Polisemi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Polisemi adalah relasi makna antarkata yang sering digunakan dalam beberapa kalimat atau konteks yang berbeda, atau suatu makna yang memiliki makna lebih dari satu. Misalnya kata mata yang digunakan untuk beberapa frasa atau kata majemuk misalnya mata rantai, mata kaki, dan mata pencaharian. Pola polisemi ini menunjukkan bahwa sebuah kata bisa mempunyai dua relasi makna atau lebih yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus diikutkan atau mengikuti kata lain.[1] Polisemi merupakan salah satu kajian dalam cabang linguistik kognitif yaitu semantik kognitif. Kata polisemi berasal dari bahasa Yunani pulosemous yang merupakan gabungan dan leksem poly yang berarti banyak dan sema yang berarti tanda. Polisemi merupakan satu leksem yang memiliki variasi makna yang sang terkait. Istilah polisemi pertama diperkenalkan oleh Breal pada tahun 1897 sebagai kajian pendorong utama dalam ilmu semantik. Polisemi adalah poros dalam analisis semantik yang tak pernah sepi dikaji oleh teori-teori linguistik yang bakembang, seperti teori struktural, transformasi-generatif, hingga teori kognitif.[2] Makna yang banyak dari sebuah kata yang polisemi itu masih ada sangkut pautnya dengan makna asal, karena dijabarkan dari komponen makna yang ada pada makna asal kata tersebut. Dalam kamus, kata yang polisemi didaftarkan sebagai entri mandiri yang memiliki makna tersendiri pula.[3]

Bentuk[sunting | sunting sumber]

Berbentuk kata dasar[sunting | sunting sumber]

Kata dasar yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami proses morfologi lainnya. Polisemi yang berbentuk kata dasar adalah kata yang sama, memiliki makna lebih dari satu dan belum mendapatkan imbuhan apapun. Contohnya kata kepala, untuk frasa kepala keluarga dan kepala badan pusat statistik.[4]

Berbentuk kata turunan[sunting | sunting sumber]

Kata turunan yang berpolisemi bisa terdapat dalam kata yang sudah berimbuhan, kata ulang dan kata majemuk.[4]

Kata berafiks (Imbuhan)[sunting | sunting sumber]

Kata berpolisemi yang sudah dimasukkan imbuhan awalan, sisipan, akhiran dan gabungan antara awalan dan akhiran. Contohnya adalah kata mendorong dalam kalimat Pemerintah akan mendorong pemberantasan korupsi dan Kementrian Ekonomi dan Perdagangan akan mendorong harga supaya stabil.[4]

Kata ulang[sunting | sunting sumber]

Kata yang polisemi tapi dalam bentuk kata ulang murni, kata ulang berubah bunyi, kata ulang sebagian dan kata ulang berimbuhan. Contohnya dalam kata langit-langit. Kalimat pertama langit-langit rumahku bocor dan langit-langit siang ini berwarna biru cerah.[4]

Kata Majemuk[sunting | sunting sumber]

Kata majemuk berpolisemi adalah gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan.[4]

Langkah analisis[sunting | sunting sumber]

  • Pemilahan makna yang terdapat dalam kata berpolisemi.
  • Penentuan makna dasar dari kata berpolisemi (prototipe).
  • Deskripsi hubungan antar makna dalam bentuk struktur polisemi.[5]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Yusri; R, Mantasiah (2020-07-01). Linguistik Mikro (Kajian Internal Bahasa Dan Penerapannya). Sleman: Deepublish. hlm. 92. ISBN 978-623-02-1314-4. 
  2. ^ Prayuda (2015-05-20). Linguistik Kognitif; Teori dan Praktik: Prayudha, MA. Sleman: Diandra Pustaka Indonesia. hlm. 15. ISBN 978-602-1612-28-6. 
  3. ^ Nugraheni, Aninditya Sri (2019-02-01). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif. Jakarta: Prenada Media. hlm. 65. ISBN 978-602-422-807-1. 
  4. ^ a b c d e Pasangio, Satria (2019-05-14). "Penggunaan Kata Bepolisemi pada Surat Kabar Harian Mercusuar". Bahasa dan Sastra (dalam bahasa Inggris). 5 (4): 18–19. ISSN 2302-2043. 
  5. ^ Riani, Rosalina Wahyu (Juni 2019). "Analisis Makna Kata Hana dan Bunga Sebagai Polisemi (Kajian Linguistik Kognitif)". Philosphica. 2 (1): 26. ISSN 2655-5662. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-13. Diakses tanggal 2021-01-31. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]