Satelit alami

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Satelit alami adalah objek angkasa yang mengorbit sebuah planet, planet katai, atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya (atau bahkan terkadang satelit alami lainnya).[1] Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Satelit alami juga dapat disebut sebagai bulan, yang merupakan turunan dari istilah Bulan yang merupakan satelit Bumi. Di sisi lain, Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi suatu benda langit.

Dalam Tata Surya, terdapat 137 satelit alami dengan berbagai ukuran yang mengorbit 6 planet (Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit alami). Selain itu, sejumlah planet katai seperti Pluto, Eris, dan Haumea juga memiliki satelit. Pada bulan Maret 2016, diketahui terdapat 297 satelit planet minor.[2]5 satelit alami terbesar yang pernah ditemukan manusia adalah: Ganimede (Jupiter), Titan (Saturnus), Kalisto (Jupiter), Io (Jupiter), serta Bulan (Bumi).

Secara umum massa satelit alami jauh lebih kecil dibandingkan benda utamanya. Namun, massa Bulan melebihi 1% massa Bumi, dan massa Charon mencapai hampir seperdelapan massa Pluto. Untuk kasus kedua, satelit yang terkait cukup besar sehingga kedua benda mengorbit suatu titik diluar Pluto, dan sejumlah ahli astronomi menganggap kedua benda adalah planet katai ganda. Namun, menurut definisi Persatuan Astronomi Internasional][3] Charon dianggap sebagai satelit Pluto.

Di antara seluruh satelit alami di Tata Surya, 22 diketahui memiliki massa yang cukup besar sehingga dapat runtuh membentuk benda bundar melalui gravitasinya sendiri.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ [No title found], doi:10.7554/elife.27590.011, diakses tanggal 2023-07-21 
  2. ^ Asteroids with satellites - http://www.johnstonsarchive.net/astro/asteroidmoons.html | Diakses 13 Maret 2016
  3. ^ http://www.iau.org/public_press/news/release/iau0601/