Semong

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Semong (bahasa Devayan: Smong) adalah istilah tradisional masyarakat di Pulau Simeulue, Aceh, untuk menyebut sebuah gelombang laut besar yang melanda setelah sebuah gempa bumi menghantam (Tsunami). Istilah ini berasal dari bahasa Devayan, bahasa asli masyarakat Simeulue.

Kearifan lokal ini menjadi populer sebagai salah satu faktor di belakang minimnya jumlah korban di Simeulue pada saat gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Simeulue sendiri sudah pernah dilanda tsunami pada tahun 1907, dan istilah ini secara turun-temurun diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai sebuah peringatan.[1]

Syair[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Simeulue memiliki syair tersendiri untuk memperingatkan datangnya smong, salah satunya:[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Widianto, Stanley (15 Oktober 2018). "Indonesia's Indigenous Languages Hold the Secrets of Surviving Disaster". Foreign Policy. Diakses tanggal 20 Oktober 2018. 
  2. ^ Karokaro, Ayat (20 Desember 2014). "Kearifan Lokal Selamatkan Warga Simeulue dari Amukan Tsunami". mongabay.co.id. Diakses tanggal 20 Oktober 2018. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]