Dalam ekonomi terencana yang terpusat, alokasi sumber daya ditentukan oleh perencanaan komprehensif produksi yang menspesifikasi hasil yang dibutuhkan.[3] Perencanaan juga dapat berbentuk pengarahan perencanaan atau perencanaan indikatif.

Perekonomian modern saat ini adalah ekonomi campuran yang menggabungkan berbagai sifat dari pasar dan perencanaan.

Perbedaan dapat dibuat antara perencanaan fisik (seperti dalam sosialisme murni) dan perencanaan finansial (seperti yang dipraktikkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta dalam kapitalisme). Perencanaan fisik melibatkan perencanaan dan koordinasi ekonomi yang dilakukan dalam pilahan unit fisik; sedangkan perencanaan finansial melibatkan rencana yang diformulasikan dalam unit finansal.[4]

Perencanaan ekonomi sosialis[sunting | sunting sumber]


Berbagai bentuk perencanaan ekonomi telah digunakan dalam berbagai model sosialisme. Mulai dari sistem perencanaan desentralisasi, yang berdasarkan pada pembuatan keputusan kolektif dan pilahan informasi; sampai dengan sistem perencanaan terpusat yang disusun oleh ahli teknis yang menggunakan pilahan informasi untuk membuat rencana produksi. Dalam ekonomi sosialis yang dibangun sepenuhnya, insinyur dan spesialis teknis, diawasi atau ditunjuk secara demokratis, akan mengkoordinasikan ekonomi dalam hal unit fisik tanpa ada kebutuhan atau penggunaan penghitungan berdasarkan finansial. Ekonomi Uni Soviet tidak pernah mencapai tingkat perkembangan ini, sehingga terus merencanakan ekonominya dalam secara finansial sepanjang eksistensinya.[5] Meskipun begitu, beberapa penghitungan alternatif dikembangkan untuk menilai pelaksanaan ekonomi non-finansial dalam hal keluaran fisik (misalnya produk material bersih versus produk domestik bruto).

Secara umum, beberapa model perencanaan ekonomi sosialis hadir sebagai konstruksi teori yang belum pernah diimplementasikan secara penuh oleh ekonomi manapun, sebagian karena mereka tergantung pada perubahan luas dalam skala global (lihat: cara produksi). Dalam konteks ekonomi umum dan sistem ekonomi komparatif, "perencanaan sosialis" biasanya merujuk pada ekonomi komando tipe-Soviet, terlepas apakah sistem ekonomi ini sebenarnya merupakan tipe dari sosialisme atau kapitalisme negara, atau malah dari tipe sistem non-sosialis dan non-kapitalis.

Dalam beberapa model sosialisme, perencanaan ekonomi sepenuhnya menggantikan mekanisme pasar, untuk mengubah hubungan moneter dan sistem harga yang kuno. Dalam model lain, perencanaan digunakan sebagai pelengkap pasar.

Konsep perencanaan sosialis[sunting | sunting sumber]

Konsepsi klasik dari perencanaan ekonomi sosialis yang dipegang oleh [[Marxis]de] melibatkan sistem ekonomi dengan barang dan jasa yang dinilai, diminta dan diproduksi secara langsung untuk nilai gunanya, berlawanan dengan diproduksi sebagai produk sampingan oleh perusahaan untuk mengejar keuntungan. Gagasan "produksi untuk digunakan" adalah aspek fundamental dari ekonomi sosialis. Ini melibatkan kontrol sosial atas alokasi produk surplus, dan dalam bentuk teorinya yang paling luas, perhitungan dalam bentuk barang menggantikan perhitungan keuangan. Khususnya bagi Marxis, perencanaan memerlukan kontrol atas produk surplus (keuntungan) dari produsennya dengan cara demokratis.[6] Berbeda dengan perencanaan dalam kerangka kapitalisme, yang didasarkan pada akumulasi modal terencana dalam rangka baik itu menstabilkan siklus bisnis (ketika dilakukan oleh pemerintah) atau untuk memaksimalkan keuntungan (ketika dilakukan oleh perusahaan), berlawanan dengan konsep sosialis atas produksi untuk digunakan yang terencana.

