Sejarah Gereja Ortodoks

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sejarah Gereja Ortodoks Timur dapat ditelusuri kembali pada masa Tuhan Yesus Kristus dan para Rasul. Para Rasul tersebut menunjuk para penerusnya yang dikenal sebagai para uskup dan nantinya mereka pun akan menunjuk para uskup lainnya sebagai penerus, hal tersebut diketahui sebagai Suksesi Apostolik. Lalu seiring waktu berjalan, Lima Patriarkat dibentuk untuk mengatur dan mengorganisir dunia Kekristenan dan empat dari patriarkat ini masih tetap menjadi gereja Ortodoks. Kekristenan Ortodoks menggapai puncak keemasannya pada masa Abad Kuno Akhir (sejak abad ke-3 hingga abad ke-8) yang merupakan masa ketika diselenggarakannya Konsili Ekumenis, ketika perdebatan teologis dan keagamaan diatasi, saat para Bapa Gereja masih hidup dan menghasilkan karya keagamaannya, dan saat bentuk-bentuk peribadatan gereja ditetapkan bentuk utuh dan permanennya (yang kemudian menjadi ritual ibadah dan liturgi yang terus diadakan hingga masa kini).

Di masa awal Abad Pertengahan, para misionaris Ortodoks menyebarkan Kekristenan ke wilayah utara seperti Bulgaria, Serbia, Rusia, dan bangsa-bangsa lainnya. Akan tetapi, pada saat yang sama, kerenggangan terjadi di antara empat patriarkat dengan Gereja Latin di Roma, yang pada puncaknya memicu Skisma Akbar antara keempat patriarkat Gereja Ortodoks dengan Gereja Katolik Roma pada abad ke-11. Kemudian di akhir abad pertengahan, Kejatuhan Konstantinopel mengakibatkan sebagian besar wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Ortodoks Timur berada dalam kendali dan kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki. Sementara itu, di Rusia dan beberapa wilayah Balto-Slavik lainnya, Kekristenan Ortodoks Timur terus berjaya dan semakin berkembang pesat. Ketika Kekaisaran Ottoman mengalami kemunduran pada abad ke-19, bangsa yang mayoritasnya beragama Kristen Ortodoks Timur banyak mendeklarasikan kemerdekaannya dan mengusahakan terbentuknya gereja-gereja otokefali baru di wilayah selatan, tenggara, dan timur Eropa.

Yurisdiksi Gereja Ortodoks Timur dengan jumlah penganut terbesar dipegang oleh Gereja-gereja Ortodoks Rusia dan Rumania. Komunitas Gereja Ortodoks Timur tertua yang masih tetap bertahan hingga saat ini adalah Gereja Ortodoks Georgia, Gereja Ortodoks Konstantinopel, Gereja Ortodoks Aleksandria, dan Gereja Ortodoks Yerusalem.[1][2][3]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tomas Spidlik, The Spirituality of the Christian East: A systematic handbook, Cistercian Publications, Kalamazoo, Michigan, 1986. ISBN 0-87907-879-0
  2. ^ Kallistos Ware, The Orthodox Church, St. Vladimir's Seminary Press, London, 1995. ISBN 978-0-913836-58-3
  3. ^ Robert Payne, The Holy Fire: The Story of the Fathers of the Eastern Church, St. Vladimir's Seminary Press, 1997. ISBN 978-0-913836-61-3