Premis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Premis merupakan istilah yang digunakan dalam landasan berpikir untuk menarik kesimpulan. Premis merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin preamissus yang memiliki arti maju.[1] Premis tersebut berupa rangkaian kalimat yang digunakan dalam logika untuk membuat kesimpulan. Istilah premis sering ditemukan dalam pembelajaran logika matematika.[2] Selain itu, premis merupakan anggapan yang dianggap benar sebagai dasar penarikan kesimpulan, hasilnya dapat digunakan sebagai landasan teoritis dalam berpikir. Oleh karena itu, premis bisa dijadikan asumsi dalam logika berpikir. Premis adalah suatu jalan untuk mencapai suatu kesimpulan melalui argumen. Premis merupakan bagian utama dalam logika berpikir, yang memiliki tujuan untuk menerima, menolak, atau menegaskan argumen yang salah atau benar.[3] Berdasarkan bentuknya premis dibagi menjadi dua. Pertama, premis major merupakan keterangan atau hasil pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis besar. Hasil pernyataan dari premis major sering dijadikan grand theory. Kedua, premis minor merupakan keterangan atau pernyataan khusus dari suatu pemikiran. Hasil dari premis minor biasanya disebut dengan istilah middle range theory.[4]

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Penguji validitas dan kebenaran[sunting | sunting sumber]

Hasil pemikiran bisa ditarik menjadi kesimpulan apabila dihasilkan secara ilmiah. Cara tersebut harus dihasilkan berdasarkan premis-premis yang dikumpulkan. Premis tersebut bisa berupa pernyataan, bukti, teori, atau data yang dapat menjamin dalam penarikan kesimpulan.[5]

Penelaahan konsep[sunting | sunting sumber]

Di dunia banyak sekali pengemuka yang menyatakan teori untuk suatu hal yang bersifat ilmiah. Perjalanan ide untuk diterima oleh banyak orang memerlukan konsep-konsep generalisasi yang sangat luas, juga menyaring fakta. Oleh karena itu diperlukan teknik patokan berpikir atau disebut premis.[4]

Penyusunan kerangka teori[sunting | sunting sumber]

Landasan teori disusun dengan menggunakan teori yang relevan dan masih berlaku. Penyajian premis dapat membantu untuk menyusun kerangka berpikir yang mendasar untuk menggiring ide terhadap pemecahan permasalahan. Hal-hal mengenai permasalahan tersebut disusun secara runut dalam rangkaian premis.[6]

Pengujian hipotesis[sunting | sunting sumber]

Semakin banyak premis yang ada, semakin banyak juga peluang untuk mengembangkan hipotesis. Kegiatan hipotesis merupakan proses pengujian perkembangan teori dengan menggunakan prosedur penelitian ilmiah. Selain itu, hipotesis juga berfungsi sebagai penentu ciri khas dalam sebuah penelitian, yang membedakan dengan penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sinambela, Pardomuan N. J. M. (2017-08-23). "Penarikan Kesimpulan dengan Metode Deduktif". GENERASI KAMPUS. 5 (1): 1. ISSN 2541-4038. 
  2. ^ Abdi, Husnul (2021-09-24). Shidqiyyah, Septika, ed. "Premis adalah Dasar Pemikiran, Kenali Penggunaannya dalam Logika Matematika". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-12-02. 
  3. ^ Jacob, Cornelis (2011-12-01). "Logika Informal: Pengembangan Penalaran Logis" (PDF). File UPI. hlm. 2. Diakses tanggal 2021-12-15. 
  4. ^ a b Daito, Apollo (2007-01-01). "Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/Tesis/Disertasi" (PDF). FE Budi Luhur. hlm. 20-21. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  5. ^ Maran, Rafael Raga (2007). Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo. hlm. 5. ISBN 978-979-759-940-9. 
  6. ^ a b Swantara, I Made Dira (2015-01-11). "Filsafat Ilmu 2" (PDF). Simdos UNUD. hlm. 15. Diakses tanggal 2021-02-12.