Dalam masyarakat sosialis berbasis perencanaan ekonomi, fungsi utama dari alat negara berubah dari kekuasaan politis atas rakyat (melalui pembentukan dan pelaksanaan hukum) menjadi administrasi teknis produksi, distribusi, dan organisasi; sehingga negara akan menjadi kesatuan ekonomi terkoordinasi dibanding menjadi mekanisme politik dan kontrol berbasis kelas, dengan demikian tidak lagi menjadi negara dalam arti tradisional.[7]

Perencanaan versus Komando[sunting | sunting sumber]

Konsep ekonomi komando dibedakan dengan konsep ekonomi terencana (atau perencanaan ekonomi). Khususnya oleh sosialis dan Marxis yang menyamakan ekonomi komando (seperti yang di Uni Soviet) dengan perusahaan kapitalis, yang diorganisasi dalam mode top-down berdasarkan organisasi birokratis mirip dengan korporasi kapitalis.

Analisis ekonomi menyatakan bahwa ekonomi Uni Soviet benar-benar mewakili ekonomi komando yang berlawanan dengan ekonomi terencana karena perencanaan tidak mendapat peran operasional dalam alokasi sumber daya di antara unit produksi dalam ekonomi; kenyataannya, mekanisme alokasi utamanya yaitu sistem perintah-dan-kontrol. Hasilnya, ungkapan ekonomi komando administratif menjadi istilah yang lebih akurat tipe ekonomi Soviet.[8]

Perencanaan desentralisasi[sunting | sunting sumber]

Perencanaan ekonomi desentralisasi adalah perencanaan yang dimulai pada tingkat pemakai dalam arus informasi secara bottom-up. Dengan demikian, perencanaan desentralisasi sering muncul sebagai pelengkap untuk gagasan manajemen mandiri sosialis (khususnya oleh sosialis libertarian dan sosialis demokratik).

Postulat teori dari model perencanaan sosialis desentralisasi muncul dari pemikiran Karl Kautsky, Rosa Luxemburg, Nikolai Bukharin dan Oskar Lange.[9] Model ini melibatkan pembuatan keputusan ekonomi berdasarkan pemerintahan mandiri dari bawah ke atas (oleh pekerja dan konsumen) tanpa ada otoritas pusat. Sering kali dibedakan dengan doktrin ortodoks Marxis-Leninisme, yang menganjurkan perencanaan pengaturan pedoman, dengan pedoman yang disalurkan dari otoritas yang lebih atas (badan perencana) ke perantara (manajer perusahaan), yang selanjutnya memberikan perintah kepada pekerja.

Dua model kontemporer dari perencanaan yaitu Ekonomi partisipatoris, dikembangkan oleh ekonom Michael Albert; dan koordinasi yang dinegosiasikan, dikembangkan oleh ekonom Pat Devine.

Neraca Material[sunting | sunting sumber]

Perencanaan neraca material adalah jenis perencanaan ekonomi yang digunakan oleh ekonomi tipe Soviet. Sistem ini muncul dalam cara yang serampangan selama kolektivisasi di bawah Joseph Stalin, dan menekankan pertumbuhan dan industrialisasi yang cepat diatas efisiensi. Akhirnya metode ini menjadi bagian dari konsepsi Soviet atas "sosialisme" pada periode pasca-perang, dan negara sosialis lain menirunya pada pertengahan abad ke-20. Neraca material melibatkan badan perencanaan (dalam kasus Uni Soviet: Gosplan) melakukan penelitian dari masukan dan bahan baku yang tersedia, menggunakan neraca keuangan untuk menyeimbangkannya dengan target keluaran yang ditentukan oleh industri, sehingga mencapai keseimbangan antara penawaran dan permintaan.[10]

Model Lange-Lerner-Taylor[sunting | sunting sumber]

Model ekonomi dikembangkan pada 1920-an dan 1930-an oleh ekonom Amerika Fred M. Taylor dan Abba Lerner, dan oleh ekonom Polandia Oskar Lange. Melibatkan suatu bentuk perencanaan yang didasarkan pada harga biaya marjinal. Dalam model Lange, dewan perencanaan pusat akan menetapkan harga kepada produsen barang melalui metode trial-and-error, menyesuaikan sampai harga sesuai dengan biaya marjinal. Bertujuan untuk mencapai keluaran efisien Pareto. Meskipun model ini sering digambarkan sebagai "sosialisme pasar", sebenarnya ini mewakili bentuk perencanaan "simulasi pasar".

