Salamanca

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Salamanca

Flag
(Bendera)

Coat of arms
(Lambang)
Region La Armuña
Provinsi Salamanca
Wilayah otonomi Castilla y León
Kode pos 37001-370xx
Koordinat
 - Koordinat:
 - LU/BB

40°58' U
5º40' B
Ketinggian 802 m
Luas 38,6 km²
Jarak 212 km ke Madrid
115 km ke Valladolid
Penduduk
 - Total (2003)
 - Kepadatan

157.906 orang (sensus 2003)
4090,8 orang/km²
Demonim Salmantino atau charro
Sungai Tormes
Arroyo Zurguén
Wali kota (2003- ) Julián Lanzarote (Partido Popular)
Salamanca: Plaza Mayor

Salamanca (populasi 160,331 (2005)) adalah sebuah kota Castilian di Spanyol tengah, ibu kota provinsi Salamanca di wilayah otonomi Castilla y León.

Kota ini didirikan pada zaman sebelum Roma oleh orang-orang Vaceos, sebuah suku setempat, sebagai satu dari sepasang benteng untuk mempertahankan wilayah mereka dekat Sungai Duero (benteng satunya lagi adalah Zamora). Pada abad ke-3 SM, Hannibal menyerang kota ini. Dengan jatuhnya Karthago ke tangan Roma, kota ini mulai menjadi pusat komersial penting.

Kota ini terletak di dataran tinggi dekat sungai Tormes, yang dilewati oleh sebuah jembatan sepanjang 500 kaki dengan 26 gapura, 15 di antaranya adalah berawal dari orang Roma, dan sisanya dibangun sejak abad ke-16.

Sebuah tempat yang penting di kota, Plaza Mayor dikenal sebagai ruang keluarga Salmantinos (penduduk Salamanca). Tempat tersebut dibangun oleh Andres Garcia de Quifiones pada awal abad ke-18; plaza ini dapat menampung 20.000 orang, dulu untuk menonton pertandingan banteng, sekarang untuk mengadakan konser, dan merupakan salah satu lapangan terbaik di Eropa. Salamanca sering dianggap sebagai salah satu kota Renaisans paling spektakuler di Eropa. Selama berabad-abad bangunan "batupasir" (sandstone) memancarkan warna keemasan yang memberikan Salamanca nama julukan La Ciudad Dorada, kota emas.


Pada 1218, Alfonso IX dari Castilia mendirikan universitas Kristen pertama di Iberia di kota ini, yaitu Universitas Salamanca, (gambar, kanan bawah), yang kini mendapatkan kembali gengsinya yang pernah hilang di bawah Franco, ketika Salamanca dijadikan kubu pertahanan para pendukungnya. Di bawah perlindungan Alfonso X yang terpelajar, kekayaan dan reputasinya menjadi sangat terkenal (1252-1282). Sekolah-sekolah hukum gereja dan hukum sipilnya menarik mahasiswa bahkan dari Universitas Paris dan Bologna. Pada puncak kemashyuran universitas ini, pada abad ke-16, satu dari lima penduduk Salamanca terdaftar sebagai mahasiswanya, dan kekayaan kota ini tergantung pada kekayaan universitas ini.

Pada masa Christopher Columbus memberikan kuliah mengenai penemuan-penemuannya, Hernán Cortés belajar di Salamanca, namun pulang ke rumahnya pada 1501 dalam usia 17 tahun, tanpa menyelesaikan studinya, serta mencari-cari apa yang bisa dikerjakannya. {Sekitar sepuluh tahun kemudian, conquistador Francisco Vásquez de Coronado dilahirkan di kota ini.) Para sarjana Universitas ini, yang sangat dipengaruhi oleh filsuf Skotlandia yang berbasis di Paris John Mair, menetapkan dalam hukum Spanyol (pada Konsili di Burgos, 1512) hak untuk hidup dan kebebasan para penduduk asli Amerika. Barangkali ini adalah pernyataan internasional pertama mengenai hak-hak asasi manusia. Miguel de Unamuno pernah menjadi mahasiswa di sini, seperti halnya juga dengan Miguel de Cervantes. Sementara belajar di Salamanca pada 1527, Ignatius Loyola diperhadapkan ke komisi gerejawi dengan tuduhan bersimpati dengan para alumbrados ("mereka yang mengalami pencerahan"), tetapi lolos hanya dengan sebuah peringatan. Pada berikutnya, St. Yohanes Salib belajar di Salamanca; begitu pula penyair dan penulis Mateo Aleman.

Bagian depan dari Universidad de Salamanca

Di biara Augustinian terletak kuburan Pangeran dan Putri de Monterrey, oleh Alessandro Algardi.

Dalam Perang Jazirah, bagian dari perang Napoleon, Pertempuran Salamanca yang terjadi pada 22 Juli 1812 merupakan kegagalan yang serius bagi Prancis, dan kegagalan besar bagi Salamanca, yang markas baratnya rusak parah.

Kota ini cukup besar untuk memberikan berbagai keuntungan dari sebuah kota sungguhan, tetapi pada saat yang sama kota ini mempertahankan keintiman kehidupan sebuah desa. Sejak 1923, "Los Charros" (yang resminya bernama Union Deportiva Salamanca (Persatuan Olahraga Salamanca), menjadi tim sepak bola dari kota ini.

Di Salamanca, penduduknya dikatakan bicara bahasa Spanyol paling murni di Spanyol, yakni bahasa Castilian, sebuah reputasi yang dimiliki bersama Valladolid. Oleh karena itu Salamanca banyak dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh dunia yang ingin belajar bahasa Spanyol.

Sejak 1996, Salamanca ditetapkan sebagai tempat arsip Perang Saudara Spanyol (Archivo General de la Guerra Civil Española). Arsip ini dikumpulkan oleh rezim Francois, yang diperoleh secara selektif dari bagian administratif dari berbagai lembaga dan organisasi pada masa Perang Saudara Spanyol sebagai sebuah pernagkat penindas yang digunakan terhadap berbagai kelompok dan individu yang menentang: kaum republikan dari berbagai pihak, para anggota perserikatan, kaum komunis, liberal, Freemason, nasionalis Basque dan Catalonia, dll. [1]

Pada 2002 Salamanca bersama dengan Bruges mendapatkan gelar Ibu kota Budaya Eropa.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Universitas:

Museum:

Edisi elektronik koran-koran lokal: