Orang Yamato

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Suku Yamato)
Yamato
大和民族
Yamato-no-Takeru, pangeran dari Dinasti Yamato.
Jumlah populasi
Sekitar 124,76 juta[1]
Daerah dengan populasi signifikan
Suku asli
Kepulauan Jepang Jepang
Perantauan
Amerika Brasil,  Amerika Serikat
Bahasa
Jepang
Agama
Kelompok etnik terkait

Suku Yamato (大和民族, Yamato-minzoku) atau Suku Tenson (天孫民族, Tenson-minzoku) adalah suku bangsa asli yang dominan di Jepang.

Istilah ini mulai digunakan sejak akhir abad ke-19 untuk membedakan antara penduduk daratan Jepang, dari suku bangsa minoritas lain yang tinggal di wilayah periferal Jepang, seperti suku Ainu, Ryukyu, Nivkh, Ulta, serta orang Korea, Taiwan, dan pribumi Taiwan yang masuk menjadi warga Kekaisaran Jepang pada awal abad ke-20.

Nama "Yamato" berasal dari Tahta Yamato yang ada di Jepang pada abad ke-4. Sebenarnya ini merupakan nama daerah asal di mana orang-orang Yamato pertama kali menetap di Prefektur Nara.

Pada abad ke-6, Suku Yamato sebagai salah satu dari banyak suku dari berbagai asal usul yang pernah mengkolonisasi Jepang pada zaman prasejarah, mulai mendirikan negara dengan model negara-negara di Tiongkok dari Dinasti Sui dan Tang, yaitu pusat pengaruh politik Asia Timur pada saat itu. Ketika pengaruh Yamato meluas, bahasa mereka menggantikan Bahasa Jepang Kuno dan menjadi bahasa umum yang dipakai secara luas. Sementara Bahasa Ryukyu dari Kepulauan Ryukyu, telah berpisah dari Bahasa Jepang Kuno antara abad ke-3 dan ke-5.

Terdapat kontroversi mengenai apakah suku Ryukyu bagian dari Yamato, mengidentifikasi mereka sebagai suku bangsa yang independen, atau sebagai subgrup yang bersama-sama dengan Yamato merupakan kesukuan Jepang karena banyaknya kesamaan yang dekat di bidang genetika dan kebahasaan. Shinobu Origuchi (折口信夫, Origuchi Shinobu) berpendapat bahwa suku Ryukyu adalah "proto-Jepang" (原日本人, gen nippon jin), sedangkan Yanagita Kunio memperkirakan bahwa mereka adalah sub-grup yang menetap di Kepulauan Ryukyu sementara gelombang migrasi utama bergerak ke utara untuk menetap di kepulauan Jepang dan menjadi suku Yamato.

Konsep «keturunan murni» sebagai kriteria untuk keunikan Yamato minzoku mulai diperbincangkan sekitar tahun 1880 di Jepang, yaitu sekitar waktu beberapa ilmuwan Jepang mulai mengadakan penyelidikan eugenika (yuuseigaku).[2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Världens 100 största språk 2010" (100 Bahasa Terbesar di Dunia Tahun 2010), di Nationalencyklopedin (dari jumlah penutur bahasa di daratan Jepang)
  2. ^ http://sitemaker.umich.edu/jennifer.robertson/files/blood_talks__eugenic_modernity_anthro___hist_2002.pdf