Perencanaan dalam kapitalisme[sunting | sunting sumber]

Perencanaan intra-perusahaan dan intra-industri[sunting | sunting sumber]

Korporasi besar menggunakan perencanaan untuk mengalokasi sumber daya secara internal antardivisi dan cabangnya. Banyak juga perusahaan modern menggunakan analisis regresi untuk mengukur permintaan pasar untuk menyesuaikan harga dan menentukan jumlah optimal keluaran yang akan dipasok. Keusangan terencana sering disebut sebagai bentuk perencanaan ekonomi yang digunakan oleh perusahaan besar untuk meningkatkan permintaan produk yang akan datang dengan secara sengaja mengurangi jangka hidup operasional produknya.

Struktur internal korporasi digambarkan sebagai ekonomi komando terpusat yang menggunakan organisasi dan manajemen perencanaan hierarkis. Menurut J. Bradford DeLong, porsi signifikan dari transaksi di perekonomian Barat tidak melalui sesuatu yang mirip pasar. Banyak transaksi sebenarnya merupakan pergerakan nilai antara berbagai cabang dan divisi dalam korporasi, perusahaan dan lembaga. Selain itu, porsi signifikan aktivitas ekonomi direncanakan secara terpusat oleh manajer dalam perusahaan dalam bentuk perencanaan produksi dan manajemen pemasaran dimana permintaan konsumen diperkirakan, ditarget dan dimasukkan dalam rencana keseluruhan perusahaan; dan dalam bentuk perencanaan produksi.[11]

Dalam The New Industrial State, ekonom AS John Kenneth Galbraith menyatakan bahwa perusahaan besar mengatur harga dan permintaan konsumen atas produknya melalui metode statistik mutakhir. Galbraith juga menekankan bahwa karena teknologi yang semakin kompleks dan spesialisasi pengetahuan, manajemen semakin spesialitatif dan birokratis. Struktur internal korporasi dan perusahaan telah bertransformasi menjadi apa yang disebut "teknostruktur", ketika kelompok dan komite yang terspesialisasi adalah pembuat keputusan utama, dan manajer yang terspesialisasi, direktur dan penasihat keuangan beroperasi dibawah prosedur birokratik yang formal, menggantikan peran pengusaha individu (lihat juga: Intrapreneurship). Dia menyatakan bahwa gagasan usang "kapitalisme kewirausahaan" dan sosialisme demokratik (didefinisikan sebagai manajemen demokratis) adalah bentuk organisasi yang mustahil untuk mengatur sistem industri modern.[12]

Joseph Schumpeter, ekonom yang berkaitan dengan sekolah Austria dan sekolah institusional ekonomi, menyatakan bahwa perubahan alami aktivitas ekonomi - khususnya peningkatan birokratisasi dan spesialisasi yang dibutuhkan dalam produksi dan manajemen - merupakan alasan utama kenapa kapitalisme pada akhirnya akan berkembang menjadi sosialisme. Peran pebisnis menjadi lebih birokratis, dan fungsi spesifik dalam perusahaan membutuhkan pengetahuan yang semakin khusus yang dapat secara mudah disediakan pejabat negara dalam perusahaan yang dimiliki publik.

Dalam volume pertama Das Kapital, Karl Marx mengidentifikasi proses akumulasi kapital sebagai pusat hukum gerak kapitalisme. Meningkatkan kapasitas industri dari peningkatan keuntungan ke skala lebih lanjut mensosialisasikan produksi. Kapitalisme akhirnya mensosialisasikan buruh dan produksi ke titik dimana gagasan tradisional tentang kepemilikan pribadi dan produksi komoditas menjadi semakin tidak cukup untuk mengembangkan lebih jauh kapasitas produksi masyarakat,[13] mengharuskan munculnya ekonomi sosialis ketika alat produksi dimiliki secara sosial dan nilai lebih dikontrol oleh tenaga kerja.[14] Banyak sosialis melihat kecenderungan ini, utamanya peningkatan gejala menuju perencanaan ekonomi di perusahaan kapitalis, sebagai bukti semakin usangnya kapitalisme dan ketidakberdayaan cita-cita seperti kompetisi sempurna dalam ekonomi; dengan tahap selanjutnya dari evolusi yaitu penerapan perencanaan ekonomi dalam masyarakat luas.

Perencanaan pembangunan negara[sunting | sunting sumber]

Perencanaan pembangunan negara atau perencanaan nasional merujuk pada kebijakan makro ekonomi dan perencanaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan pasar atau mempromosikan pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi berbasis pasar. Ini melibatkan penggunaan kebijakan moneter, kebijakan industri dan kebijakan fiskal untuk "mengarahkan" pasar menuju keluaran target. Kebijakan industri termasuk langkah pemerintah "menuju peningkatan daya saing dan kemampuan perusahaan dalam negeri dan menganjurkan transformasi struktural."[15]

Berbeda dengan perencanaan sosialis, perencanaan pembangunan negara tidak menggantikan mekanisme pasar dan tidak menghilangkan penggunaan uang dalam produksi. Ini hanya berlaku pada kepemilikan pribadi dan perusahaan yang dimiliki publik di sektor ekonomi strategis dan berusaha untuk mengkoordinasikan kegiatan mereka secara tidak langsung dan insentif berbasis pasar (seperti keringanan pajak atau subsidi).

Perencanaan ekonomi dalam praktik[sunting | sunting sumber]

Uni Soviet[sunting | sunting sumber]

Ekonomi perencanaan model Soviet adalah sistem ekonomi ketika keputusan mengenai produksi dan investasi diwujudkan dalam rencana yang diformulasikan oleh Gosplan (Badan Perencanaan Negara) melalui proses material. Informasi ekonomi, termasuk permintaan konsumen dan kebutuhan sumber daya perusahaan, dijumlahkan dan digunakan untuk menyeimbangkan pasokan (dari sumber daya yang tersedia) dengan permintaan (berdasarkan kebutuhan masing-masing unit ekonomi dan perusahaan) melalui sistem pengulangan.

Ekonomi Soviet dioperasikan secara terpusat dan hierarkis. Instruksi diberikan kepada organisasi di tingkat yang lebih rendah. Hasilnya, model ekonomi Soviet sering disebut sebagai ekonomi komando atau ekonomi teratur karena instruksi rencana dilaksanakan melalui dorongan dalam struktur kekuasaan secara vertikal, di mana perencanaan memainkan sedikit peran fungsional dalam alokasi sumber daya.[8]

Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]

Amerika Serikat menggunakan perencanaan ekonomi selama Perang Dunia Pertama. Pemerintah Federal menambahkan sistem harga dengan alokasi sumber daya terpusat dan membentuk sejumlah lembaga baru untuk mengarahkan sektor ekonomi penting; khususnya Badan Pangan, Badan Bahan Bakar, Badan Kereta Api, dan Dewan Industri Perang.[16] Selama Perang Dunia Kedua, ekonomi AS mengalami pertumbuhan yang mengejutkan di bawah sistem perencanaan yang serupa. Pada periode setelah perang, pemerintah AS menggunakan langkah-langkah seperti Program Stabilisasi Ekonomi untuk secara langsung ikut campur dalam perekonomian untuk mengendalikan harga, upah, dan lainnya dalam berbagai sektor ekonomi.

Sejak dimulainya Perang Dingin sampai sekarang, Pemerintah Federal Amerika Serikat melakukan sejumlah investasi dan pendanaan dalam penelitian dan pengembangan (Litbang), terutama melalui Departemen Pertahanan. Pemerintah melaksanakan 50% litbang di Amerika Serikat,[17] dengan sektor publik milik negara mengembangkan sebagian besar teknologi yang kemudian menjadi dasar ekonomi sektor swasta. Sebagai hasilnya, Noam Chomsky telah merujuk model ekonomi Amerika Serikat sebagai bentuk Kapitalisme Negara.[18] Contohnya termasuk teknologi laser, internet, teknologi nano, telekomunikasi dan komputer. Sebagian besar penelitian mendasar dan komersialisasi hilir dibiayai oleh sektor publik. Termasuk penelitian di bidang lain, seperti kesehatan dan energi, dengan 75% dari sebagian besar obat-obatan inovatif dibiayai melalui Institusi Kesehatan Nasional.[19]

Macan Asia Timur[sunting | sunting sumber]

Model pengembangan ekonomi Macan Asia Timur melibatkan beberapa aspek perencanaan ekonomi dan investasi yang diarahkan negara dalam model yang kadang-kadang digambarkan sebagai "kapitalisme pembangunan negara" atau "Model Asia Timur".

Pemerintah Malaysia dan Korea Selatan menjalankan serangkaian rencana makro ekonomi (Rencana Malaysia Pertama dan Rencana Lima Tahun Korea Selatan) untuk secepatnya mengembangkan dan industrialisasi ekonomi campuran mereka.

Ekonomi Singapura sebagian didasarkan pada perencanaan ekonomi yang melibatkan kebijakan industri aktif pemerintah dan industri milik negara tingkat tinggi dalam ekonomi pasar bebas.

Prancis[sunting | sunting sumber]

Di bawah dirigisme, Prancis menggunakan perencanaan indikatif dan mendirikan sejumlah perusahaan negara di sektor strategis ekonomi. Konsep dibalik perencanaan indikatif yaitu identifikasi awal kelebihan pasokan, kemacetan dan kelangkaan, sehingga investasi negara dapat diubah pada waktu yang tepat untuk mengurangi terjadinya ketidakseimbangan pasar. Juga dengan tujuan mendapatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Di bawah sistem ini Prancis mengalami "Trente Glorieuses", periode kemakmuran ekonomi.

Inggris[sunting | sunting sumber]

Kebutuhan perencanaan ekonomi jangka panjang untuk mempromosikan efisiensi menjadi komponen utama dari pemikiran Partai Buruh sampai 1970-an. Partai Konservatif sebagian besar setuju, yang selanjutnya membentuk konsensus pascaperang atau perjanjian dua partai yang luas pada kebijakan utama.[20]

Kritik[sunting | sunting sumber]

Kritik paling penting dari perencanaan ekonomi datang dari ekonom Friedrich Hayek dan Ludwig von Mises. Hayek menyatakan bahwa perencana pusat tidak mungkin dapat menambahkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat rencana efektif dalam produksi karena mereka tidak terkena perubahan yang cepat dalam waktu dan lokasi tertentu dalam ekonomi. Mereka juga tidak biasa dengan kondisi tersebut. Proses penyampaian informasi kepada perencana oleh karenanya tidak efisien.[21]

Pendukung perencanaan ekonomi desentralisasi juga mengkritik perencanaan ekonomi terpusat. Misalnya, Leon Trotsky percaya bahwa perencana terpusat, bagaimanapun kapasitas intelektualnya, bekerja tanpa masukan dan partisipasi dari jutaan orang yang berpartisipasi dalam ekonomi, dan karenanya tidak dapat merespon kondisi lokal dengan cukup cepat untuk secara efektif mengkoordinasikan semua aktivitas ekonomi.[22]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Mandel, Ernest (September–October 1986). "In defense of socialist planning". New Left Review. New Left Review. I (159): 5–37. Planning is not equivalent to ‘perfect’ allocation of resources, nor ‘scientific’ allocation, nor even ‘more humane’ allocation. It simply means ‘direct’ allocation, ex ante. As such, it is the opposite of market allocation, which is ex post. 
  2. ^ Gregory, Paul R.; Stuart, Robert C. (2003). Comparing Economic Systems in the Twenty-First Century. Boston: Houghton Mifflin. hlm. 23–24. ISBN 0-618-26181-8. Centralization is commonly identified with plan and decentralization with market, but there is no simple relationship between the level of decision making and the use of market or plan as a coordinating mechanism. In some economies, it is possible to combine a considerable concentration of decision-making authority and information in a few large corporations with substantial state involvement and yet to have no system of planning as such...To identify an economy as planned does not necessarily reveal the prevalent coordinating mechanism, or for that matter, the degree of centralization in decision making. Both depend on the type of planning mechanism. 
  3. ^ Alec Nove (1987), "planned economy", The New Palgrave: A Dictionary of Economics, v. 3, pp. 879-80.
  4. ^ Ellman, Michael (1989). Socialist Planning. Cambridge University Press. hlm. 25. ISBN 0-521-35866-3. Planning in the traditional model is primarily an activity that takes place in physical terms. That is, it is concerned with allocating tonnes of this, cubic metres of that, etc. rather than being concerned with allocating financial flows. 
  5. ^ Bockman, Johanna (2011). Markets in the Name of Socialism: The Left-Wing Origins of Neoliberalism. Stanford University Press. hlm. 35. ISBN 978-0-8047-7566-3. 
  6. ^ Schweickart, David; Lawler, James; Ticktin, Hillel; Ollman, Bertell (1998). "Definitions of Market and Socialism". Market Socialism: The Debate Among Socialists. New York: Routledge. hlm. 58–59. ISBN 0-415-91967-3. For an Anti-Stalinist Marxist, socialism is defined by the degree to which the society is planned. Planning here is understood as the conscious regulation of society by the associated producers themselves. Put it differently, the control over the surplus product rests with the majority of the population through a resolutely democratic process... The sale of labour power is abolished and labour necessarily becomes creative. Everyone participates in running their institutions and society as a whole. No one controls anyone else. 
  7. ^ "Socialism: Utopian and Scientific". Marxists.org. In 1816, he declares that politics is the science of production, and foretells the complete absorption of politics by economics. The knowledge that economic conditions are the basis of political institutions appears here only in embryo. Yet what is here already very plainly expressed is the idea of the future conversion of political rule over men into an administration of things and a direction of processes of production. 
  8. ^ a b "Glossary of Terms: Command Economy". marxists.org. Marxists Internet Archive Encyclopedia.  For an overview of the Soviet experience, see Myant, Martin; Jan Drahokoupil (2010). Transition Economies: Political Economy in Russia, Eastern Europe, and Central Asia. Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell. hlm. 1–46. ISBN 978-0-470-59619-7. 
  9. ^ Dowlah, Abu F. (1992). "Theoretical Expositions of Centralized versus Decentralized Strands of Socialist Economic Systems". International Journal of Social Economics. Emerald. 19 (7/8/9): 210–258. doi:10.1108/EUM0000000000497. 
  10. ^ Montias, J. M. (1959). "Planning with Material Balances in Soviet-Type Economies". American Economic Review. 49 (5): 963–985. JSTOR 1813077. 
  11. ^ J. Bradford DeLong (1997). "The Corporation as a Command Economy" (PDF). UC Berkeley and National Bureau of Economic Research. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-04-18. Diakses tanggal 27 May 2013. 
  12. ^ Galbraith, John K. (2007) [1967]. The new industrial state. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 9780691131412. 
  13. ^ Marx and Engels Selected Works, Lawrence and Wishart, 1968, p. 40. Capitalist property relations put a "fetter" on the productive forces
  14. ^ Capital, Volume 1, by Marx, Karl. From "Chapter 32: Historical Tendency of Capitalist Accumulation": "Self-earned private property, that is based, so to say, on the fusing together of the isolated, independent laboring-individual with the conditions of his labor, is supplanted by capitalistic private property, which rests on exploitation of the nominally free labor of others, i.e., on wage-labor. As soon as this process of transformation has sufficiently decomposed the old society from top to bottom, as soon as the laborers are turned into proletarians, their means of labor into capital, as soon as the capitalist mode of production stands on its own feet, then the further socialization of labor and further transformation of the land and other means of production into socially exploited and, therefore, common means of production, as well as the further expropriation of private proprietors, takes a new form. That which is now to be expropriated is no longer the laborer working for himself, but the capitalist exploiting many laborers."
  15. ^ UNCTAD & UNIDO 2011, hlm. 34.
  16. ^ "Hugh Rockoff – U.S. Economy in World War I, 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-17. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  17. ^ Zeh, Jr., Herbert J. (1990). "The Federal Funding of R&D: Who Gets the Patent Rights?". JOM. The Minerals, Metals & Materials Society. 42 (4): 69. 
  18. ^ Chomsky, Noam (18 May 2005). "State and Corp". Z Net. Z Communications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 October 2012. 
  19. ^ Mazzucato, Mariana (June 25, 2013). "The Myth of the "Meddling" State". Public Finance International. Diakses tanggal January 5, 2014. 
  20. ^ Glen O'Hara, From dreams to disillusionment: economic and social planning in 1960s Britain (Palgrave Macmillan, 2007) online PhD version
  21. ^ Hayek, Friedrich (September 1945). "The use of knowledge in society". The American Economic Review. American Economic Association via JSTOR. 35 (4): 519–530. JSTOR 1809376. 
  22. ^ Writings 1932-33, P.96, Leon Trotsky.